Kulon Progo: Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), memperkirakan kekeringan dan kebakaran menjadi ancaman di sejumlah wilayah. Kebakaran sejauh ini sudah menerpa sejumlah rumah warga.
"Untuk kekeringan memang kami belum dapat laporan, baik dari desa maupun kecamatan," kata Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Kulon Progo, Joko Satyo Agus Nahrawi, saat dihubungi, Selasa, 15 Juni 2021.
Baca: 5 Ribu Pelaku UMKM di Tangsel akan Divaksinasi
Dia mengatakan perkiraan BMKG terhadap puncak musim kemarau pada akhir Juli atau Agustus. Pihaknya akan berkoordinasi bila warga mulai kesulitan mendapat air bersih.
"Setelah ada laporan kami akan koordinasi. Kemudian merekomendasikan (penetapan) status tanggap darurat ke bupati," jelasnya.
Ia mengatakan proses berikutnya yakni penganggaran untuk memberikan bantuan air bersih. Sejauh ini sejumlah wilayah kecamatan yang rawan kekeringan di antaranya Girimulyo, Kokap, Kalibawang, Samigaluh, dan sebagian wilayah di Pengasih.
"Pernah akan menbuat sumber air baru, tapi setelah dibor tidak ada sumber air," kata mantan Kepala Bidang Cipta Karya, Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan, dan Kawasan Permukiman (DPUPKP), Kabupaten Kulon Progo ini.
Ia menambahkan target wilayah rawan kekeringan saat kemarau bisa mudah mengakses air bersih pada 2024. Namun target itu bisa mundur melihat perkembangan pencarian sumber air baru.
Sementara ancaman kebakaran bisa terjadi di mana pun, termasuk rumah penduduk. Bulan ramadan lalu, salah satu rumah warga hangus terbakar.
Joko mengeklaim sudah ada sosialisasi soal ancaman kebakaran saat kemarau. Ia mengatakan, upaya antisipasi sudah diberitahukan dalam sejumlah pertemuan.
"Jangan membuang puntung rokok sembarangan, apalagi di daerah rawan. Cek instalasi listrik berkala," ujarnya.
Kulon Progo: Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), memperkirakan
kekeringan dan kebakaran menjadi ancaman di sejumlah wilayah. Kebakaran sejauh ini sudah menerpa sejumlah rumah warga.
"Untuk kekeringan memang kami belum dapat laporan, baik dari desa maupun kecamatan," kata Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Kulon Progo, Joko Satyo Agus Nahrawi, saat dihubungi, Selasa, 15 Juni 2021.
Baca:
5 Ribu Pelaku UMKM di Tangsel akan Divaksinasi
Dia mengatakan perkiraan BMKG terhadap puncak musim kemarau pada akhir Juli atau Agustus. Pihaknya akan berkoordinasi bila warga mulai kesulitan mendapat air bersih.
"Setelah ada laporan kami akan koordinasi. Kemudian merekomendasikan (penetapan) status tanggap darurat ke bupati," jelasnya.
Ia mengatakan proses berikutnya yakni penganggaran untuk memberikan bantuan air bersih. Sejauh ini sejumlah wilayah kecamatan yang rawan kekeringan di antaranya Girimulyo, Kokap, Kalibawang, Samigaluh, dan sebagian wilayah di Pengasih.
"Pernah akan menbuat sumber air baru, tapi setelah dibor tidak ada sumber air," kata mantan Kepala Bidang Cipta Karya, Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan, dan Kawasan Permukiman (DPUPKP), Kabupaten Kulon Progo ini.
Ia menambahkan target wilayah rawan kekeringan saat kemarau bisa mudah mengakses air bersih pada 2024. Namun target itu bisa mundur melihat perkembangan pencarian sumber air baru.
Sementara ancaman kebakaran bisa terjadi di mana pun, termasuk rumah penduduk. Bulan ramadan lalu, salah satu rumah warga hangus terbakar.
Joko mengeklaim sudah ada sosialisasi soal ancaman kebakaran saat kemarau. Ia mengatakan, upaya antisipasi sudah diberitahukan dalam sejumlah pertemuan.
"Jangan membuang puntung rokok sembarangan, apalagi di daerah rawan. Cek instalasi listrik berkala," ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(DEN)