Pekanbaru: Kepala Staf TNI Angkatan Udara, Marsekal TNI Fadjar Prasetyo, memastikan pesawat Hawk 0209 TT yang jatuh di permukiman warga di Kecamatan Siak Hulu, Kampar, Riau dalam kondisi laik terbang. Pesawat disebut usai melakukan latihan tempur di Siabu, Kampar, Riau.
"Pesawat laik terbang karena telah melalui proses pengecekan. Beberapa hari sebelumnya juga melaksanakan misi penerbangan dan berlangsung normal," kata Fadjar di Lanud Roesmin Nurjadin, Pekanbaru, Senin, 15 Juni 2020, melansir Antara.
Dia mengatakan pesawat itu buatan tahun 1990 dan telah menghabiskan 3.100 jam terbang. Meski telah berusia 30 tahun, dia menyakini pesawat layak.
"Ini sebenarnya usia 3.100 jam tidak terlalu banyak dan tidak terlalu sedikit. Normal dari sisi usia penerbangan," ujarnya.
KSAU menerangkan ada tiga pesawat terbang ke area latihan militer Siabu, Kampar, pada Senin pagi, 15 Juni 2020, pukul 07.00 WIB. Satu jam kemudian, pesawat menyelesaikan misi dan kembali ke Pangkalan Udara Roesmin Nurjadin.
"Pada saat kembali, pesawat berurutan pesawat 1, 2 dan 3. Yang kecelakaan itu posisi terakhir, ke 3," tuturnya.
Baca: Pesawat TNI AU Kehilangan Tenaga Sebelum Jatuh
Sesaat sebelum jatuh, pilot tunggal pesawat, Lettu Pnb Aprianto Ismail, sempat melaporkan terjadi keganjilan di bagian mesin. Kemudian, lampu indikator peringatan menyala yang mengindikasikan adanya kerusakan bagian mesin.
Selain itu, pilot juga sempat merasakan adanya suara ledakan di bagian mesin, hingga kehilangan daya dan terhempas jatuh. Pesawat kehilangan tenaga saat berada di 500 kaki.
"Namun saat itu komunikasi masih normal dan pilot memutuskan untuk eject dengan kursi pelontar," terangnya.
Melansir Antara, bangkai pesawat masih berada di lokasi kejadian. Pesawat itu urung dievakuasi lantaran akan dilakukan investigasi. Truk crane yang sempat berada di lokasi kejadian, telah ditarik kembali.
"Evakuasi pesawat mungkin masih ada beberapa hari, kita masih akan melakukan investigasi," ujarnya.
Dia memperkirakan dibutuhkan dua pekan untuk menginvestigasi penyebab jatuhnya pesawat. Selama investigasi, aktivitas penerbangan Hawk 100/200 yang memperkuat Skadron Udara 12 Lanud Roesmin Nurjadin Pekanbaru dihentikan sementara.
"Kami akan melaksanakan investigasi. Dan ini membutuhkan waktu yang nantinya diharap dapat menemukan jawaban penyebab kecelakaan ini," harapnya.
Pekanbaru: Kepala Staf TNI Angkatan Udara, Marsekal TNI Fadjar Prasetyo, memastikan pesawat Hawk 0209 TT yang jatuh di permukiman warga di Kecamatan Siak Hulu, Kampar, Riau dalam kondisi laik terbang. Pesawat disebut usai melakukan latihan tempur di Siabu, Kampar, Riau.
"Pesawat laik terbang karena telah melalui proses pengecekan. Beberapa hari sebelumnya juga melaksanakan misi penerbangan dan berlangsung normal," kata Fadjar di Lanud Roesmin Nurjadin, Pekanbaru, Senin, 15 Juni 2020, melansir Antara.
Dia mengatakan pesawat itu buatan tahun 1990 dan telah menghabiskan 3.100 jam terbang. Meski telah berusia 30 tahun, dia menyakini pesawat layak.
"Ini sebenarnya usia 3.100 jam tidak terlalu banyak dan tidak terlalu sedikit. Normal dari sisi usia penerbangan," ujarnya.
KSAU menerangkan ada tiga pesawat terbang ke area latihan militer Siabu, Kampar, pada Senin pagi, 15 Juni 2020, pukul 07.00 WIB. Satu jam kemudian, pesawat menyelesaikan misi dan kembali ke Pangkalan Udara Roesmin Nurjadin.
"Pada saat kembali, pesawat berurutan pesawat 1, 2 dan 3. Yang kecelakaan itu posisi terakhir, ke 3," tuturnya.
Baca: Pesawat TNI AU Kehilangan Tenaga Sebelum Jatuh
Sesaat sebelum jatuh, pilot tunggal pesawat, Lettu Pnb Aprianto Ismail, sempat melaporkan terjadi keganjilan di bagian mesin. Kemudian, lampu indikator peringatan menyala yang mengindikasikan adanya kerusakan bagian mesin.
Selain itu, pilot juga sempat merasakan adanya suara ledakan di bagian mesin, hingga kehilangan daya dan terhempas jatuh. Pesawat kehilangan tenaga saat berada di 500 kaki.
"Namun saat itu komunikasi masih normal dan pilot memutuskan untuk eject dengan kursi pelontar," terangnya.
Melansir
Antara, bangkai pesawat masih berada di lokasi kejadian. Pesawat itu urung dievakuasi lantaran akan dilakukan investigasi. Truk crane yang sempat berada di lokasi kejadian, telah ditarik kembali.
"Evakuasi pesawat mungkin masih ada beberapa hari, kita masih akan melakukan investigasi," ujarnya.
Dia memperkirakan dibutuhkan dua pekan untuk menginvestigasi penyebab jatuhnya pesawat. Selama investigasi, aktivitas penerbangan Hawk 100/200 yang memperkuat Skadron Udara 12 Lanud Roesmin Nurjadin Pekanbaru dihentikan sementara.
"Kami akan melaksanakan investigasi. Dan ini membutuhkan waktu yang nantinya diharap dapat menemukan jawaban penyebab kecelakaan ini," harapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(LDS)