Petugas berusaha memadamkan api yang membakar lahan gambut di Desa Peulanteun, Kecamatan Bubon, Aceh Barat, Aceh. (ANT/SYIFA YULINNAS)
Petugas berusaha memadamkan api yang membakar lahan gambut di Desa Peulanteun, Kecamatan Bubon, Aceh Barat, Aceh. (ANT/SYIFA YULINNAS)

Karhutla di Aceh Mencapai 56 Hektare

Antara • 07 Agustus 2019 09:19
Meulaboh: Musibah kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Kabupaten Aceh Barat, hingga Selasa malam, 6 Agustus 2019 mencapai 56 hektare. Api karhutla sulit dikendalikan dan masih dilakukan pemadaman.
 
Melansir Antara, lokasi terparah karhutla terjadi di Desa Peulanteu, Seuneubok Trap dan Desa Suak Pangkat, Kecamatan Bubon. Luasan lahan yang terbakar mencapai puluhan hektare. 
 
"Untuk Selasa siang, ada satu lagi titik kebakaran baru di Kecamatan Meureubo, Aceh Barat. Luas kebakaran lahannya mencapai lima hektare," kata Koordinator Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Aceh Barat, Mashuri, di Meulaboh, Aceh Barat, Rabu, 7 Agustus 2019.
   
Dia menerangkan lokasi baru yang terbakar merupakan lahan tanaman palawija jenis ubi dan sudah siap panen. Diduga lahan tersebut sengaja dibakar oleh pemilik lahan. 

"Kami masih terus melakukan pendataan, karena luas lahan yang terbakar memang sangat luas," imbuh Mashuri.
 
Bupati Aceh Barat Ramli MS meminta Badan Penanggulangan Bencana Nasional (BNPB) segera menurunkan tim untuk membantu upaya pemadaman karhutla yang terjadi selama satu bulan. Dia mengatakan lahan yang terbakar mencapai 50 hektare di tiga kecamatan di antaranya Kecamatan Meureubo, Johan Pahlawan dan Bubon.
 
"Saya sudah surati BPBA dan BNPB agar segera membantu pemadaman api di Aceh Barat, minimal ada hujan buatan atau penyiraman air dari udara," kata Ramli di Meulaboh.
 
Dia menerangkan karhutla di Aceh Barat terjadi sejak awal Juli hingga awal Agustus 2019. Upaya pemadaman sulit dilakukan karena lahan gambut yang terbakar semakin luas. 
 
Ramli mengaku pihaknya telah berupaya memadamkan api. Namun api masih berkobar karena keterbatasan sarana dan prasarana. 
 
Selain itu, menurutnya, anggaran pemerintah daerah untuk operasional pemadaman juga menipis. Dia khawatir sebaran api semakin meluas bila permintaan bantuan tidak direspon pemerintah pusat. 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(LDS)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan