Yogyakarta: Total pengungsi dampak erupsi Gunung Merapi di Jawa Tengah dan Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), tercatat sebanyak 1.457 jiwa. Pengungsi ini didominasi kelompok rentan.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DIY, Biwara Yuswantana, mengatakan pengungsi di Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman hingga kini ada sebanyak 196 orang. Mereka merupakan warga Dusun Kalitengah Lor yang diungsikan di Balai Desa Glagaharjo.
"Dari 196 orang itu, terdiri dari 86 lansia, 24 anak-anak, 25 balita, ada ibu hamil, ibu menyusui, dan disabilitas," kata Biwara dalam konferensi pers di Pusdalops BPBD DIY, Jumat, 13 November 2020.
Baca: La Nina Diprediksi Pengaruhi Dampak Erupsi Gunung Merapi
Dia menjelaskan Dusun Kalitengah Lor menjadi kawasan rawan terdampak apabila Gunung Merapi erupsi. Daerah tersebut berjarak kurang dari lima kilometer dengan puncak Gunung Merapi.
Menurutnya pihaknya telah memulai mengajak warga mengaktifkan kembali desa tangguh bencana (Destana). Destana itu berada di kawasan Kecamatan Pakem, Kecamatan Cangkringan, dan Kecamatan Ngemplak. Beberapa desa tersebut masuk dalam kawasan rawan bencana.
"Di sektor tengah dan barat mulai diadakan persiapan, seperti pendataan. Di Turgo, ada 510 warga," jelasnya.
Pelaksana tugas (Plt) Kepala Pelaksana BPBD Jawa Tengah, Syafrudin, mengatakan total pengungsi di wilayahnya sebanyak 1.261 jiwa. Jumlah itu tersebar di wilayah Magelang, Boyolali, dan Klaten.
"Sejak status siaga (Gunung Merapi), gubernur sudah keliling di Klaten, Boyolali, dan Magelang. Selasa kemarin membuka kembali rencana kontigensi yang sudah kami susun untuk mengoordinasikan terkait kesiapsiagaan," ungkap Syafrudin.
Pengungsi terbanyak ada di kawasan Magelang dengan 808 jiwa. Kemudian diikuti Klaten dengan 325 jiwa dan Boyolali 128 jiwa. Pengungsi juga didominasi kelompok rentan, seperti lansia, anak-anak, dan difabel. Para pengungsi juga disertai pendamping, yakni relawan.
"Kami juga koordinasi dengan kantor-kantor Basarnas terdekat maupun di wilayah Jawa Tengah lain untuk siap apabila Merapi eskalasi meningkat. Lalu, kami juga koordinasi dengan berbagai instansi untuk menyiapkan logistik hingga dapur umum," ujar Syafrudin.
Yogyakarta: Total pengungsi dampak erupsi
Gunung Merapi di Jawa Tengah dan Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), tercatat sebanyak 1.457 jiwa. Pengungsi ini didominasi kelompok rentan.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DIY, Biwara Yuswantana, mengatakan pengungsi di Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman hingga kini ada sebanyak 196 orang. Mereka merupakan warga Dusun Kalitengah Lor yang diungsikan di Balai Desa Glagaharjo.
"Dari 196 orang itu, terdiri dari 86 lansia, 24 anak-anak, 25 balita, ada ibu hamil, ibu menyusui, dan disabilitas," kata Biwara dalam konferensi pers di Pusdalops BPBD DIY, Jumat, 13 November 2020.
Baca:
La Nina Diprediksi Pengaruhi Dampak Erupsi Gunung Merapi
Dia menjelaskan Dusun Kalitengah Lor menjadi kawasan rawan terdampak apabila Gunung Merapi erupsi. Daerah tersebut berjarak kurang dari lima kilometer dengan puncak Gunung Merapi.
Menurutnya pihaknya telah memulai mengajak warga mengaktifkan kembali desa tangguh bencana (Destana). Destana itu berada di kawasan Kecamatan Pakem, Kecamatan Cangkringan, dan Kecamatan Ngemplak. Beberapa desa tersebut masuk dalam kawasan rawan bencana.
"Di sektor tengah dan barat mulai diadakan persiapan, seperti pendataan. Di Turgo, ada 510 warga," jelasnya.
Pelaksana tugas (Plt) Kepala Pelaksana BPBD Jawa Tengah, Syafrudin, mengatakan total pengungsi di wilayahnya sebanyak 1.261 jiwa. Jumlah itu tersebar di wilayah Magelang, Boyolali, dan Klaten.
"Sejak status siaga (Gunung Merapi), gubernur sudah keliling di Klaten, Boyolali, dan Magelang. Selasa kemarin membuka kembali rencana kontigensi yang sudah kami susun untuk mengoordinasikan terkait kesiapsiagaan," ungkap Syafrudin.
Pengungsi terbanyak ada di kawasan Magelang dengan 808 jiwa. Kemudian diikuti Klaten dengan 325 jiwa dan Boyolali 128 jiwa. Pengungsi juga didominasi kelompok rentan, seperti lansia, anak-anak, dan difabel. Para pengungsi juga disertai pendamping, yakni relawan.
"Kami juga koordinasi dengan kantor-kantor Basarnas terdekat maupun di wilayah Jawa Tengah lain untuk siap apabila Merapi eskalasi meningkat. Lalu, kami juga koordinasi dengan berbagai instansi untuk menyiapkan logistik hingga dapur umum," ujar Syafrudin.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(DEN)