Lumajang: Sebanyak 6.022 warga terdampak erupsi Gunung Semeru di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, menempati 115 titik pos pengungsian. Laporan tersebut berdasarkan Data Pos Komando (posko) Tanggap Darurat Awan Panas dan Guguran Gunung Semeru per Rabu, 8 Desember 2021.
Plt Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, mengatakan, posko terus memutakhirkan data warga terdampak maupun warga yang mengungsi di wilayah Kabupaten Lumajang, Kabupaten Malang, dan Blitar.
Sebaran jumlah penyintas paling banyak berada di Kecamatan Candipuro dengan 2.331 orang, sedangkan di Kecamatan Pasirian 983 orang, Pronojiwo 525, Tempeh 554, Sumbersuko 302, Lumajang 271, Pasrujamber 212, Sukodono 204, Kunir 127, Tekung 67, Senduro 66, Padang 62, Jatiroto 59, Kedungjajang 50, Klakah 45, Yosowilangun 40, Rowokangkung 37, Ranuyoso 26, Randuagung 24, Tempusari 23 dan Gucialit 14.
"Dalam rapat koordinasi posko, sejumlah pelayanan dasar menjadi perhatian petugas di lapangan untuk dioptimalkan, misalnya operasional dapur umum untuk menambah kapasitas masakan, kebutuhan toilet portabel dan ruang yang lebih nyaman untuk warga penyintas," katanya, Kamis, 9 Desember 2021.
Baca juga: PPKM Akhir Tahun Batal, Tangsel akan Buka Tempat Wisata
"Terkait hal alokasi tempat pengungsian, posko masih mengidentifikasi fasilitas pendidikan yang aman dan dapat dimanfaatkan untuk pemindahan para penyintas," imbuhnya.
Abdul menambahkan, selain pengungsian, erupsi juga berdampak pada aset warga seperti rumah warga dan hewan ternak. Data sementara mencatat rumah terdampak 2.970 unit dan hewan ternak 3.026 ekor, dengan rincian sapi 764 ekor, kambing 684 dan unggas lainnya 1.578.
"Sementara itu, data sementara fasilitas umum (fasum) terdampak antara lain sarana pendidikan 42 unit, sarana ibadah 17, fasilitas kesehatan 1 dan jembatan rusak 1," ujarnya.
Data korban jiwa per hari ini Kamis 9 Desember 2021, tercatat korban meninggal dunia 39 orang dan hilang 13 orang. Petugas di lapangan masih terus mengidentifikasi dan memverifikasi terhadap warga meninggal.
Sedangkan mereka yang hilang, tim SAR gabungan menargetkan waktu 6 hari ke depan dengan fokus di wilayah Kampung Renteng, Desa Sumberwuluh dan wilayah Desa Curah Kobokan.
Lumajang:
Sebanyak 6.022 warga terdampak erupsi Gunung Semeru di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, menempati 115 titik pos pengungsian. Laporan tersebut berdasarkan Data Pos Komando (posko) Tanggap Darurat Awan Panas dan Guguran Gunung Semeru per Rabu, 8 Desember 2021.
Plt Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, mengatakan, posko terus memutakhirkan data warga terdampak maupun warga yang mengungsi di wilayah Kabupaten Lumajang, Kabupaten Malang, dan Blitar.
Sebaran jumlah penyintas paling banyak berada di Kecamatan Candipuro dengan 2.331 orang, sedangkan di Kecamatan Pasirian 983 orang, Pronojiwo 525, Tempeh 554, Sumbersuko 302, Lumajang 271, Pasrujamber 212, Sukodono 204, Kunir 127, Tekung 67, Senduro 66, Padang 62, Jatiroto 59, Kedungjajang 50, Klakah 45, Yosowilangun 40, Rowokangkung 37, Ranuyoso 26, Randuagung 24, Tempusari 23 dan Gucialit 14.
"Dalam rapat koordinasi posko, sejumlah pelayanan dasar menjadi perhatian petugas di lapangan untuk dioptimalkan, misalnya operasional dapur umum untuk menambah kapasitas masakan, kebutuhan toilet portabel dan ruang yang lebih nyaman untuk warga penyintas," katanya, Kamis, 9 Desember 2021.
Baca juga:
PPKM Akhir Tahun Batal, Tangsel akan Buka Tempat Wisata
"Terkait hal alokasi tempat pengungsian, posko masih mengidentifikasi fasilitas pendidikan yang aman dan dapat dimanfaatkan untuk pemindahan para penyintas," imbuhnya.
Abdul menambahkan, selain pengungsian, erupsi juga berdampak pada aset warga seperti rumah warga dan hewan ternak. Data sementara mencatat rumah terdampak 2.970 unit dan hewan ternak 3.026 ekor, dengan rincian sapi 764 ekor, kambing 684 dan unggas lainnya 1.578.
"Sementara itu, data sementara fasilitas umum (fasum) terdampak antara lain sarana pendidikan 42 unit, sarana ibadah 17, fasilitas kesehatan 1 dan jembatan rusak 1," ujarnya.
Data korban jiwa per hari ini Kamis 9 Desember 2021, tercatat korban meninggal dunia 39 orang dan hilang 13 orang. Petugas di lapangan masih terus mengidentifikasi dan memverifikasi terhadap warga meninggal.
Sedangkan mereka yang hilang, tim SAR gabungan menargetkan waktu 6 hari ke depan dengan fokus di wilayah Kampung Renteng, Desa Sumberwuluh dan wilayah Desa Curah Kobokan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(MEL)