Acara yang berlangsung di Benteng Fort Rotterdam, Makassar, Sulawesi Selatan ini memasuki tahap ketiga atau akhir kegiatan pada 22-25 Februari 2024. Istimewa
Acara yang berlangsung di Benteng Fort Rotterdam, Makassar, Sulawesi Selatan ini memasuki tahap ketiga atau akhir kegiatan pada 22-25 Februari 2024. Istimewa

Bacarita Digital Angkat Keragaman Pangan Nusantara

Whisnu Mardiansyah • 25 Februari 2024 19:04
Makassar: Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) berkolaborasi dengan Rumata Artspace menggelar lokakarya Bacarita Digital Volume Dua "Kekayaan Pangan Nusantara".
 
Acara yang berlangsung di Benteng Fort Rotterdam, Makassar, Sulawesi Selatan ini memasuki tahap ketiga atau akhir kegiatan pada 22-25 Februari 2024. Bacarita Digital tahap ketiga ini merupakan rangkaian dari Bacarita tahap satu yang telah berlangsung pada bulan Juli 2023 dan tahap kedua pada bulan September-Oktober 2023.
 
Bacarita Digital Volume Dua merupakan serangkaian lokakarya mengenai kekayaan pangan lokal di Indonesia yang kemudian diproduksi menjadi narasi-narasi alternatif dari kawasan Timur Indonesia melalui media audio visual. Kegiatan ini juga menjadi penanda penting perjalanan Rumata’ yang telah berusia 13 tahun tepat pada 18 Februari 2024 lalu.
 
Acara tahun ini membawa tema "Kekayaan Pangan Nusantara". Bacarita Digital Volume Dua berlatar belakang pada beragamnya varian pangan lokal yang dapat menjadi fondasi kedaulatan dan ketersediaan pangan bangsa Indonesia. Sehingga mengurangi ketergantungan impor serta sebagai antisipasi terjadinya perubahan iklim dan krisis kesehatan.
 
Baca: Keberagaman Kekayaan Budaya Bangsa, WBI Gelar Perayaan Cap Go Meh
 
Direktur Perfilman, Musik, dan Media, Ahmad Mahendra mengatakan, kegiatan lokakarya seperti ini dirasa semakin memiliki peranan kuat dalam menyebarluaskan nilai keunggulan Indonesia.  
Menurut Mahendra, melalui sarana inovatif yang diselenggarakan oleh Rumata ArtSpace diharapkan dapat tersebar luas narasi dari setiap kekayaan daerah di Nusantara.
 
“Dengan mengangkat keberagaman varian pangan lokal melalui media audio visual, Bacarita Digital dapat menjadi sumber pengetahuan baru kepada masyarakat tentang apa yang terkandung di Nusantara sehingga dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk kepentingan seluruh masyarakat Indonesia,” ujar Mahendra.
 
Lebih lanjut, Mahendra mengungkapkan, karya konten digital yang dicetuskan dalam Bacarita Digital akan menjadi penyemangat kepada kreator lainnya guna membentuk ide karya tentang keindonesiaan maupun kebudayaan sesuai perkembangan zaman terkini.
 
Dalam kesempatan yang berbeda, Direktur Program Bacarita Digital, Rachmat Mustamin menjelaskan, gelaran kegiatan ini ingin menegaskan seluruh masyarakat dapat bersikap menjadi produsen konten daripada sekadar konsumen konten sehingga berkontribusi memperkaya nilai maupun makna hidup.
 
“Kami berharap proses lokakarya produksi konten ini dapat bermanfaat sekaligus berlanjut untuk merawat pengetahuan yang kita miliki dari ragam wilayah di Indonesia,” ucap Rachmat.
 
Dalam Bacarita Digital Volume Dua, terpilih lima komunitas kreator digital hasil akurasi ketat Rumata’ ArtSpace. Yaitu Pakopi (Gowa, Sulawesi Selatan), Katakerja (Makassar, Sulawesi Selatan), Tepian Kolektif (Berau, Kalimantan Timur), Bapalok (Kupang, NTT), dan Wanu Sinema (Seram Bagian Timur, Maluku).
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WHS)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan