Solo: Pemerintah Kota Solo menggelar festival jenang memperingati HUT Kota Solo Ke 278, Jumat, 17 Februari 2023, di Koridor Ngarsopuro. Dalam hitungan menit, 20 ribu porsi jenang ludes diperebutkan masyarakat.
"Meskipun ini tradisi tahunan, namun tahun ini antusiasme masyarakat jauh lebih tinggi. Jumlah peserta yang menyajikan jenang juga lebih banyak, tahun ini ada 110 peserta," ujar Ketua Panitia Festival Jenang 2023, Heru Mataya.
Peserta yang ikut menyajikan jenang gratis dalam festival tersebut berasal dari komunitas, PKK, serta kelurahan. Masing-masing kelompok peserta menyajikan minimal 150 porsi jenang.
Selain pembagian jenang gratis, panitia juga mengadakan pasar jenang dengan melibatkan 27 stan. Beberapa jenis jenang yang dibagikan gratis di antaranya jenang mutiara, sumsum, grendul, ketan hitam, procot, pathi, lemu, sengkolo, abang putih, suro.
"Saya selalu ke festival jenang setiap tahun. Tapi tahun 2021 tidak ada karena pandemi. Kali ini saya datang kembali, ini tadi rebutan dapat jenang grendul dua porsi," ujar salah satu warga dari Karanganyar, Sofiah, 19.
Menurutnya, festival jenang tersebut selalu dinantikan karena menyajikan berbagai macam jenang yang tidak mudah ditemui setiap hari.
"Ya harapannya festival ini selalu ada karena sekaligus melestarikan busaya makan jenang. Jenang ini kan makanan khas Solo," bebernya.
Secara historis makanan jenang sudah melekat pada kehidupan masyarakat Nusantara atau Indonesia sejak era Kerajaan. Keberadaanya juga menjadi sesaji untuk mohon keselamatan.
Sejarawan Heri Priyatmoko mengatakan sesaji itu merupakan sarana untuk memohon keselamatan, kelancaran, dan hal-hal penangkal bala kepada Tuhan.
"Jadi tidak bisa dimaknai sebagai klenik," kata dia dalam bincang acara Festival Jenang Solo 2023 di Ngarsopura.
Gelaran festival aneka jenang nusantara itu sebagai upaya melestarikan dan mempopulerkan makanan tradisional khususnya jenang ke kawula muda, agar semakin membumi.
"Yang jelas jenang nusantara ini keberadaannya memiliki nilai ritual dan kesejahteraan masyarakat Indonesia," imbuh Heri.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news medcom.id
Solo: Pemerintah Kota Solo menggelar festival jenang memperingati HUT Kota Solo Ke 278, Jumat, 17 Februari 2023, di
Koridor Ngarsopuro. Dalam hitungan menit, 20 ribu porsi jenang ludes diperebutkan masyarakat.
"Meskipun ini tradisi tahunan, namun tahun ini antusiasme masyarakat jauh lebih tinggi. Jumlah peserta yang menyajikan jenang juga lebih banyak, tahun ini ada 110 peserta," ujar Ketua Panitia Festival Jenang 2023, Heru Mataya.
Peserta yang ikut menyajikan jenang gratis dalam festival tersebut berasal dari komunitas, PKK, serta kelurahan. Masing-masing kelompok peserta menyajikan minimal 150 porsi jenang.
Selain pembagian jenang gratis, panitia juga mengadakan pasar jenang dengan melibatkan 27 stan. Beberapa jenis jenang yang dibagikan gratis di antaranya
jenang mutiara, sumsum, grendul, ketan hitam, procot, pathi, lemu, sengkolo, abang putih, suro.
"Saya selalu ke festival jenang setiap tahun. Tapi tahun 2021 tidak ada karena pandemi. Kali ini saya datang kembali, ini tadi rebutan dapat jenang grendul dua porsi," ujar salah satu warga dari Karanganyar, Sofiah, 19.
Menurutnya, festival jenang tersebut selalu dinantikan karena menyajikan berbagai macam jenang yang tidak mudah ditemui setiap hari.
"Ya harapannya festival ini selalu ada karena sekaligus melestarikan busaya makan jenang. Jenang ini kan makanan khas Solo," bebernya.
Secara historis makanan jenang sudah melekat pada kehidupan masyarakat Nusantara atau Indonesia sejak era Kerajaan. Keberadaanya juga menjadi sesaji untuk mohon keselamatan.
Sejarawan Heri Priyatmoko mengatakan sesaji itu merupakan sarana untuk memohon keselamatan, kelancaran, dan
hal-hal penangkal bala kepada Tuhan.
"Jadi tidak bisa dimaknai sebagai klenik," kata dia dalam bincang acara Festival Jenang Solo 2023 di Ngarsopura.
Gelaran festival aneka jenang nusantara itu sebagai upaya melestarikan dan mempopulerkan makanan tradisional khususnya jenang ke kawula muda, agar semakin membumi.
"Yang jelas jenang nusantara ini keberadaannya memiliki nilai ritual dan kesejahteraan masyarakat Indonesia," imbuh Heri.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news medcom.id Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(MEL)