Yogyakarta: Puluhan mahasiswa Papua di Yogyakarta menggelar demonstrasi pada Sabtu 31 Agustus 2019. Demonstrasi yang digelar sekitar tiga jam itu berlangsung damai.
Massa mulai berkumpul di kawasan Tugu Yogyakarta sekitar pukul 11.00 WIB. Mereka bergerak melintasi Jalan Mengkubumi sekitar pukul 12.00 WIB. Dari sana, mereka lantas masuk ke Jalan Malioboro.
Massa yang cukup banyak membuat Polisi menutup akses lalu lintas di Jalan Malioboro hingga titik nol kilometer Yogyakarta. Koordinator aksi Rizaldi Ageng mengatakan demonstrasi merupakan respons atas tindakan rasialisme yang diterima masyarakat Papua beberapa waktu lalu.
"(Masyarakat) Indonesia pernah dipanggil monyet oleh Belanda. Lalu ada Afrika dijadikan budak bangsa eropa. Tuntutan kita juga menghapuskan rasisme," kata Rizaldi selepas aksi di Jalan Malioboro, Sabtu, 31 Agustus 2019.
Para demonstran meminta Polisi menyelesaikan kasus tindakan rasialisme yang diterima mahasiswa Papua di Surabaya, Jawa Timur. Mereka juga meminta pemerintah membuka akses bagi jurnalis nasional dan internasional.
"Kami juga menuntut penarikan militer dari Papua. Kami juga dapat kabar sejumlah warga meninggal, meski pun kami belum dapat data pastinya," ujarnya.
Wakil Kepala Polda DIY Brigadir Jenderal Karyoto mengatakan ratusan personel dikerahkan mengamankan aksi. Polisi berjaga untuk mengantisipasi potensi provokasi dari pihak tak bertanggung jawab.
"Kami sifatnya mengawasi. mereka butuh pengamanan kan, apalagi ini masih jadi soal sensitif," ungkapnya.
Karyoto mengatakan Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta telah berkomitmen menerima mahasiswa dan pelajar asal Papua. Polisi pun menjamin keamanan mereka.
"Prinsipnya warga negara berhak mengeluarkan pendapat dan sudah dijamin oleh undang-undang," ujarnya.
Yogyakarta: Puluhan mahasiswa Papua di Yogyakarta menggelar demonstrasi pada Sabtu 31 Agustus 2019. Demonstrasi yang digelar sekitar tiga jam itu berlangsung damai.
Massa mulai berkumpul di kawasan Tugu Yogyakarta sekitar pukul 11.00 WIB. Mereka bergerak melintasi Jalan Mengkubumi sekitar pukul 12.00 WIB. Dari sana, mereka lantas masuk ke Jalan Malioboro.
Massa yang cukup banyak membuat Polisi menutup akses lalu lintas di Jalan Malioboro hingga titik nol kilometer Yogyakarta. Koordinator aksi Rizaldi Ageng mengatakan demonstrasi merupakan respons atas tindakan rasialisme yang diterima masyarakat Papua beberapa waktu lalu.
"(Masyarakat) Indonesia pernah dipanggil monyet oleh Belanda. Lalu ada Afrika dijadikan budak bangsa eropa. Tuntutan kita juga menghapuskan rasisme," kata Rizaldi selepas aksi di Jalan Malioboro, Sabtu, 31 Agustus 2019.
Para demonstran meminta Polisi menyelesaikan kasus tindakan rasialisme yang diterima mahasiswa Papua di Surabaya, Jawa Timur. Mereka juga meminta pemerintah membuka akses bagi jurnalis nasional dan internasional.
"Kami juga menuntut penarikan militer dari Papua. Kami juga dapat kabar sejumlah warga meninggal, meski pun kami belum dapat data pastinya," ujarnya.
Wakil Kepala Polda DIY Brigadir Jenderal Karyoto mengatakan ratusan personel dikerahkan mengamankan aksi. Polisi berjaga untuk mengantisipasi potensi provokasi dari pihak tak bertanggung jawab.
"Kami sifatnya mengawasi. mereka butuh pengamanan kan, apalagi ini masih jadi soal sensitif," ungkapnya.
Karyoto mengatakan Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta telah berkomitmen menerima mahasiswa dan pelajar asal Papua. Polisi pun menjamin keamanan mereka.
"Prinsipnya warga negara berhak mengeluarkan pendapat dan sudah dijamin oleh undang-undang," ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(DRI)