medcom.id, Palangka Raya: Seekor orangutan betina tewas dalam kondisi mengenaskan di Nyaru Menteng, Kalimantan Tengah. Kedua kaki dan lengannya patah. Hasil pemeriksaan dengan X-Ray pun menunjukkan lebih 40 peluru bersarang di primata malang itu.
Tim Borneo Orangutan Survival Foundation (BOS) menerima orangutan itu dari petugas Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA), Nandang. Demikian rilis yang disampaikan ke Metrotvnews.com, Jumat (5/12/2014).
Menurut Nandang, orangutan ditemukan seorang karyawan sebuah perusahaan kelapa sawit, PT Surya Inti Sawit Kahuripan (SISK), saat bekerja di Blok F37 - Afdeling 7 sekira pukul 06.30 WIB, Rabu (3/12/2014). Kondisi orangutan sudah mengenaskan saat itu, lemah dan tubuh penuh luka.
Tim medis dari Yayasan BOS Nyaru Menteng segera memeriksa keadaan primata itu. Paha kanannya patah. Tangan kirinya membusuk. Tulang lengan kiri patah dengan luka terbuka dan berbelatung. Tubuhnya sangat kurus akibat malnutrisi.
Tim medis memperkirakan luka-luka itu berusia lebih tiga hari. Yang mengejutkan, pemeriksaan dengan X-Ray menemukan 10 peluru di kepala, 8 peluru di kaki dan panggul kiri, 18 peluru di kaki dan panggul kanan, serta 6 peluru di dada dan tangan kanan.
Tim medis mengambil tindakan operasi dan mengamputasi lengan kirinya atas seizin BKSDA. Kaki kanannya dibersihkan dan dijahit. Sebab kulitnya robek dan tulang keluar.
Apa daya. Setelah berusaha maksimal, sang primata itu meninggal sekira pukul 18.07 WIB, Kamis (5/12/2014).
medcom.id, Palangka Raya: Seekor orangutan betina tewas dalam kondisi mengenaskan di Nyaru Menteng, Kalimantan Tengah. Kedua kaki dan lengannya patah. Hasil pemeriksaan dengan X-Ray pun menunjukkan lebih 40 peluru bersarang di primata malang itu.
Tim
Borneo Orangutan Survival Foundation (BOS) menerima orangutan itu dari petugas Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA), Nandang. Demikian rilis yang disampaikan ke
Metrotvnews.com, Jumat (5/12/2014).
Menurut Nandang, orangutan ditemukan seorang karyawan sebuah perusahaan kelapa sawit, PT Surya Inti Sawit Kahuripan (SISK), saat bekerja di Blok F37 - Afdeling 7 sekira pukul 06.30 WIB, Rabu (3/12/2014). Kondisi orangutan sudah mengenaskan saat itu, lemah dan tubuh penuh luka.
Tim medis dari Yayasan BOS Nyaru Menteng segera memeriksa keadaan primata itu. Paha kanannya patah. Tangan kirinya membusuk. Tulang lengan kiri patah dengan luka terbuka dan berbelatung. Tubuhnya sangat kurus akibat malnutrisi.
Tim medis memperkirakan luka-luka itu berusia lebih tiga hari. Yang mengejutkan, pemeriksaan dengan X-Ray menemukan 10 peluru di kepala, 8 peluru di kaki dan panggul kiri, 18 peluru di kaki dan panggul kanan, serta 6 peluru di dada dan tangan kanan.
Tim medis mengambil tindakan operasi dan mengamputasi lengan kirinya atas seizin BKSDA. Kaki kanannya dibersihkan dan dijahit. Sebab kulitnya robek dan tulang keluar.
Apa daya. Setelah berusaha maksimal, sang primata itu meninggal sekira pukul 18.07 WIB, Kamis (5/12/2014).
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(RRN)