Magelang: Perwakilan Umat Buddha Indonesia (Walubi) tidak sepenuhnya sepakat dengan rencana penaikkan tiket masuk ke stupa Candi Borobudur. Walubi mencemaskan penaikan tiket akan menyebabkan kecemburuan sosial.
“Kita semua umat Buddha itu merasakan kaget, karena kami tidak mau menimbulkan kecemburuan sosial,” jelas Koordinator Publikasi Dewan Pimpinan Pusat Walubi Rusli Tan,” Kamis, 9 Juni 2022.
Menurut Tan, selama ini umat Buddha Candi Borobudur yang juga sebagai tempat ibadah dikunjungi ribuan wisatawan setiap hari. Pasalnya, Candi Borobudur sudah milik semua umat sebagai warisan dunia yang sangat indah dan kaya akan nilai sejarah.
Selain itu, bagi umat Buddha, keberadaan para wisatawan yang mengunjungi Candi Borobudur juga memberikan banyak manfaat ekonomi bagi masyarakat sekitar.
Baca: Harga Tiket Naik ke Stupa Candi Borobudur Dikeluhkan Warga Magelang
Rusli pun mengritik pemerintah yang berencana membatasi jumlah pengunjung untuk naik ke stupa Candi Borobudur dengan meningkatkan harga tiket. Menurutnya, hal ini bisa berdampak pada sisi ekonomi, khususnya par pedagang mikro, kecil, dan menengah di sekitar kawasan candi.
Ia khawatir rencana penaikan harga tiket akan mengurungkan niat masyarakat berkunjung ka candi Buddha terbesar di dunia itu.
“Kalau yang berpenghasilan UMR gimana mau bawa keluarga sama anak-anak berwisata ke Candi Borobudur?” tanya Rusli.
Dia pun menyarankan pemerintah untuk meninjau ulang keputusan untuk menaikkan tarif tiket bagi wisatawan yang ingin naik ke stupa Candi Borobudur. Keputusan ini akan berdampak banyak kepada warga sekitar candi yang selama ini menggantungkan hidupnya dengan dunia pariwisata.
“Kita mungkin lebih khawatir menyinggung perasaan masyarakat sekitarnya,” saran Rusli.
Magelang: Perwakilan Umat Buddha Indonesia (Walubi) tidak sepenuhnya sepakat dengan rencana penaikkan tiket masuk ke stupa
Candi Borobudur. Walubi mencemaskan penaikan tiket akan menyebabkan kecemburuan sosial.
“Kita semua umat Buddha itu merasakan kaget, karena kami tidak mau menimbulkan kecemburuan sosial,” jelas Koordinator Publikasi Dewan Pimpinan Pusat Walubi Rusli Tan,” Kamis, 9 Juni 2022.
Menurut Tan, selama ini umat Buddha Candi Borobudur yang juga sebagai tempat ibadah dikunjungi ribuan wisatawan setiap hari. Pasalnya, Candi Borobudur sudah milik semua umat sebagai warisan dunia yang sangat indah dan kaya akan nilai sejarah.
Selain itu, bagi umat Buddha, keberadaan para wisatawan yang mengunjungi Candi Borobudur juga memberikan banyak manfaat ekonomi bagi masyarakat sekitar.
Baca: Harga Tiket Naik ke Stupa Candi Borobudur Dikeluhkan Warga Magelang
Rusli pun mengritik pemerintah yang berencana membatasi jumlah pengunjung untuk naik ke stupa Candi Borobudur dengan meningkatkan harga tiket. Menurutnya, hal ini bisa berdampak pada sisi ekonomi, khususnya par pedagang mikro, kecil, dan menengah di sekitar kawasan candi.
Ia khawatir rencana penaikan harga tiket akan mengurungkan niat masyarakat berkunjung ka candi Buddha terbesar di dunia itu.
“Kalau yang berpenghasilan UMR gimana mau bawa keluarga sama anak-anak berwisata ke Candi Borobudur?” tanya Rusli.
Dia pun menyarankan pemerintah untuk meninjau ulang keputusan untuk menaikkan tarif tiket bagi wisatawan yang ingin naik ke stupa Candi Borobudur. Keputusan ini akan berdampak banyak kepada warga sekitar candi yang selama ini menggantungkan hidupnya dengan dunia pariwisata.
“Kita mungkin lebih khawatir menyinggung perasaan masyarakat sekitarnya,” saran Rusli.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WHS)