Pelantikan Gubernur Sulawesi Tengah Longki Djanggola (kiri) dan Wakil Gubernur Sulawesi Tengah Sudarto (kanan) Foto: Ant/Widodo S. Jusuf
Pelantikan Gubernur Sulawesi Tengah Longki Djanggola (kiri) dan Wakil Gubernur Sulawesi Tengah Sudarto (kanan) Foto: Ant/Widodo S. Jusuf

Serahkan Pengejaran Santoso ke Polri, Gubernur Sulteng: Bukan Lepas Tangan

Githa Farahdina • 16 Juni 2016 18:33
medcom.id, Jakarta: Gubernur Sulawesi Tengah Longki Janggola punya pekerjaan rumah soal keamanan di wilayahnya. Kelompok teroris Santoso masih berkeliaran di daerah yang resmi ia pimpin setelah dilantik Presiden Joko Widodo, hari ini 16 Juni.
 
Longki mengaku, urusan gembong teroris Santoso bukan domain dirinya sebagai kepala daerah. Menurut dia, keamanan menjadi tugas pokok TNI dan Polri.
 
"Bukan berarti kami lepas tangan. Kami men-support sekaligus memberikan sumbangan untuk menangkal pergerakan Santoso," kata Longki Janggola usai dilantik di Istana Negara, Jakarta Pusat, Kamis (16/6/2016).
 
Dukungan diberikan melalui peran masyarakat lokal. Artinya, masyarakat dilibatkan guna mempersempit ruang gerak Santoso. Saat ini, pergerakan Santoso diklaim tak seperti dulu.
 
Longki bahkan mengklaim kelompok Santoso sudah terdesak. "Hampir boleh dikatakan sudah tidak memiliki apa-apa. Tapi masih bisa hidup," ujar dia.
 
Semua jalur logistik ke tempat persembunyian Santoso disebut sudah diputus. Namun, Operasi Tinombala dan lain-lain terkait Santoso masih tetap dilanjutkan.
 
Kelompok teroris Santoso memang sudah lama menjadi target Polri. Sayang, hingga saat ini Polisi maupun TNI belum berhasil menangkap gembong teroris itu.
 
Beberapa kali tim sempat terlibat bakutembak. Beberapa kali, anggota kelompok teroris Santoso meregang nyawa dalam bakutembak.
 
Beberapa waktu lalu, Kapolri Jenderal Badrodin Haiti sempat menyatakan kelompok Santoso mulai terdesak. Mereka yang bersembunyi dalam hutan sudah mulai kesulitan mendapatkan bahan makanan. Bahkan, dua anggota Santoso tertangkap tim gabungan saat mencuri makanan di Kampung Baru, Desa Padalembara, Kecamatan Posi Pesisir Selatan, beberapa waktu lalu.
 
Namun, Badrodin mengakui tim menemui kesulitan dalam pengejaran Santoso. Salah satu kendala ialah medan yang sulit ditempuh.
 
Sementara itu, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme Komisaris Jenderal Tito Karnavian menyebut personel kelompok Santoso sudah berkurang. Ia bahkan menyatakan kelompok Santoso kini sudah terpecah menjadi kelompok kecil akibat kontak senjata dengan personel TNI dan Polri.

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(TTD)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan