Gunungkidul: Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) mencatat bantuan air bersih yang telah terdistribusi ke masyarakat sekitar 18 juta liter. Jumlah itu terdistribusi ke warga terdampak kekeringan di belasan kecamatan.
"Total sudah ada 3.605 tangki (air bersig) yang disalurkan. Setiap tangkinya berisi 5.000 liter sehingga diakumulasikan lebih dari 18 juta liter air bersih," kata Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik, BPBD Kabupaten Gunungkidul, Sumadi, saat dihubungi, Jumat, 13 Oktober 2023.
Dia menjelaskan bantuan air bersih itu didistribusikan pada masyarakat di 35 desa yang ada di 14 kecamatan. Jumlah bantuan itu baik dari BPBD maupun pihak ketiga yang berkoordinasi dengan lembaga tersebut.
"Total target penyaluran 1.026 tangki dari BPBD terdistribusi sebanyak 612 tangki," jelasnya.
Ia mengungkapkan ada empat kecamatan yang sampai saat ini belum mengajukan bantuan air bersih, yakni Kecamatan Patuk, Playen, Semanu, dan Wonosari. Sementara dari total 18 kecamatan di wilayah itu, 14 di antaranya telah secara berkala dikirim bantuan air bersih.
Menurut dia masih ada sisa kuota bantuan 414 tangki air bersih yang dimiliki BPBD Kabupaten Gunungkidul. Pihaknya belum mengajukan tambahan anggaran lagi ke pemerintah setempat.
"Kami masih bertahan dengan pagu yang ada. Nanti kalau sudah habis bisa minta tambahan melalui (skema anggaran) Belanja Tidak Terduga (BTT)," ungkapnya.
Sampai saat ini berbagai pihak masih membantu memenuhi kebutuhan pasokan air bersih warga Gunungkidul. Baik dari kelompok masyarakat, sekolah, hingga perguruan tinggi. Selain itu, ada juga kecamatan yang mampu mengirim bantuan mandiri air bersih ke warganya.
"Sampai sekarang kapanewon (kecamatan) yang bisa melakukan dropping mandiri telah menyalurkan bantuan sebanyak 2.777 tangki, lalu pihak swasta 216 tangki," ujarnya.
Saat ini, Kabupaten Gunungkidul masih berstatus siaga darurat kekeringan hingga 30 November 2023. Perpanjangan status darurat itu akan jadi dasar apabila BPBD mengajukan tambahan anggaran untuk penanganan dampak kemarau.
Gunungkidul: Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa
Yogyakarta (DIY) mencatat bantuan
air bersih yang telah terdistribusi ke masyarakat sekitar 18 juta liter. Jumlah itu terdistribusi ke warga terdampak kekeringan di belasan kecamatan.
"Total sudah ada 3.605 tangki (air bersig) yang disalurkan. Setiap tangkinya berisi 5.000 liter sehingga diakumulasikan lebih dari 18 juta liter air bersih," kata Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik, BPBD Kabupaten Gunungkidul, Sumadi, saat dihubungi, Jumat, 13 Oktober 2023.
Dia menjelaskan bantuan air bersih itu didistribusikan pada masyarakat di 35 desa yang ada di 14 kecamatan. Jumlah bantuan itu baik dari BPBD maupun pihak ketiga yang berkoordinasi dengan lembaga tersebut.
"Total target penyaluran 1.026 tangki dari BPBD terdistribusi sebanyak 612 tangki," jelasnya.
Ia mengungkapkan ada empat kecamatan yang sampai saat ini belum mengajukan bantuan air bersih, yakni Kecamatan Patuk, Playen, Semanu, dan Wonosari. Sementara dari total 18 kecamatan di wilayah itu, 14 di antaranya telah secara berkala dikirim bantuan air bersih.
Menurut dia masih ada sisa kuota bantuan 414 tangki air bersih yang dimiliki BPBD Kabupaten Gunungkidul. Pihaknya belum mengajukan tambahan anggaran lagi ke pemerintah setempat.
"Kami masih bertahan dengan pagu yang ada. Nanti kalau sudah habis bisa minta tambahan melalui (skema anggaran) Belanja Tidak Terduga (BTT)," ungkapnya.
Sampai saat ini berbagai pihak masih membantu memenuhi kebutuhan pasokan air bersih warga Gunungkidul. Baik dari kelompok masyarakat, sekolah, hingga perguruan tinggi. Selain itu, ada juga kecamatan yang mampu mengirim bantuan mandiri air bersih ke warganya.
"Sampai sekarang kapanewon (kecamatan) yang bisa melakukan dropping mandiri telah menyalurkan bantuan sebanyak 2.777 tangki, lalu pihak swasta 216 tangki," ujarnya.
Saat ini, Kabupaten Gunungkidul masih berstatus siaga darurat kekeringan hingga 30 November 2023. Perpanjangan status darurat itu akan jadi dasar apabila BPBD mengajukan tambahan anggaran untuk penanganan dampak kemarau.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(DEN)