Surabaya: Jogja Corruption Watch (JCW) meyakini akan ada tersangka baru dalam kasus dugaan korupsi penjualan emas di Butik Emas Logam Mulia (BELM) Surabaya 1 PT Aneka Tambang Tbk (Antam). Pangkalnya, penyidikan masih bergulir hingga kini.
Sejauh ini, Kejaksaan Agung (Kejagung) telah menetapkan dua tersangka dalam kasus tersebut. Mereka adalah pengusaha properti sekaligus crazy rich Surabaya, Budi Said, dan bekas General Manager (GM) Antam, Abdul Hadi Aviciena.
"Kasus ini terus berjalan. Artinya, tersangka-tersangka baru pasti akan terus bermunculan, takkan berhenti di sini saja. Paling tidak, nanti diungkap pihak-pihak lain yang terlibat," ucap peneliti JCW, Baharuddin Kamba, saat dihubungi di Jakarta, Jumat, 2 Februari 2024.
Lebih jauh, ia juga menyoroti kinerja para komisaris Antam. Pangkalnya, kerugian dalam kasus tersebut tergolong besar (Rp1,1 triliun).
"Dewan pengawas (komisaris, red) ini seharusnya melakukan pengawasan tidak hanya pelaporan keuangannya, tetapi juga terhadap (kinerja) pimpinan di PT Antam," jelasnya.
Baca: Sahroni Dorong Dugaan Peleburan Emas Ilegal oleh Antam Diusut Tuntas
Sebelumnya, Direktur Penyidikan Jaksa Agung Muda Bidang Pidana Khusus (Jampidsus) Kejagung, Kuntadi, menyampaikan, pihaknya telah mengantongi 4 inisial lain yang terlibat dalam perkara ini, yaitu MD, AP, EA, dan EK.
"Inisial yang kami sampaikan, saat ini masih kami kaji konstruksi hukumnya," ungkapnya.
Keempatnya sedang menjalani pemidanaan sejak Desember 2023 seiring jatuhnya vonis bersalah dan dihukum penjara oleh Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) Surabaya atas kasus yang beririsan dengan perkara korupsi jual beli emas di BELM Surabaya 1 Antam.
Perkara itu hanya terkait transaksi emas 152,8 kg senilai Rp92,2 miliar kepada Budi Said. Padahal, jumlah emas yang dijual secara keseluruhan mencapai 7 ton.
Surabaya: Jogja Corruption Watch (JCW) meyakini akan ada tersangka baru dalam kasus dugaan korupsi penjualan emas di Butik Emas Logam Mulia (BELM) Surabaya 1 PT Aneka Tambang Tbk (Antam). Pangkalnya, penyidikan masih bergulir hingga kini.
Sejauh ini, Kejaksaan Agung (Kejagung) telah menetapkan dua tersangka dalam kasus tersebut. Mereka adalah pengusaha properti sekaligus crazy rich Surabaya, Budi Said, dan bekas General Manager (GM) Antam, Abdul Hadi Aviciena.
"Kasus ini terus berjalan. Artinya, tersangka-tersangka baru pasti akan terus bermunculan, takkan berhenti di sini saja. Paling tidak, nanti diungkap pihak-pihak lain yang terlibat," ucap peneliti JCW, Baharuddin Kamba, saat dihubungi di Jakarta, Jumat, 2 Februari 2024.
Lebih jauh, ia juga menyoroti kinerja para komisaris Antam. Pangkalnya, kerugian dalam kasus tersebut tergolong besar (Rp1,1 triliun).
"Dewan pengawas (komisaris, red) ini seharusnya melakukan pengawasan tidak hanya pelaporan keuangannya, tetapi juga terhadap (kinerja) pimpinan di PT Antam," jelasnya.
Baca:
Sahroni Dorong Dugaan Peleburan Emas Ilegal oleh Antam Diusut Tuntas
Sebelumnya, Direktur Penyidikan Jaksa Agung Muda Bidang Pidana Khusus (Jampidsus) Kejagung, Kuntadi, menyampaikan, pihaknya telah mengantongi 4 inisial lain yang terlibat dalam perkara ini, yaitu MD, AP, EA, dan EK.
"Inisial yang kami sampaikan, saat ini masih kami kaji konstruksi hukumnya," ungkapnya.
Keempatnya sedang menjalani pemidanaan sejak Desember 2023 seiring jatuhnya vonis bersalah dan dihukum penjara oleh Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) Surabaya atas kasus yang beririsan dengan perkara korupsi jual beli emas di BELM Surabaya 1 Antam.
Perkara itu hanya terkait transaksi emas 152,8 kg senilai Rp92,2 miliar kepada Budi Said. Padahal, jumlah emas yang dijual secara keseluruhan mencapai 7 ton.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ALB)
