Plh Gubernur Jawa Barat Uu Ruzhanul (kiri) meninjau daerah yang terdampak banjir di Kampung Dayeuhandap, Kelurahan Kota Kulon, Kecamatan Garut Kota, Kabupaten Garut, Minggu (17/7/2022). ANTARA/HO-Pemprov Jabar
Plh Gubernur Jawa Barat Uu Ruzhanul (kiri) meninjau daerah yang terdampak banjir di Kampung Dayeuhandap, Kelurahan Kota Kulon, Kecamatan Garut Kota, Kabupaten Garut, Minggu (17/7/2022). ANTARA/HO-Pemprov Jabar

Kerugian Banjir Bandang di Garut Capai Rp17 Miliar

Media Indonesia • 23 Juli 2022 16:56
Garut: Bencana banjir dan longsor yang telah terjadi di 14 kecamatan di Kabupaten Garut akibat meluapnya aliran Sungai Cimanuk dan Sungai Cikaengan. Sebanyak 90 Desa/Kelurahan dan 242 Kepala Keluarga (KK) atau 785 Jiwa harus mengungsi ke lokasi pengungsian.
 
Banjir bandang berdampak pada 6.314 KK atau 19.546 jiwa dan BPBD Kabupaten Garut melaporkan tercatat 4.035 unit rumah terdampak, 11 unit rumah di antaranya rusak berat, 13 kantor pemerintah rusak sedang, 10 kantor pemerintah rusak ringan, 2 unit fasilitas pendidikan rusak sedang dan 3 unit fasilitas Pendidikan rusak ringan serta 17.077 hektare kolam ikan milik warga terdampak.
 
Wakil Bupati (Wabup) Garut, Helmi Budiman mengatakan, bencana banjir dan longsor lalu tercatat kerugian sementara lebih dari Rp17 miliar. Kerugian tersebut diprediksi lebih besar karena dampaknya masih terus dihitung.
 
Baca: Plh Gubernur Jabar Sebut Pembabatan Hutan Sebabkan Banjir di Garut

"Untuk kerugian sementara baru terhitung ada Rp17 miliar dan di Kecamatan Banjarwangi sendiri tercatat 17 jembatan terdampak dan 7 di antaranya putus tapi yang lainnya terancam putus. Namun, dari jumlah itu yang sekarang ini bisa dilalui kendaraan roda empat antara lain 3 rawayan 4 jembatan permanen tetapi 10 jembatan lain terancam putus juga, kenapa? karena kakinya dan sayapnya habis, jadi ada 17 jembatan yang terkena dampak," katanya, Sabtu, 23 Juli 2022.

Ia mengatakan, perbaikan jembatan perlu segera dilakuka. Pasalnya, dikhawatirkan 10 sisanya itu juga bisa runtuh. Diprediksi anggaran yang dibutuhkan untuk perbaikan jembatan menelan anggaran Rp10 miliar.
 
"Kalau dilihat jembatannya ada 4 jembatan permanen kalau perbaikan 1 jembatan akan memakan anggaran Rp2 miliar itu sudah Rp8 miliar, belum lagi misalkan jembatan gantung katakanlah biaya perbaikan jembatan gantung Rp500 juta, kali 3 jembatan jumlahnya Rp1,5 miliar dan itu sudah hampir Rp10 miliar. Akan tetapi, untuk jembatan di sini, belum jembatan yang ada di Garut bagian utara dan tengah," ujarnya.
 
Menurutnya, fasilitas lainnya yang terdampak bencana seperti jalan, lahan milik warga dan termasuk hewan ternak terseret arus banjir dan kemudian juga ada 1 kecamatan yang 16 hektar sawahnya terkena banjir, ditambah lagi ikan kemudian ternak yang hilang.
 
Sementara itu, Kepala Desa Mulyajaya, Kecamatan Banjarwangi, Wawan mengatakan, salah satu jembatan yang terputus merupakan jembatan penghubung antar 3 dusun berada di Desa Mulyajaya dan Desa Wangunjaya tetapi di wilayahnya ada sekitar 850 kepala keluarga dengan 3.500 penduduk terdampak putusnya jembatan.
 
"Robohnya jembatan yang terjadi di desa, bukan terganggu lagi, inikan jalan desa paling vital dan paling banyak penggunanya, baik untuk ke pasar maupun ke luar kota, ke kantor desa, dan ke sekolah lewat jembatan sini, jembatan Desa Mulyajaya itu yang sering dipakai itu dua, tapi yang satu posisinya masih aman," tuturnya.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WHS)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan