Yogyakarta: Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) melaporkan terjadi luncuran awan panas di puncak Gunung Merapi pada Minggu, 21 Januari 2024. Awan panas tersebut meluncur lebih dari 2 kilometer dari puncak.
"Terjadi Awan Panas Guguran di Gunung Merapi pada 21 Januari 2024 pukul 14:12 WIB, dengan amplitudo max 70 mm, durasi 239.64 detik, jarak luncur maksimal 2400 meter ke Barat Daya," kata Kepala BPPTKG, Agus Budi Santoso, Minggu, 21 Janauri 2024.
Agus mengatakan arah embusan angin saat luncuran awan panas mengarah dari Barat ke Timur. Abu vulkanik yang terbawa angin diperkirakan mengarah di kawasan Kabupaten Boyolali.
Kabar hujan abu vulkanik menjangkau di wilayah Boyolali beredar di media sosial. Pihak BPPTKG menyatakan masih melakukan evaluasi.
"Masih dalam evaluasi, sementara informasi kami berikan kejadian lewat broadcast dan medsos. Masyarakat diimbau untuk menjauhi daerah bahaya yang direkomendasikan," kata dia.
Catatan BPPTKG, awan panas juga meluncur 4 kali dalam periode 12- 18 Januari 2024. Awan panas tersebut meluncur ke arah barat daya (hulu Kali Bebeng) dengan jarak luncur maksimal 2.400 meter. Selain itu, guguran lava juga teramati sebanyak 88 kali ke arah Selatan dan Barat Daya.
"Di antaranya meliputi 5 kali ke hulu Kali Boyong sejauh maksimal 1.200 meter dan 83 kali ke hulu Kali Bebeng sejauh maksimal 1.600 meter. Suara guguran terdengar 9 kali dari Pos Babadan dengan intensitas kecil hingga sedang," ujarnya.
Dalam periode itu pula tercatat kegempaan Gunung Merapi terjadu 4 kali gempa Awanpanas Guguran (APG), 2 kali gempa Vulkanik Dangkal (VTB), 91 kali gempa Fase Banyak (MP), 718 kali gempa Guguran (RF), dan 3 kali gempa Tektonik (TT). Berdasarkan analisis foto udara tanggal 10 Januari 2024, volume kubah barat daya terukur sebesar 2.663.300 meter kubik dan kubah tengah sebesar 2.358.400 meter kubik.
"Aktivitas vulkanik Gunung Merapi masih cukup tinggi berupa aktivitas erupsi efusif. Status aktivitas ditetapkan dalam tingkat siaga. Potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awanpanas masih bisa terjadi dengan jarak maksimal 3 hingga 7 kilometer," ungkapnya.
Yogyakarta: Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) melaporkan terjadi luncuran awan panas di puncak
Gunung Merapi pada Minggu, 21 Januari 2024.
Awan panas tersebut meluncur lebih dari 2 kilometer dari puncak.
"Terjadi Awan Panas Guguran di Gunung Merapi pada 21 Januari 2024 pukul 14:12 WIB, dengan amplitudo max 70 mm, durasi 239.64 detik, jarak luncur maksimal 2400 meter ke Barat Daya," kata Kepala
BPPTKG, Agus Budi Santoso, Minggu, 21 Janauri 2024.
Agus mengatakan arah embusan angin saat luncuran awan panas mengarah dari Barat ke Timur. Abu vulkanik yang terbawa angin diperkirakan mengarah di kawasan Kabupaten Boyolali.
Kabar hujan abu vulkanik menjangkau di wilayah Boyolali beredar di media sosial. Pihak BPPTKG menyatakan masih melakukan evaluasi.
"Masih dalam evaluasi, sementara informasi kami berikan kejadian lewat broadcast dan medsos. Masyarakat diimbau untuk menjauhi daerah bahaya yang direkomendasikan," kata dia.
Catatan BPPTKG, awan panas juga meluncur 4 kali dalam periode 12- 18 Januari 2024. Awan panas tersebut meluncur ke arah barat daya (hulu Kali Bebeng) dengan jarak luncur maksimal 2.400 meter. Selain itu, guguran lava juga teramati sebanyak 88 kali ke arah Selatan dan Barat Daya.
"Di antaranya meliputi 5 kali ke hulu Kali Boyong sejauh maksimal 1.200 meter dan 83 kali ke hulu Kali Bebeng sejauh maksimal 1.600 meter. Suara guguran terdengar 9 kali dari Pos Babadan dengan intensitas kecil hingga sedang," ujarnya.
Dalam periode itu pula tercatat kegempaan Gunung Merapi terjadu 4 kali gempa Awanpanas Guguran (APG), 2 kali gempa Vulkanik Dangkal (VTB), 91 kali gempa Fase Banyak (MP), 718 kali gempa Guguran (RF), dan 3 kali gempa Tektonik (TT). Berdasarkan analisis foto udara tanggal 10 Januari 2024, volume kubah barat daya terukur sebesar 2.663.300 meter kubik dan kubah tengah sebesar 2.358.400 meter kubik.
"Aktivitas vulkanik Gunung Merapi masih cukup tinggi berupa aktivitas erupsi efusif. Status aktivitas ditetapkan dalam tingkat siaga. Potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awanpanas masih bisa terjadi dengan jarak maksimal 3 hingga 7 kilometer," ungkapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WHS)