Anyer: Status Gunung Anak Krakatau (GAK) di Perairan Selat Sunda, Banten, waspada Level II dengan ketinggian asap 1.500 meter.
"Kami minta warga pesisir pantai Anyer dan Carita tetap waspada," kata Kepala Pos Pemantau Gunung Anak Krakatau (GAK) di Pasauran Anyer Banten, Deni Mardiono, Minggu, 6 Februari 2022.
Penetapan waspada Level II itu baik wisatawan, nelayan maupun pelaku pelayaran tidak boleh mendekati pusat kawah gunung karena cukup membahayakan keselamatan jiwa.
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Bandung merekomendasikan radius dua meter dari kawasan gunung tersebut.
Aktivitas kegempaan GAK sepanjang Minggu, berdasarkan hasil rekaman seismograf dengan letusan tujuh kali, hembusan berkisar antara 25 sampai 50 meter juga amplitudo 0,5-42 mm, delapan kali vulkanik dangkal dan tujuh kali hembusan.
Baca juga: Gorontalo Peringatkan Pendatang Tak Pakai Surat Tes Covid-19 Palsu
Karena itu, pihaknya meminta wisatawan, nelayan, maupun pelaku pelayaran tidak mendekati pusat kawah gunung karena cukup berbahaya.
"Kami sudah menyampaikan imbauan kewaspadaan itu kepada pemerintah daerah," jelasnya.
Menurut dia, saat ini letusan erupsi GAK tidak mengeluarkan lava pijar juga suara dentuman. Aktivitas kegempaan vulkanik yang memicu letusan erupsi GAK, karena siklus periode empat tahunan. Letusan erupsi GAK terakhir pada 2018.
Dengan demikian, kata dia, aktivitas kegempaan vulkanik GAK harus waspadai dengan mengikuti anjuran yang dikeluarkan pemerintah daerah setempat juga melakukan pemantauan GAK. Selain itu masyarakat pesisir tetap tenang dan tidak terpancing informasi yang menyesatkan dan hoaks.
"Kami minta warga pesisir pantai tetap tenang menyusul terjadi erupsi GAK," jelasnya.
Anyer: Status
Gunung Anak Krakatau (GAK) di Perairan Selat Sunda, Banten, waspada Level II dengan ketinggian asap 1.500 meter.
"Kami minta warga pesisir pantai Anyer dan Carita tetap waspada," kata Kepala Pos Pemantau Gunung Anak Krakatau (GAK) di Pasauran Anyer Banten, Deni Mardiono, Minggu, 6 Februari 2022.
Penetapan waspada Level II itu baik wisatawan, nelayan maupun pelaku pelayaran tidak boleh mendekati pusat kawah gunung karena cukup membahayakan keselamatan jiwa.
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Bandung merekomendasikan radius dua meter dari kawasan gunung tersebut.
Aktivitas kegempaan GAK sepanjang Minggu, berdasarkan hasil rekaman seismograf dengan letusan tujuh kali, hembusan berkisar antara 25 sampai 50 meter juga amplitudo 0,5-42 mm, delapan kali vulkanik dangkal dan tujuh kali hembusan.
Baca juga:
Gorontalo Peringatkan Pendatang Tak Pakai Surat Tes Covid-19 Palsu
Karena itu, pihaknya meminta wisatawan, nelayan, maupun pelaku pelayaran tidak mendekati pusat kawah gunung karena cukup berbahaya.
"Kami sudah menyampaikan imbauan kewaspadaan itu kepada pemerintah daerah," jelasnya.
Menurut dia, saat ini letusan erupsi GAK tidak mengeluarkan lava pijar juga suara dentuman. Aktivitas kegempaan vulkanik yang memicu letusan erupsi GAK, karena siklus periode empat tahunan. Letusan erupsi GAK terakhir pada 2018.
Dengan demikian, kata dia, aktivitas kegempaan vulkanik GAK harus waspadai dengan mengikuti anjuran yang dikeluarkan pemerintah daerah setempat juga melakukan pemantauan GAK. Selain itu masyarakat pesisir tetap tenang dan tidak terpancing informasi yang menyesatkan dan hoaks.
"Kami minta warga pesisir pantai tetap tenang menyusul terjadi erupsi GAK," jelasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(MEL)