Makassar: Tim Reaksi Cepat (TRC) Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Kota Makassar berencana mengembalikan anak yang dengan dipaksa mengemis oleh ibunya, SR, 9, ke keluarganya.
Kordinator TRC P2TP2A, Makmur, mengatakan pengembalian tersebut tersebut agar SR bisa tumbuh dan berkembang normal seperti pada umumnya.
"Pertimbangannya kita harus melihat tumbuh kembang anak, yang harus hidup dalam sebuah keluarga," kata Makmur di Makassar, Sulawesi Selatan, Jumat, 13 Desember 2019.
Makmur menjelaskan jika pihaknya tidak langsung menyerahkan anak itu kepada keluarganya. Tim dari P2TP2A bakal melakukan kunjungan kepada keluarga korban.
Menurut Makmur hal itu dilakukan untuk memastikan agar saat penyerahan ada sanak keluarga dari anak tersebut yang bakal merawat dan memastikan eksploitasi tidak terulang.
"Kita akan berkordinasi dengan polsek serta pemerintah setempat untuk berkunjung dan mengawasi anak itu (setelah diserahkan)," jelas Makmur.
Makmur mengatakan jika dalam perawatan keluarga anak tersebut masih mengalami eksploitasi ekonomi dan kekerasan fisik, maka pihaknya tidak akan segan-segan menempuh langkah hukum.
"Alternatif terakhir ke panti, itupun kalau tidak ada keluarga yang mau menerima," ungkap Makmur.
Saat ini anak yang viral setelah video pemukulan terhadap SR, oleh ibu kandungnya itu berada di rumah aman P2TP2A. Kondisi anak itu saat ini sudah mulai membaik. Bahkan SR sudah masuk sekolah seperti biasa.
Hanya saja SR yang saat ini masih belum pulih 100 persen masih harus mendapatkan pengawasan dari Dinas Perlindungan Anak, sehingga, masih diantar dan dijemput saat pulang ke sekolah.
Makassar: Tim Reaksi Cepat (TRC) Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Kota Makassar berencana mengembalikan anak yang dengan dipaksa mengemis oleh ibunya, SR, 9, ke keluarganya.
Kordinator TRC P2TP2A, Makmur, mengatakan pengembalian tersebut tersebut agar SR bisa tumbuh dan berkembang normal seperti pada umumnya.
"Pertimbangannya kita harus melihat tumbuh kembang anak, yang harus hidup dalam sebuah keluarga," kata Makmur di Makassar, Sulawesi Selatan, Jumat, 13 Desember 2019.
Makmur menjelaskan jika pihaknya tidak langsung menyerahkan anak itu kepada keluarganya. Tim dari P2TP2A bakal melakukan kunjungan kepada keluarga korban.
Menurut Makmur hal itu dilakukan untuk memastikan agar saat penyerahan ada sanak keluarga dari anak tersebut yang bakal merawat dan memastikan eksploitasi tidak terulang.
"Kita akan berkordinasi dengan polsek serta pemerintah setempat untuk berkunjung dan mengawasi anak itu (setelah diserahkan)," jelas Makmur.
Makmur mengatakan jika dalam perawatan keluarga anak tersebut masih mengalami eksploitasi ekonomi dan kekerasan fisik, maka pihaknya tidak akan segan-segan menempuh langkah hukum.
"Alternatif terakhir ke panti, itupun kalau tidak ada keluarga yang mau menerima," ungkap Makmur.
Saat ini anak yang viral setelah video pemukulan terhadap SR, oleh ibu kandungnya itu berada di rumah aman P2TP2A. Kondisi anak itu saat ini sudah mulai membaik. Bahkan SR sudah masuk sekolah seperti biasa.
Hanya saja SR yang saat ini masih belum pulih 100 persen masih harus mendapatkan pengawasan dari Dinas Perlindungan Anak, sehingga, masih diantar dan dijemput saat pulang ke sekolah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(DEN)