Yogyakarta: Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Klimatologi, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), memperkirakan puncak musim hujan 2021 di wilayah DIY berlansung hingga pertengahan Februari. Masyarakat diminta meningkakan kewaspadaan akan potensi cuaca ekstrem.
"Analisis BMKG menunjukkan kondisi dinamika atmosfer yang tidak stabil dalam beberapa hari ke depan dapat meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan di kabupaten/kota Wilayah DIY," jelas Kepala Stasiun Klimatologi Sleman Yogyakarta, Reni Kraningtyas, Selasa, 9 Februari 2021.
Baca juga: Pasokan Air Minum di Denpasar Terganggu Akibat Banjir Lumpur
Fenomena tersebut disebabkan munculnya pusat tekanan rendah di Australia bagian Utara dan munculnya sirkulasi siklonik di Barat Sumatera Utara dan Timur Kalimantan. Keadaan ini membentuk daerah perlambatan/pertemuan kecepatan angin (konvergensi) yang memanjang di perairan selatan Jawa sehingga meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan di wilayah DIY.
Berdasarkan kondisi tersebut, BMKG Stasiun Klimatologi Sleman memperkirakan, dalam periode tujuh hari ke depan curah hujan dengan intensitas tinggi yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang berpotensi terjadi di wilayah DIY.
"BMKG Stasiun Klimatologi Sleman mengimbau kepada masyarakat agar tetap waspada terhadap cuaca ekstrem yang berdampak terjadinya longsor, banjir, banjir lahar dingin, banjir bandang, dan bencana hidrometeorologi lainnya di wilayah DIY," terang dia. (Ardi Teristi)
Yogyakarta: Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Klimatologi, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), memperkirakan
puncak musim hujan 2021 di wilayah DIY berlansung hingga pertengahan Februari. Masyarakat diminta meningkakan kewaspadaan akan potensi cuaca ekstrem.
"Analisis BMKG menunjukkan kondisi dinamika atmosfer yang tidak stabil dalam beberapa hari ke depan dapat meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan di kabupaten/kota Wilayah DIY," jelas Kepala Stasiun Klimatologi Sleman Yogyakarta, Reni Kraningtyas, Selasa, 9 Februari 2021.
Baca juga:
Pasokan Air Minum di Denpasar Terganggu Akibat Banjir Lumpur
Fenomena tersebut disebabkan munculnya pusat tekanan rendah di Australia bagian Utara dan munculnya sirkulasi siklonik di Barat Sumatera Utara dan Timur Kalimantan. Keadaan ini membentuk daerah perlambatan/pertemuan kecepatan angin (konvergensi) yang memanjang di perairan selatan Jawa sehingga meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan di wilayah DIY.
Berdasarkan kondisi tersebut, BMKG Stasiun Klimatologi Sleman memperkirakan, dalam periode tujuh hari ke depan curah hujan dengan intensitas tinggi yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang berpotensi terjadi di wilayah DIY.
"BMKG Stasiun Klimatologi Sleman mengimbau kepada masyarakat agar tetap waspada terhadap cuaca ekstrem yang berdampak terjadinya longsor, banjir, banjir lahar dingin, banjir bandang, dan bencana hidrometeorologi lainnya di wilayah DIY," terang dia. (Ardi Teristi)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(MEL)