Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Haedar Nashir saat acara halal bi halal pimpinan pusat Muhammadiyah di Universitas Muhammadiyah Jakarta, Tangerang Selatan.
Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Haedar Nashir saat acara halal bi halal pimpinan pusat Muhammadiyah di Universitas Muhammadiyah Jakarta, Tangerang Selatan.

Haedar Nashir Belum Terpikir Kader Muhammadiyah Masuk Kabinet Prabowo-Gibran

Hendrik Simorangkir • 24 April 2024 14:12
Tangerang: Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Haedar Nashir belum memikirkan kadernya masuk dalam kabinet Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka mendatang. Pasalnya, Haedar pun mengaku belum bertemu secara langsung dengan Prabowo.
 
"Belum (persiapkan kader), Prabowo sendiri baru mau memegang posisi Presiden pada 20 Oktober. Jadi masih perlu waktu kita untuk terus mempersiapkan untuk masa depan Indonesia," ujarnya saat acara Halal Bihalal pimpinan pusat Muhammadiyah di Universitas Muhammadiyah Jakarta, Tangerang Selatan, Rabu, 24 April 2024.
 
"Kalau urusan-urusan yang bersifat kabinet tentu itu menjadi hak prerogatif Presiden terpilih," sambungnya.
 
Baca: Ditetapkan Wapres Terpilih, Gibran Belum Berniat Mundur dari Wali Kota

Haedar menjelaskan, kadernya atau tokoh-tokoh dari Muhammadiyah sejak dulu sudah membangun bangsa. Sehingga tokoh-tokoh atau kader Muhammadiyah sudah tersebar di berbagai posisi dan tempat, serta berkhidmat untuk kehidupan bangsa di berbagai struktur termasuk di lingkungan masyarakat. 

"Jadi dipastikan kami selalu memiliki kader-kader terbaik untuk membangun bangsa dan negara. Jadi kita jangan berpikir terlalu aspek teknis mengenai kabinet, karena itu bukan ranah dan wilayah Muhammadiyah, tapi itu sepenuhnya ranah di presiden terpilih," jelasnya.
 
Haedar mengaku pun belum ada komunikasi dengan Prabowo Subianto terkait akan ada pertemuan internal. Ia meyakini jika Prabowo saat ini tengah menyelesaikan urusan-urusan lainnya pascapemilu. 
 
"Kan baru saja selesai, jadi saya pikir beliau tengah menyelesaikan terlebih dahulu urusan pasca-pemilu, baru biasanya saling berkomunikasi. Muhammadiyah kan ikut mendirikan republik ini dan terus mengawal kekuatan kemasyarakatan dan keagamaan, serta tidak ikut politik praktis," ungkapnya.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WHS)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan