Pelaksana Tugas Kepala Pusat Penguatan Karakter Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Hendarman. Istimewa
Pelaksana Tugas Kepala Pusat Penguatan Karakter Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Hendarman. Istimewa

Anak Muda Dituntut Tiru Semangat Kebhinekaan Para Pahlawan

Whisnu Mardiansyah • 07 November 2022 21:02
Bandung: Menyambut Hari Pahlawan yang jatuh setiap 10 November para generasi muda diingatkan kembali semangat dan nilai-nilai para pejuang dalam memperebutkan kemerdekaan Indonesia. Aplikasinya dapat diwujudkan pada masa kini dengan cara bersikap inklusif di tengah keberagaman.
 
Pelaksana Tugas Kepala Pusat Penguatan Karakter Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Hendarman, menyampaikan bahwa Indonesia adalah bangsa dan negara yang kuat karena kemajemukan dan keragaman suku, budaya, agama, dan ras.
 
“Indonesia juga memiliki semboyan Bhinneka Tunggal Ika yang sudah semestinya tidak hanya menjadi slogan tetapi harus menjadi perilaku sehari-hari dengan merealisasikan kesetaraan kepada sesama di antara perbedaan yang ada,” kata Hendarman dalam diskusi Tutur Berkualitas bertema 'Merdeka Setara, Indahnya Perbedaan' di Bandung, Jawa Barat, Senin, 7 November 2022.
 
Baca: Bus Trans Jatim Gratis Seharian pada Hari Pahlawan 10 November

Semangat keberagaman, kata Hendarman sudah ditunjukan oleh para pahlawan. Meski berbeda-beda suku, agama dan ras mereka dipersatukan oleh semangat ingin lepas dari jerat penjajahan. Persatuan itu timbul karena ada rasa saling mencintai dan menghargai.

“Kita dapat mencontoh perjuangan pahlawan pertempuran 10 November di Surabaya. Para pejuang berasal dari berbagai perbedaan, tapi mampu saling menghargai dan mencintai keberagaman yang ada, sehingga mampu tercipta  persatuan. Sekarang generasi muda dituntut bertindak seperti para pejuang agar menjadi penyampai pesan damai di mana pun berada,” ujar Hendarman.
 
Menurut Hendarman, Indonesia akan terus membutuhkan kaum muda yang mampu menggerakkan inklusivitas, mempunyai pola pikir dan sikap toleran, dan menciptakan kesetaraan kepada sesama sesuai Pancasila.
 
Salah satu narasumber dala  diskusi Nabila Ishma Nurhabibah, mahasiswi Universitas Padjadjaran sekaligus pegiat aksi kemanusiaan dan pendidikan menjabarkan bahwa keberagaman juga mencakup cara berpikir dan sifat yang bisa ditemui di Indonesia.
 
“Kita semua harus menyadari adanya perbedaan dari satu orang dengan orang lain dalam mengekspresikan sesuatu pemikirannya. Oleh karena itu, sudah sepatutnya kita memberikan kesempatan yang setara bagi semua manusia” ucap Nabila.
 
Narasumber kedua yakni Ganzerlana, musisi asal Rote Ndao, Nusa Tenggara Timur. Ia menuturkan, Indonesia mempunyai warisan dari para leluhur di antaranya musik tradisional yang patut diperkenalkan hingga ke penjuru dunia. 
 
“Alasan saya masih mempertahankan musik tradisional hingga kini, karena sebagai penerus leluhur sudah seharusnya dijaga, di mana mereka meninggalkan sebuah emas yang begitu indah yaitu musik tradisional yang perlu dikemas dan dipertahankan sehingga musik etnik dapat dikenal hingga ke seluruh penjuru dunia,” tutur Ganzerlana. 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WHS)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan