Dengan memakai alat pemadam ala kadarnya petugas BPBD dan warga desa Oro-Oro Omboh, Pronojiwo, berupaya memadamkan kobaran api yang membakar hutan pinus gunung Semeru di kabupaten Lumajang, Jatim, Selasa (28/10). ANTARA FOTO/ Cucuk Donartono
Dengan memakai alat pemadam ala kadarnya petugas BPBD dan warga desa Oro-Oro Omboh, Pronojiwo, berupaya memadamkan kobaran api yang membakar hutan pinus gunung Semeru di kabupaten Lumajang, Jatim, Selasa (28/10). ANTARA FOTO/ Cucuk Donartono

Kebakaran Gunung Semeru Belum Bisa Dipadamkan

Antara • 21 Oktober 2019 10:46
Lumajang: Kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di Gunung Semeru, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur belum bisa dipadamkan akibat angin kencang dan banyaknya semak kering dampak musim kemarau sejak beberapa bulan terakhir.
 
"Petugas terus berusaha untuk memadamkan kebakaran di Blok Bantengan dan Blok Poo Doyong di kawasan Seksi Pengelolaan Taman Nasional (SPTN) wilayah III Resort Ranupani Taman Nasional Bromo Tengger Semeru," kata Kepala Bidang Pencegahan Kesiapsiagaan dan Logistik BPBD Lumajang Wawan Hadi Siswoyo di Lumajang, Minggu, 20 Oktober 2019.
 
Wawan mengatakan sulitnya memadamkan api di Gunung Semeru karena masalah luasan lahan terbakar yang mencapai ratusan hektare. Sehingga petugas sulit menjangkau seluruh titik api.

"Hingga kini luas yang terdampak kebakaran mencapai 115 hektare, sehingga proses pemadaman terus dilakukan oleh petugas di lapangan," jelas Wawan.
 
Selain membakar semak kering, karhutla juga membakar tumbuhan krinyu, serasah dan rumput, genggeng, akasia dan cemara gunung dengan jarak sumber air ke titik api sekitar empat kilometer. Pemadaman juga dibantu oleh petugas TNBTS, anggota Polsek Senduro, Koramil Senduro, TRC PB BPBD Lumajang, dan masyarakat.
 
"Petugas juga menggunakan berbagai peralatan untuk memadamkan karhutla di antaranya jet shooter, gepyok, sabit, parang, dan beberapa mobil untuk membantu pemadaman kebakaran tersebut," jelas Wawan.
 
Wawan menambahkan proses pemadaman terus dilakukan, kemudian untuk meenghentikan penyebaran api di buatkan sekat bakar, namun angin yang sangat kencang menyebabkan kebakaran semakin meluas.
 
"Faktor keselamatan paling utama dalam memadamkan kebakaran hutan, sehingga selanjutnya akan dilakukan patroli rutin untuk pemantauan kawasan hutan yang rawan terhadap bahaya kebakaran," pungkas Wawan. (Syahrum Latupono)
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(DEN)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan