Yogyakarta: Sejumlah sudut Malioboro Yogyakarta mulai dipadati aktivitas pedagang kaki lima atau PKL sejak sekitar sepekan terakhir. Sebelum ini aktivitas di kawasan wisata di Kota Yogyakarta itu nyaris tanpa aktivitas pedagang akibat pandemi covid-19.
Seorang PKL Malioboro, Suradi, mengatakan terpaksa harus kembali berjualan setelah libur lebih dari dua bulan. Meski demikian ia mengaku konsumen yang singgah ke lapaknya masih bisa dihitung jari.
"Masih sepi. Kadang tak ada yang mampir. Mungkin karena masih sedikit wisatawan," kata Suradi di Malioboro, Jumat, 5 Juni 2020.
Baca: Pemkot Bekasi Simulasi New Normal di Pusat Perbelanjaan
Ia berusaha menerima situasi itu, menurut dia hal utama yang harus dilakukan saat ini saling menjaga agar tidak terjangkit covid-19. Suradi juga menggunakan masker dan membawa hand sanitizer sebagai bentuk mematuhi protokol kesehatan.
"Semua pedagang memang kena dampaknya. Semoga nanti kalau sudah new normal wisatawan bisa mulai datang dan ada konsumen lagi," jelasnya.
Sementara Wakil Wali Kota Yogyakarta, Heroe Poerwadi, mengatakan sepi berbagai obyek wisata termasuk Malioboro karena tidak ada wisatawan dari luar daerah. Situasi itu membuat pengusaha hingga pedagang harus menutup sementara usahanya.
Heroe mengatakan mulai bergeliatnya Malioboro, wisatawan termasuk pedagang harus patuh dengan protokol kesehatan, baik memakai masker, jaga jarak, dan membersihkan tangan. Ia mengatakan telah jalin komunikasi dengan kelompok pedagang di Malioboro sebagai bagian persiapan situasi normal baru.
"Protokol (kesehatan) harus dijalankan di Malioboro. Komunitas (pedagang) pun sangat siap untuk menata diri menghadapi tatanan kehidupan normal baru," ungkap Heroe.
Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Sri Sultan Hamengku Buwono X mengungkapkan, pemerintah tak pernah menutup aktivitas wisata. Ia mengatakan sepinya kunjungan di berbagai obyek wisata karena dampak covid-19.
Sultan berpesan kembali beraktivitasnya pedagang di Malioboro bisa ikut menjalankan upaya pencegahan virus korona. Ia mengatakan, pemilihan situasi, termasuk perekonomian dan pariwisata di Yogyakarta akan membutuhkan waktu dan proses.
"Beberapa daerah masih PSBB, jadi warga (wisatawan) masih dilarang bepergian. Silakan (pedagang di Malioboro bisa kembali beraktivitas) asal memenuhi syarat protokol kesehatan," jelas Sultan.
Yogyakarta: Sejumlah sudut Malioboro Yogyakarta mulai dipadati aktivitas pedagang kaki lima atau PKL sejak sekitar sepekan terakhir. Sebelum ini aktivitas di kawasan wisata di Kota Yogyakarta itu nyaris tanpa aktivitas pedagang akibat pandemi covid-19.
Seorang PKL Malioboro, Suradi, mengatakan terpaksa harus kembali berjualan setelah libur lebih dari dua bulan. Meski demikian ia mengaku konsumen yang singgah ke lapaknya masih bisa dihitung jari.
"Masih sepi. Kadang tak ada yang mampir. Mungkin karena masih sedikit wisatawan," kata Suradi di Malioboro, Jumat, 5 Juni 2020.
Baca:
Pemkot Bekasi Simulasi New Normal di Pusat Perbelanjaan
Ia berusaha menerima situasi itu, menurut dia hal utama yang harus dilakukan saat ini saling menjaga agar tidak terjangkit covid-19. Suradi juga menggunakan masker dan membawa hand sanitizer sebagai bentuk mematuhi protokol kesehatan.
"Semua pedagang memang kena dampaknya. Semoga nanti kalau sudah new normal wisatawan bisa mulai datang dan ada konsumen lagi," jelasnya.
Sementara Wakil Wali Kota Yogyakarta, Heroe Poerwadi, mengatakan sepi berbagai obyek wisata termasuk Malioboro karena tidak ada wisatawan dari luar daerah. Situasi itu membuat pengusaha hingga pedagang harus menutup sementara usahanya.
Heroe mengatakan mulai bergeliatnya Malioboro, wisatawan termasuk pedagang harus patuh dengan protokol kesehatan, baik memakai masker, jaga jarak, dan membersihkan tangan. Ia mengatakan telah jalin komunikasi dengan kelompok pedagang di Malioboro sebagai bagian persiapan situasi normal baru.
"Protokol (kesehatan) harus dijalankan di Malioboro. Komunitas (pedagang) pun sangat siap untuk menata diri menghadapi tatanan kehidupan normal baru," ungkap Heroe.
Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Sri Sultan Hamengku Buwono X mengungkapkan, pemerintah tak pernah menutup aktivitas wisata. Ia mengatakan sepinya kunjungan di berbagai obyek wisata karena dampak covid-19.
Sultan berpesan kembali beraktivitasnya pedagang di Malioboro bisa ikut menjalankan upaya pencegahan virus korona. Ia mengatakan, pemilihan situasi, termasuk perekonomian dan pariwisata di Yogyakarta akan membutuhkan waktu dan proses.
"Beberapa daerah masih PSBB, jadi warga (wisatawan) masih dilarang bepergian. Silakan (pedagang di Malioboro bisa kembali beraktivitas) asal memenuhi syarat protokol kesehatan," jelas Sultan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(DEN)