Sukabumi: Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) memasang alat deteksi dini tanah longsor di Kampung Pasirsalam Desa Kertaangsana, Kecamatan Nyalindung, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Wilayah tersebut merupakan zona merah tanah longsor dan pergerakan tanah.
Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Sukabumi, Wawan Godawan, menuturkan hampir seluruh wilayah di Kabupaten Sukabumi yang tersebar di 47 kecamatan berpotensi tanah longsor. Karena itu, Pemkab Sukabumi mengapresiasi BNPB yang memberikan atensi memasang alat pendeteksi tanah longsor di Kabupaten Sukabumi.
"Kami ucapkan terima kasih kepada BNPB yang telah memilih Kabupaten Sukabumi sebagai penerima bantuan alat termasuk melatih masyarakat, terutama TSB (Tim Siaga Bencana) di Desa Kertaangsana," kata Wawan, Minggu, 30 Oktober 2022.
Wawan mengaku konsep deteksi dini kebencanaan yang dibuat BNPB menjadi inspirasi bagi BPBD Kabupaten Sukabumi mengadopsi program tersebut. Dari sisi alat, sebut Wawan, bisa diadopsi lebih sederhana karena tentunya butuh anggaran besar membuat peralatannya.
"Tapi yang luar biasa itu konsepnya. Kebetulan kita juga ada dua personel BPBD yang dilatih BNPB sebagai fasilitator daerah. Mudah-mudahan mereka ini nanti bisa melatih konsep ini di desa lainnya," sebut Wawan.
Baca: Ambulans Terjebak Longsor di Majene, Jenazah Terpaksa Diangkut Perahu
Bagi Wawan hal penting upaya pencegahan kebencanaan adalah kesiapsiagaan masyarakat. Artinya, masyarakat harus dilatih dan diedukasi cara yang dilakukan ketika terjadi gejala kebencanaan.
"Jadi kalau dari sisi alat bisa sederhana, tapi ketika masyaraknya terlatih saat terjadi bencana, maka mereka mampu melakukan apa yang harus dilakukan," tegas Wawan.
Karena itu, kata Wawan, ke depan BPBD akan melakukan rapat koordinasi lintas perangkat daerah. Tujuannya untuk mengadopsi konsep pencegahan bencana sebagai upaya pengurangan risiko.
"Misalnya nanti kita akan koordinasi juga dengan DPMD (Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa) karena penanganan bencana juga ada di setiap desa," tutur dia.
Ketua Tim Layanan Sistem Peringatan Dini Berbasis Komunitas (SPDBK) BPBD Kabupaten Sukabumi, Hesthy Widi Astuty, menambahkan, kerja alat pendeteksi dilengkapi dengan sensor. Alatnya bisa mendeteksi hujan, pergerakan tanah, maupun tanah longsor.
"Alatnya dipasang di kawasan perbukitan. Ketika terjadi pergerakan tanah atau longsor, alatnya akan mengeluarkan bunyi selama 30 menit dengan radius suara mencapai 300 meter," terang Hesthy.
Sukabumi: Badan Nasional Penanggulangan Bencana (
BNPB) memasang alat deteksi dini
tanah longsor di Kampung Pasirsalam Desa Kertaangsana, Kecamatan Nyalindung, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Wilayah tersebut merupakan zona merah tanah longsor dan
pergerakan tanah.
Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Sukabumi, Wawan Godawan, menuturkan hampir seluruh wilayah di Kabupaten Sukabumi yang tersebar di 47 kecamatan berpotensi tanah longsor. Karena itu, Pemkab Sukabumi mengapresiasi BNPB yang memberikan atensi memasang alat pendeteksi tanah longsor di Kabupaten Sukabumi.
"Kami ucapkan terima kasih kepada BNPB yang telah memilih Kabupaten Sukabumi sebagai penerima bantuan alat termasuk melatih masyarakat, terutama TSB (Tim Siaga Bencana) di Desa Kertaangsana," kata Wawan, Minggu, 30 Oktober 2022.
Wawan mengaku konsep deteksi dini kebencanaan yang dibuat BNPB menjadi inspirasi bagi BPBD Kabupaten Sukabumi mengadopsi program tersebut. Dari sisi alat, sebut Wawan, bisa diadopsi lebih sederhana karena tentunya butuh anggaran besar membuat peralatannya.
"Tapi yang luar biasa itu konsepnya. Kebetulan kita juga ada dua personel BPBD yang dilatih BNPB sebagai fasilitator daerah. Mudah-mudahan mereka ini nanti bisa melatih konsep ini di desa lainnya," sebut Wawan.
Baca:
Ambulans Terjebak Longsor di Majene, Jenazah Terpaksa Diangkut Perahu
Bagi Wawan hal penting upaya pencegahan kebencanaan adalah kesiapsiagaan masyarakat. Artinya, masyarakat harus dilatih dan diedukasi cara yang dilakukan ketika terjadi gejala kebencanaan.
"Jadi kalau dari sisi alat bisa sederhana, tapi ketika masyaraknya terlatih saat terjadi bencana, maka mereka mampu melakukan apa yang harus dilakukan," tegas Wawan.
Karena itu, kata Wawan, ke depan BPBD akan melakukan rapat koordinasi lintas perangkat daerah. Tujuannya untuk mengadopsi konsep pencegahan bencana sebagai upaya pengurangan risiko.
"Misalnya nanti kita akan koordinasi juga dengan DPMD (Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa) karena penanganan bencana juga ada di setiap desa," tutur dia.
Ketua Tim Layanan Sistem Peringatan Dini Berbasis Komunitas (SPDBK) BPBD Kabupaten Sukabumi, Hesthy Widi Astuty, menambahkan, kerja alat pendeteksi dilengkapi dengan sensor. Alatnya bisa mendeteksi hujan, pergerakan tanah, maupun tanah longsor.
"Alatnya dipasang di kawasan perbukitan. Ketika terjadi pergerakan tanah atau longsor, alatnya akan mengeluarkan bunyi selama 30 menit dengan radius suara mencapai 300 meter," terang Hesthy.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(NUR)