Yogyakarta: Dinas Lingkungan Hidup Kota Yogyakarta terus mengintensifkan pemangkasan pohon perindang jelang musim hujan. Pemotongan pohon berusia tua guna mengantisipasi potensi pohon tumbang akibat angin kencang atau hujan deras.
"Setiap hari, ada petugas yang rutin melakukan pemangkasan dan terus diintensifkan menjelang musim hujan. Kami lakukan pemangkasan terhadap pohon perindang milik Pemkot Yogyakarta," kata Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Yogyakarta Suyana, melansir Antara, Kamis, 17 Oktober 2019.
Ia menjelaskan pemangkasan pohon perindang jelang musim hujan diprioritaskan untuk pohon yang memiliki tinggi lebih dari sembilan meter dengan tajuk yang rimbun. Kategori pohon rawan tumbang apabila tingginya melebihi 12 meter dan ditandai dengan batang keropos atau tumbuh jamur.
"Sebelum dipangkas, dicek dulu kondisi batang pohonnya. Karena beberapa hari lalu ada pohon tumbang meski tidak ada angin atau hujan," lanjut dia.
Menurut Suyana terdapat sekitar 18 ribu pohon perindang milik Pemkot Yogyakarta dengan berbagai jenis. Pohon tersebut biasanya ditanam di tepi jalan dan diberi tanda berupa cat putih di batang dan tidak boleh ditebang sembarangan oleh warga.
Sedangkan bagi masyarakat yang memiliki pohon dengan tajuk yang cukup rindang juga diimbau untuk segera melakukan pemangkasan. "Untuk pohon di persil pribadi, menjadi tanggung jawab pemilik," katanya.
Meskipun demikian, kata dia, jika masyarakat membutuhkan bantuan DLH untuk melakukan pemangkasan pohon, bisa mengajukan permohonan. "Saat ini, kami memiliki empat kru pemangkasan dibantu tiga kru pemangkas dari swasta," ungkapnya.
Selain itu, ia berharap agar Kampung Tangguh Bencana (KTB) yang ada di wilayah juga mengintensifkan pemantauan, khususnya terhadap pohon yang berpotensi tumbang saat musim hujan untuk kemudian memberitahukan kepada pemilik agar melakukan pemangkasan.
"Masih banyak pohon perindang berusia tua yang ada di permukiman penduduk. Terkadang, pemilik kurang perhatian atau bahkan pemilik tidak berada di tempat sehingga tidak mengetahui kondisi pohon," pungkasnya.
Yogyakarta: Dinas Lingkungan Hidup Kota Yogyakarta terus mengintensifkan pemangkasan pohon perindang jelang musim hujan. Pemotongan pohon berusia tua guna mengantisipasi potensi pohon tumbang akibat angin kencang atau hujan deras.
"Setiap hari, ada petugas yang rutin melakukan pemangkasan dan terus diintensifkan menjelang musim hujan. Kami lakukan pemangkasan terhadap pohon perindang milik Pemkot Yogyakarta," kata Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Yogyakarta Suyana, melansir
Antara, Kamis, 17 Oktober 2019.
Ia menjelaskan pemangkasan pohon perindang jelang musim hujan diprioritaskan untuk pohon yang memiliki tinggi lebih dari sembilan meter dengan tajuk yang rimbun. Kategori pohon rawan tumbang apabila tingginya melebihi 12 meter dan ditandai dengan batang keropos atau tumbuh jamur.
"Sebelum dipangkas, dicek dulu kondisi batang pohonnya. Karena beberapa hari lalu ada pohon tumbang meski tidak ada angin atau hujan," lanjut dia.
Menurut Suyana terdapat sekitar 18 ribu pohon perindang milik Pemkot Yogyakarta dengan berbagai jenis. Pohon tersebut biasanya ditanam di tepi jalan dan diberi tanda berupa cat putih di batang dan tidak boleh ditebang sembarangan oleh warga.
Sedangkan bagi masyarakat yang memiliki pohon dengan tajuk yang cukup rindang juga diimbau untuk segera melakukan pemangkasan. "Untuk pohon di persil pribadi, menjadi tanggung jawab pemilik," katanya.
Meskipun demikian, kata dia, jika masyarakat membutuhkan bantuan DLH untuk melakukan pemangkasan pohon, bisa mengajukan permohonan. "Saat ini, kami memiliki empat kru pemangkasan dibantu tiga kru pemangkas dari swasta," ungkapnya.
Selain itu, ia berharap agar Kampung Tangguh Bencana (KTB) yang ada di wilayah juga mengintensifkan pemantauan, khususnya terhadap pohon yang berpotensi tumbang saat musim hujan untuk kemudian memberitahukan kepada pemilik agar melakukan pemangkasan.
"Masih banyak pohon perindang berusia tua yang ada di permukiman penduduk. Terkadang, pemilik kurang perhatian atau bahkan pemilik tidak berada di tempat sehingga tidak mengetahui kondisi pohon," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(MEL)