medcom.id, Sidoarjo: Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini mengaku 81 warganya menjadi penumpang AirAsia QZ8501yang hilang kontak pada 28 Desember 2014. Namun ia mengakui masih banyak warga dari daerah lain di provinsi Jawa Timur yang turut menjadi korban kecelakaan pesawat tersebut.
Risma masih berada di Crisis Center Terminal 2 Bandara Internasional Juanda Sidoarjo, Jawa Timur, Rabu (31/12/2014). Ia mendampingi dan memberikan dukungan moril kepada keluarga korban. Ia juga turut memantau proses identifikasi korban.
Menurut manifes pesawat, 81 penumpang merupakan warga Surabaya. Namun hingga pukul 10.00 WIB, Risma mengaku baru mengumpulkan 45 sidik jari dari seluruh korban.
"19 anak tak punya KTP sehingga tak ada sidik jari. Karena itu saya suruh pihak imigrasi untuk mengecek," kata Risma.
Risma mengaku petugas tak menemukan identitas tiga penumpang lain. Ketiganya berjenis kelamin laki-laki. Satu di antaranya yaitu warga Malaysia yang menetap di Surabaya.
Risma mengakui beberapa penumpang berasal dari kabupaten lain di Provinsi Jawa Timur. Namun ia mengaku tak dapat mengakses identitas mereka.
"Bukannya saya tidak mau bantu. Tapi saya memang tidak bisa buka itu. Tadi saya sudah suruh Kepala Dinas Pendudukan Kota sudah menghubungi Dispen Malang, Pasuruan, Madiun, Batu untuk membuka akses itu," ujarnya.
medcom.id, Sidoarjo: Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini mengaku 81 warganya menjadi penumpang AirAsia QZ8501yang hilang kontak pada 28 Desember 2014. Namun ia mengakui masih banyak warga dari daerah lain di provinsi Jawa Timur yang turut menjadi korban kecelakaan pesawat tersebut.
Risma masih berada di Crisis Center Terminal 2 Bandara Internasional Juanda Sidoarjo, Jawa Timur, Rabu (31/12/2014). Ia mendampingi dan memberikan dukungan moril kepada keluarga korban. Ia juga turut memantau proses identifikasi korban.
Menurut manifes pesawat, 81 penumpang merupakan warga Surabaya. Namun hingga pukul 10.00 WIB, Risma mengaku baru mengumpulkan 45 sidik jari dari seluruh korban.
"19 anak tak punya KTP sehingga tak ada sidik jari. Karena itu saya suruh pihak imigrasi untuk mengecek," kata Risma.
Risma mengaku petugas tak menemukan identitas tiga penumpang lain. Ketiganya berjenis kelamin laki-laki. Satu di antaranya yaitu warga Malaysia yang menetap di Surabaya.
Risma mengakui beberapa penumpang berasal dari kabupaten lain di Provinsi Jawa Timur. Namun ia mengaku tak dapat mengakses identitas mereka.
"Bukannya saya tidak mau bantu. Tapi saya memang tidak bisa buka itu. Tadi saya sudah suruh Kepala Dinas Pendudukan Kota sudah menghubungi Dispen Malang, Pasuruan, Madiun, Batu untuk membuka akses itu," ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(RRN)