Lumajang: Pascaerupsi Gunung Semeru pada Minggu, 4 Desember 2022, jalur alternatif penghubung antara Kecamatan Pronojiwo dengan Kecamatan Candipuro yang menuju Curah Kobokan ditutup sementara. Namun banyak warga yang masih nekat melintas, karena jalur ini merupakan akses utama yang bisa dilalui warga.
Berdasarkan pantauan kontributor MGN di Lumajang, terlihat masih banyak warga yang nekat melintas dengan berjalan kaki, hingga menggunakan kendaraan bermotor.
Menurut salah satu petugas jaga, jalur alternatif ini memang ditutup karena masih dilintasi lahar dingin. Namun warga Lumajang nekat menggunakan jalur alternatif ini imbas akses utama melalui Jembatan Kajar Kuning terputus akibat diterjang awan panas guguran dari Gunung Semeru.
"Jalur ini kita tutup, namun untuk saat ini (sterilisasi jalur) masih agak sulit ya. Sebagai antisipasi, kita tetap berjaga di sini jika sewaktu-waktu ada sesuatu, masyarakat langsung kita giring ke titik aman," ujar Robianto, Senin, 5 Desember 2022.
Meski bisa dilalui, kondisinya masih cukup berbahaya. Selain curam dan terjal, akses jalan ini juga masih dipenuhi material vulkanis Gunung Semeru.
Robi menuturkan jalur ini tetap akan ditutup kurang lebih selama 7 hari, sembari melihat perbaikan jembatan Kajar Kuning.
"Kemungkinan bisa seminggu lebih ya jalur ini kita tutup, setelah itu kalau tidak ada halangan sesuai instruksi dari Pemkab Lumajang akan kita coba buka. Karena ini akses untuk ekonomi masyarakat juga," terangnya.
Selain akses penghubung, aktivitas pertambangan juga ditutup. Masyarakat diminta tetap bersiaga dan melakukan mitigasi dikarenakan masih adanya getaran seismo yang naik turun dari Gunung Semeru. (Fajar Agastya/Narendra Wisnu)
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news medcom.id
Lumajang: Pascaerupsi Gunung Semeru pada Minggu, 4 Desember 2022, jalur alternatif penghubung antara Kecamatan Pronojiwo dengan Kecamatan Candipuro yang menuju
Curah Kobokan ditutup sementara. Namun banyak warga yang masih nekat melintas, karena jalur ini merupakan akses utama yang bisa dilalui warga.
Berdasarkan pantauan kontributor MGN di Lumajang, terlihat masih banyak warga yang nekat melintas dengan berjalan kaki, hingga menggunakan kendaraan bermotor.
Menurut salah satu petugas jaga, jalur alternatif ini memang ditutup karena masih dilintasi lahar dingin. Namun warga Lumajang nekat menggunakan jalur alternatif ini imbas akses utama melalui Jembatan Kajar Kuning terputus akibat diterjang
awan panas guguran dari Gunung Semeru.
"Jalur ini kita tutup, namun untuk saat ini (sterilisasi jalur) masih agak sulit ya. Sebagai antisipasi, kita tetap berjaga di sini jika sewaktu-waktu ada sesuatu, masyarakat langsung kita giring ke titik aman," ujar Robianto, Senin, 5 Desember 2022.
Meski bisa dilalui, kondisinya masih cukup berbahaya. Selain curam dan terjal, akses jalan ini juga masih dipenuhi material vulkanis Gunung Semeru.
Robi menuturkan jalur ini tetap akan ditutup kurang lebih selama 7 hari, sembari melihat perbaikan jembatan Kajar Kuning.
"Kemungkinan bisa seminggu lebih ya jalur ini kita tutup, setelah itu kalau tidak ada halangan sesuai instruksi dari
Pemkab Lumajang akan kita coba buka. Karena ini akses untuk ekonomi masyarakat juga," terangnya.
Selain akses penghubung, aktivitas pertambangan juga ditutup. Masyarakat diminta tetap bersiaga dan melakukan mitigasi dikarenakan masih adanya getaran seismo yang naik turun dari Gunung Semeru. (Fajar Agastya/Narendra Wisnu)
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news medcom.id Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(MEL)