Kepala Dinas Kesehatan Kota Semarang Dokter Abdul Hakam saat ditemui di Semarang, Selasa (4/7/2023). (ANTARA/Zuhdiar Laeis).
Kepala Dinas Kesehatan Kota Semarang Dokter Abdul Hakam saat ditemui di Semarang, Selasa (4/7/2023). (ANTARA/Zuhdiar Laeis).

Vaksinasi Covid-19 di Semarang Tetap Gencar meski Endemi

Antara • 04 Juli 2023 16:38
Semarang: Dinas Kesehatan Kota Semarang Jawa Tengah tetap menggencarkan pentingnya vaksinasi bagi masyarakat meski status pandemi covid-19 di Indonesia sudah dicabut dan berganti dengan endemi.
 
"Memang sudah endemi, tapi vaksinasi terus kami gencarkan, terutama vaksin keempat," kata Kepala Dinkes Kota Semarang Dokter Abdul Hakam di Semarang, Selasa, 4 Juli 2023.
 
Menurut dia, capaian vaksinasi dosis keempat atau vaksinasi penguat dosis kedua di Kota Semarang memang masih sedikit, yakni 22 persen, sedangkan capaian di Provinsi Jawa Tengah 39 persen.

Ia mengimbau masyarakat yang belum mendapatkan vaksin keempat untuk segera melakukan vaksinasi dengan datang ke pusat kesehatan masyarakat (puskesmas).
 
"Sepanjang vaksin diperbolehkan secara medis, terutama memang yang angka antibodinya turun memang harus vaksin. Kedua, orang-orang dengan kerentanan tinggi, seperti lansia dan anak-anak," ucap dia.
 
Baca juga: 34,83% Masyarakat Rentan dan Umum Rampung Divaksin Booster

Bagi anak-anak yang memang sudah boleh mendapatkan vaksin penguat dosis kedua, lanjut dia, sebaiknya tetap dilakukan vaksinasi.  
 
"Sebab begini, re-emerging disease atau penyakit yang dulu sudah pernah ada sekarang muncul lagi, itu setiap tahun selalu mengancam. Apalagi mau musim hujan, biasanya kan bulan ke 10-11," terang dia.
 
Hakam mengatakan bahwa re-emerging disease yang merupakan penyakit infeksi yang muncul kembali memang tidak bisa diprediksi, seiring dengan mobilitas manusia yang begitu luar biasa.   
"Katakanlah begini. Hari ini, pagi sampai siang masih di Semarang, tapi besok pagi bisa saja sudah sampai Korea, sampai Jepang. Artinya, pergerakan manusia, mobilitasnya luar biasa," ujarnya.
 
Mobilitas manusia yang sedemikian tinggi, tambah dia, mengakibatkan munculnya penyakit yang dibawa dari satu daerah ke daerah lain.
 
"Contoh, hari ini saya dilaporkan ada kasus malaria satu orang. Dia tentara yang baru pulang dari Papua. Kenapa (bisa terjangkit)? Ya, mobilitas tadi," jelasnya.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(MEL)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan