Beberapa kawasan di Indonesia seperti Kalimantan kerap kali mengalami ancaman kebakaran hutan setiap tahunnya. Efeknya, menimbulkan berbagai kerugian mulai dari sosial, budaya, ekonomi hingga kesehatan.
Hutan Jumpun Pambelom yang berstatus kawasan hak milik di Kalimantan Tengah sempat mengalami kebakaran pada tahun 1990-an. Setiap tahun frekuensinya semakin meningkat dan merusak habitat yang ada. Di tengah minimnya akses pada saat ini membuat Juniro Bunsal harus memutar otak untuk menangani kebakaran hutan ya.
“Pada saat itu akibat kebakaran yang semakin luas saya bersama masyarakat di sekitaran hutan gambut selalu bersiaga menjadi relawan siaga api, kami membuat beberapa sumur bos di sekitaran hutan dan titik-titik wilayah yang rawan terbakar,” ungkapnya.
Ia menuturkan bahwa nama Jumpun Pambelon yang disematkan pada hutan tersebut merupakan sebuah bahasa dayak yang berarti hutan sumber kehidupan. Hutan ini kini dikelola oleh komunitas dan menjadi salah satu lokasi percontohan pengelolaan hutan di wilayah Kalimantan.
“Konsep pengelolaan hutan yang baik adalah untuk mengembalikan hutan kepada fungsi awalnya, karena dengan begitu maka fungsi ekologisnya akan lebih baik.” ujarnya kembali.
Kini lahan gambut sisa kebakaran direhabilitasi kembali agar memiliki sistem pertahanan api yang baik, sehingga membuat hutan di kawasan tersebut mampu terjaga dan terlindungi dari potensi terbakar pada saat musim kemarau tiba.
Janiro dan para anggota komunitas berharap, konsep ini dapat diadopsi di daerah lain dalam mengelola hutan lahan gambut.
Cerita mengenai Kebakaran Hutan Gambut yang terjadi di Hutan Sumber Kehidupan, Kalimantan Tengah ini dirangkum dalam film dokumenter berjudul “Setelah Hutan Terbakar” yang tayang dalam program Melihat Indonesia, di Metro TV pada Minggu, 13 Juni 2021 pukul 08.30 WIB.
Beberapa kawasan di Indonesia seperti Kalimantan kerap kali mengalami ancaman kebakaran hutan setiap tahunnya. Efeknya, menimbulkan berbagai kerugian mulai dari sosial, budaya, ekonomi hingga kesehatan.
Hutan Jumpun Pambelom yang berstatus kawasan hak milik di Kalimantan Tengah sempat mengalami kebakaran pada tahun 1990-an. Setiap tahun frekuensinya semakin meningkat dan merusak habitat yang ada. Di tengah minimnya akses pada saat ini membuat Juniro Bunsal harus memutar otak untuk menangani kebakaran hutan ya.
“Pada saat itu akibat kebakaran yang semakin luas saya bersama masyarakat di sekitaran hutan gambut selalu bersiaga menjadi relawan siaga api, kami membuat beberapa sumur bos di sekitaran hutan dan titik-titik wilayah yang rawan terbakar,” ungkapnya.
Ia menuturkan bahwa nama Jumpun Pambelon yang disematkan pada hutan tersebut merupakan sebuah bahasa dayak yang berarti hutan sumber kehidupan. Hutan ini kini dikelola oleh komunitas dan menjadi salah satu lokasi percontohan pengelolaan hutan di wilayah Kalimantan.
“Konsep pengelolaan hutan yang baik adalah untuk mengembalikan hutan kepada fungsi awalnya, karena dengan begitu maka fungsi ekologisnya akan lebih baik.” ujarnya kembali.
Kini lahan gambut sisa kebakaran direhabilitasi kembali agar memiliki sistem pertahanan api yang baik, sehingga membuat hutan di kawasan tersebut mampu terjaga dan terlindungi dari potensi terbakar pada saat musim kemarau tiba.
Janiro dan para anggota komunitas berharap, konsep ini dapat diadopsi di daerah lain dalam mengelola hutan lahan gambut.
Cerita mengenai Kebakaran Hutan Gambut yang terjadi di Hutan Sumber Kehidupan, Kalimantan Tengah ini dirangkum dalam film dokumenter berjudul “Setelah Hutan Terbakar” yang tayang dalam program Melihat Indonesia, di Metro TV pada Minggu, 13 Juni 2021 pukul 08.30 WIB.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ALB)