Jakarta: Sistem proporsional tertutup kembali ramai diperbincangkan saat tahapan Pemilu 2024 mulai berjalan. Gugatan sistem pemilihan proporsional terbuka ke Mahkamah Konstitusi (MK) memunculkan kontroversi.
Pemohon meminta MK mengabulkan permohonan agar sistem pemilu diubah menjadi proporsional tertutup. Sistem ini ini membuat pemilih hanya mencoblos gambar partai, bukan nama calon legislatif.
Direktur Lingkar Madani Ray Rangkuti, menilai sistem proporsional tertutup justru menimbulkan instabilitas di internal partai politik.
"Karena kita hidup di alam demokratis seperti sekarang ini. Kemungkinan terjadi kudeta demi kudeta ketua umum di dalam partai politik," kata Ray Rangkuti dalam wawancara di Medcom Hari Ini via Instagram Live @medcom.id, Selasa, 28 Februari 2023.
Ray menyebut sistem proposional tertutup lebih mudah secara teknis pelaksanaan karena hanya mecoblos partai politik. Namun, tidak memiliki keuntungan secara subtansi dalam pemilu yang demokratis.
"Lebih mudah karena tidak perlu lagi akumulasi dari nama-nama kandidat. Tapi itu kan kemudahan secara teknis. Namun tidak keuntungan secara subtansi, seperti kalau kita pakai sistem proposional terbuka orang dapat langsung memilih siapa wakil mereka," ujar Ray. (Sri Dewi Larasati)
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun Google News Medcom.id
Jakarta: Sistem proporsional tertutup kembali ramai diperbincangkan saat tahapan Pemilu 2024 mulai berjalan. Gugatan sistem pemilihan proporsional terbuka ke
Mahkamah Konstitusi (MK) memunculkan kontroversi.
Pemohon meminta MK mengabulkan permohonan agar sistem pemilu diubah menjadi proporsional tertutup. Sistem ini ini membuat pemilih hanya mencoblos gambar partai, bukan nama calon legislatif.
Direktur Lingkar Madani Ray Rangkuti, menilai sistem proporsional tertutup justru menimbulkan instabilitas di internal partai politik.
"Karena kita hidup di alam demokratis seperti sekarang ini. Kemungkinan terjadi kudeta demi kudeta ketua umum di dalam partai politik," kata Ray Rangkuti dalam wawancara di Medcom Hari Ini via Instagram Live @medcom.id, Selasa, 28 Februari 2023.
Ray menyebut sistem proposional tertutup lebih mudah secara teknis pelaksanaan karena hanya mecoblos partai politik. Namun, tidak memiliki keuntungan secara subtansi dalam pemilu yang demokratis.
"Lebih mudah karena tidak perlu lagi akumulasi dari nama-nama kandidat. Tapi itu kan kemudahan secara teknis. Namun tidak keuntungan secara subtansi, seperti kalau kita pakai sistem proposional terbuka orang dapat langsung memilih siapa wakil mereka," ujar Ray.
(Sri Dewi Larasati)
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun Google News Medcom.id Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(SUR)