Cirebon : Wali Kota Cirebon Nasrudin Azis, mengakui menerima surat permintaan dana sebesar Rp800 juta, yang mengatasnamakan Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Kepresidenan Mochtar Ali Ngabalin.
Dalam surat yang menggunakan stempel dan kop Kantor Staf Presiden (KSP) itu, disebutkan permintaan dana sebesar Rp800 juta, untuk kegiatan santunan anak yatim piatu.
"Iya benar ada suratnya. Saya sendiri baru tahu dua hari yang lalu," ujar Azis, Selasa 5 April 2022.
Baca: Menipu 2 Petani Hingga Puluhan Juta Rupiah, Pedagang Bawang Ditangkap
Namun menurut Azis, ia tidak menghiraukan surat tersebut. Ia yakinsurat tersebut penipuan.
Azis mengatakan tidak mungkin lembaga sebesar KSP meminta urunan dana kepada kepala daerah. "Masa negara minta uang begitu," kata Azis.
Azis juga yakin, surat tersebut tidak ada keterkaitannya dengan Ali Mochtar Ngabalin, seperti yang tercantum dalam surat.
Sampai saat ini, Aziz juga belum mengetahui siapa sebenarnya yang mengirimkan surat permohonan dana tersebut. Pihaknya juga tidak melakukan konfirmasi kepada pihak KSP.
"Karena saya yakin, ini penipuan. Jadi saya nggak lakukan klarifikasi ke KSP," kata Azis.
Cirebon : Wali Kota Cirebon Nasrudin Azis, mengakui menerima
surat permintaan dana sebesar Rp800 juta, yang mengatasnamakan Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Kepresidenan Mochtar Ali Ngabalin.
Dalam surat yang menggunakan stempel dan kop Kantor Staf Presiden (KSP) itu, disebutkan permintaan dana sebesar Rp800 juta, untuk kegiatan santunan anak yatim piatu.
"Iya benar ada suratnya. Saya sendiri baru tahu dua hari yang lalu," ujar Azis, Selasa 5 April 2022.
Baca: Menipu 2 Petani Hingga Puluhan Juta Rupiah, Pedagang Bawang Ditangkap
Namun menurut Azis, ia tidak menghiraukan surat tersebut. Ia yakinsurat tersebut penipuan.
Azis mengatakan tidak mungkin lembaga sebesar KSP meminta urunan dana kepada kepala daerah. "Masa negara minta uang begitu," kata Azis.
Azis juga yakin, surat tersebut tidak ada keterkaitannya dengan Ali Mochtar Ngabalin, seperti yang tercantum dalam surat.
Sampai saat ini, Aziz juga belum mengetahui siapa sebenarnya yang mengirimkan surat permohonan dana tersebut. Pihaknya juga tidak melakukan konfirmasi kepada pihak KSP.
"Karena saya yakin, ini penipuan. Jadi saya nggak lakukan klarifikasi ke KSP," kata Azis.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WHS)
