Bogor: Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto mengaku, Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor tidak pernah menyembunyikan atau memanipulasi data covid-19 ke pemerintah pusat. Bima menyebut, yang terpenting saat ini adalah mengatasi wabah tersebut ketimbang menyembunyikan data covid-19.
"Pemkot Bogor tidak pernah menyembunyikan data, yang terpenting di kita bukan soal data tetapi pandemi covid-19 teratasi. Kita expose apa adanya, tidak menyembunyikan data covid-19 sama sekali, karena tidak ada untungnya bagi kita," ungkap Bima saat ditemui di Bogor, Jawa Barat, Senin, 23 Agustus 2021.
Bima menegaskan, menutupi data covid-19 ke pemerintah pusat agar pemerintah daerah terlihat sudah bisa mengatasi pandemi covid-19 sama sekali tidak ada untungnya. Namun, kata Bima, banyak ruginya.
Baca:  4,8 Juta Orang di Jakarta Telah Menerima Vaksin Lengkap
"Jika data covid-19 ditutupi oleh pemerintah daerah pasti ada hal yang tidak bisa dibohongi. Yaitu tingkat keterisian tempat tidur di rumah sakit, jadi tidak ada gunanya menutupi data covid-19," akunya.
Bima menjelaskan, terkait data yang dimiliki pemerintah daerah signifikan atau tidak dengan pemerintah pusat, yang sering kali terjadi adalah sinkronisasi data yang tidak sama.
"Semisal ada angka berbeda tentang kasus positif, di kami sudah turun di pusat belum. Nah sinkronisasi data yang sering terjadi, kemudian juga ada cara penghitungan yang berbeda pusat dengan daerah," sebutnya.  
  
  
    Bogor: Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto mengaku, Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor tidak pernah menyembunyikan atau memanipulasi data 
covid-19 ke pemerintah pusat. Bima menyebut, yang terpenting saat ini adalah mengatasi wabah tersebut ketimbang menyembunyikan data covid-19. 
"Pemkot Bogor tidak pernah menyembunyikan data, yang terpenting di kita bukan soal data tetapi pandemi covid-19 teratasi. Kita
 expose apa adanya, tidak menyembunyikan data covid-19 sama sekali, karena tidak ada untungnya bagi kita," ungkap Bima saat ditemui di Bogor, Jawa Barat, Senin, 23 Agustus 2021. 
Bima menegaskan, menutupi data covid-19 ke pemerintah pusat agar pemerintah daerah terlihat sudah bisa mengatasi pandemi covid-19 sama sekali tidak ada untungnya. Namun, kata Bima, banyak ruginya.
Baca:  4,8 Juta Orang di Jakarta Telah Menerima Vaksin Lengkap 
"Jika data covid-19 ditutupi oleh pemerintah daerah pasti ada hal yang tidak bisa dibohongi. Yaitu tingkat keterisian tempat tidur di rumah sakit, jadi tidak ada gunanya menutupi data covid-19," akunya. 
Bima menjelaskan, terkait data yang dimiliki pemerintah daerah signifikan atau tidak dengan pemerintah pusat, yang sering kali terjadi adalah sinkronisasi data yang tidak sama. 
"Semisal ada angka berbeda tentang kasus positif, di kami sudah turun di pusat belum. Nah sinkronisasi data yang sering terjadi, kemudian juga ada cara penghitungan yang berbeda pusat dengan daerah," sebutnya. 
Cek Berita dan Artikel yang lain di 
            
                
                
                    Google News
                
            Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(LDS)