"Yang 135 itu terdampak, terdampak dalam artian tidak ada perubahan struktur, hanya retak-retak biasa, dan masih bisa dimanfaatkan, dipakai," kata Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Garut Satria Budi, di Garut, Senin, 5 Desember 2022.
Ia menuturkan kejadian gempa bermagnitudo 5,1 dengan episentrum di selatan Garut pada Sabtu, 3 Desember 2022, cukup dirasakan masyarakat di Kabupaten Garut.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Petugas BPBD maupun instansi lainnya, kata dia, langsung melakukan pengecekan seluruh daerah di Garut untuk mengetahui dampak kerusakan dari gempa bumi tersebut.
Hasilnya, kata dia, dilaporkan ada 135 rumah warga tersebar di 40 desa, 16 kecamatan terdampak bencana gempa dengan tingkat kerusakan seperti retakan kecil pada bangunan rumah.
Baca juga: Dipakai untuk Relokasi Korban Gempa, TPSA Pasirembung Cianjur Dipindah |
"Dampaknya hanya ada retakan-retakan rambut atau retakan kecil yang tidak membahayakan," kata Satria.
Ia menegaskan hasil kajian di lapangan kondisi rumah warga yang terdampak gempa masih bisa ditempati, dan tidak perlu mengungsi melainkan tetap bertahan di rumahnya masing-masing dan selalu waspada.
"Rumah itu pun masih bisa ditempati sehingga penghuninya tidak perlu mengungsi," terang dia.
Ia menambahkan pemerintah daerah tidak mengalokasikan anggaran khusus bantuan untuk rumah warga yang terdampak gempa tersebut karena tingkat kerusakannya tidak masuk pada kategori rusak ringan dan kondisi rumah masih aman untuk ditempati.
BPBD mengimbau masyarakat untuk selalu meningkatkan kewaspadaan terhadap ancaman bencana alam, apalagi saat musim hujan yang potensi bencananya cukup tinggi yakni longsor, banjir, maupun ancaman lainnya.
"Ancaman bencana harus menjadi perhatian semua pihak untuk melakukan pencegahan dan penanganannya," jelas Satria.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news medcom.id