Kapolrestabes Makassar Kombes Endi Sutendi (memegang foto) bersama Kapolda Sulsel Irjen Muktiyono saat rilis di Makassar, Sulawesi Selatan -- MTVN/Andi Aan Pranata
Kapolrestabes Makassar Kombes Endi Sutendi (memegang foto) bersama Kapolda Sulsel Irjen Muktiyono saat rilis di Makassar, Sulawesi Selatan -- MTVN/Andi Aan Pranata

Bandar Narkoba Sulsel yang Ditembak Mati DPO 5 Tahun

Andi Aan Pranata • 29 Maret 2017 13:02
medcom.id, Makassar: Ruslan Hasan alias Cullang, 28, bandar besar narkoba yang tewas diterjang timah panas petugas Direktorat Narkoba Kepolisian Daerah Sulawesi Selatan, merupakan buron sejumlah kasus peredaran narkoba. Polda Sulsel menetapkannya dalam daftar pencarian orang (DPO) sejak lima tahun lalu.
 
"Dia salah satu bandar terbesar di wilayah kita ini," kata Kapolda Sulsel Irjen Muktiyono saat konferensi pers di Rumah Sakit Bhayangkara, Jalan Andi Mappaoudang, Makassar, Sulsel, Rabu, 29 Maret 2017.
 
Muktiyono menjelaskan, nama Cullang terkuak dari pengungkapan sejumlah kasus kepemilikan sabu-sabu di Makassar. Polisi pun intens mengejarnya tiga bulan terakhir.

Cullang menjadi target utama atas dugaan sebagai bandar besar dengan jaringan lintas kabupaten di Sulsel. Narkoba didatangkan dari luar negeri bekerja sama dengan jaringan internasional.
 
Salah satu kasus yang melibatkan Cullang, kata Muktiyono, adalah pengungkapan sabu seberat 9,8 kilogram oleh Polres Pelabuhan Makassar pada 31 Desember 2016. Dia disebut sebagai pemilik barang haram yang didatangkan dari Tarakan, Kalimantan Utara, itu. Dalam sebulan, Cullang disebut mengedarkan rata-rata 10 kilogram sabu-sabu di Sulsel.
 
"Tim khusus yang kita bentuk cukup sulit mengejar bandar ini. Dia cukup licin, berpindah tempat dan menggunakan beragam strategi dalam beraksi dan menghindari kejaran petugas," lanjut Muktiyono.
 
(Baca: Bandar Narkoba Ditembak Mati di Dada)
 
Sebelumnya, petugas Polda Sulsel menembak dada Ruslan saat dalam perjalanan ke Makassar pada Selasa malam, 28 Maret 2017. Dia berusaha kabur usai tertangkap di tempat persembunyiannya di Jalan Trans Mamuju Palu, Kecamatan Pasang Kayu, Mamuju Utara, Sulawesi Barat.
 
Cullang meninggal saat perjalanan ke rumah sakit. Saat diringkus, polisi menyita delapan ponsel serta sebilah badik. Diduga, ponsel tersebut digunakan untuk mempermudah pelarian serta mengatur bisnis narkoba ke rekanan. Bukti-bukti tengah diteliti untuk mengungkap pelaku lainnya.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(NIN)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan