Tangerang: SDN Malangnengah II Kecamatan Pagedangan, Kabupaten Tangerang, Banten, menyatakan telah memprediksa sejumlah kelas akan roboh. Ruangan yang dipakai oleh kelas 3,4, dan 5 itu sudah dikosongkan sejak seminggu lalu.
“Sudah kita antisipasi. Sejak 4 November 2019, kebijakan sekolah kegiatan belajar mengajar dibagi ke dua shift pagi dan siang,” ucap Kepala SDN Malangnengah II, Saiful Haris, Selasa, 12 November 2019.
Menurut Saiful kondisi ruang kelas yang rusak diperparah dengan hujan deras dan angin kencang yang terjadi pada 31 Oktober hingga awal November 2019. Sejak saat itu, sekolah mengambil langkah pencegahan guna meminimalisasi jatuhnya korban.
Pantauan di lokasi, robohnya bangunan sekolah itu terjadi pada bagian belakang kelas. Hampir seluruh genting pada bagian belakang kelas roboh. Sementara bagian depan tampak retakan-retakan.
“Dugaannya pergerakan tanah. Karena kemarau panjang tanah-tanah retak dan ketika hujan deras berturut-turut struktur bangunan menjadi bergerak,” kata dia.
Karena pergerakan itu, sejumlah tembok bangunan pecah dan retak besar. Sehingga Sekolah mengambil kebijakan untuk menampung siswa pada kelas 3,4 dan 5 ke kelas 1,2 dan 6 yang dibagi ke dalam dua termin belajar.
“Setelah hujan hebat dua hari berturut-turut di awal November, tembok-tembok kelas di unit satu pecah. Selanjutnya kami rapat dengan dewan guru dan menyepakati kegiatan belajar dibagi dua. Untungnya sudah kami antisipasi jadi tidak sampai ada korban dan kejadiannya juga sore pukul 18.00 wib,” terang dia.
Tangerang: SDN Malangnengah II Kecamatan Pagedangan, Kabupaten Tangerang, Banten, menyatakan telah memprediksa sejumlah kelas akan roboh. Ruangan yang dipakai oleh kelas 3,4, dan 5 itu sudah dikosongkan sejak seminggu lalu.
“Sudah kita antisipasi. Sejak 4 November 2019, kebijakan sekolah kegiatan belajar mengajar dibagi ke dua shift pagi dan siang,” ucap Kepala SDN Malangnengah II, Saiful Haris, Selasa, 12 November 2019.
Menurut Saiful kondisi ruang kelas yang rusak diperparah dengan hujan deras dan angin kencang yang terjadi pada 31 Oktober hingga awal November 2019. Sejak saat itu, sekolah mengambil langkah pencegahan guna meminimalisasi jatuhnya korban.
Pantauan di lokasi, robohnya bangunan sekolah itu terjadi pada bagian belakang kelas. Hampir seluruh genting pada bagian belakang kelas roboh. Sementara bagian depan tampak retakan-retakan.
“Dugaannya pergerakan tanah. Karena kemarau panjang tanah-tanah retak dan ketika hujan deras berturut-turut struktur bangunan menjadi bergerak,” kata dia.
Karena pergerakan itu, sejumlah tembok bangunan pecah dan retak besar. Sehingga Sekolah mengambil kebijakan untuk menampung siswa pada kelas 3,4 dan 5 ke kelas 1,2 dan 6 yang dibagi ke dalam dua termin belajar.
“Setelah hujan hebat dua hari berturut-turut di awal November, tembok-tembok kelas di unit satu pecah. Selanjutnya kami rapat dengan dewan guru dan menyepakati kegiatan belajar dibagi dua. Untungnya sudah kami antisipasi jadi tidak sampai ada korban dan kejadiannya juga sore pukul 18.00 wib,” terang dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(MEL)