Banda Aceh: Dua nelayan asal Kabupaten Aceh Utara, Aceh, bernama Asnawi dan Zuhdi diselamatkan oleh Polis Marin Malaysia. Keduanya hanyut selama 5 hari di laut akibat mengalami kerusakan boat.
Panglima Laot Aceh, Miftach Cut Adek, mengatakan peristiwa bermula ketika mereka melaut menggunakan boat tep-tep berukuran 3 GT dari perairan Krueng Geukueh.
"Ketika sedang melaut baut mesin patah. Mesin boat sempat diikat menggunakan tali tapi tidak tahan putus," kata Miftach, Rabu, 7 Februari 2024.
Pihaknya menerangkan, kedua nelayan tersebut memilih menghanyutkan diri bersama kapal mengikuti arus dan angin laut. Mereka akhirnya diselamatkan di perairan Kedah, Malaysia.
"Keberadaan mereka pertama kali diketahui oleh Yasin bin Bukhari, seorang pengusaha ikan asal Kembang Tanjung yang telah lama tinggal di Kedah. Saat ditemukan, Asnawi dan Zuhdi tidak membawa identitas apapun," ujarnya.
Miftach menjelaskan, pihaknya telah menghubungi keluarga kedua nelayan dan berkoordinasi dengan Kadis DKP Aceh Aliman serta pemerintah pusat untuk mengadvokasi mereka.
"Ini murni musibah," ujar Miftach.
Banda Aceh: Dua nelayan asal Kabupaten Aceh Utara, Aceh, bernama Asnawi dan Zuhdi diselamatkan oleh Polis Marin Malaysia. Keduanya hanyut selama 5 hari di laut akibat mengalami kerusakan boat.
Panglima Laot Aceh, Miftach Cut Adek, mengatakan peristiwa bermula ketika mereka melaut menggunakan boat tep-tep berukuran 3 GT dari perairan Krueng Geukueh.
"Ketika sedang melaut baut mesin patah. Mesin boat sempat diikat menggunakan tali tapi tidak tahan putus," kata Miftach, Rabu, 7 Februari 2024.
Pihaknya menerangkan, kedua nelayan tersebut memilih menghanyutkan diri bersama kapal mengikuti arus dan angin laut. Mereka akhirnya diselamatkan di perairan Kedah, Malaysia.
"Keberadaan mereka pertama kali diketahui oleh Yasin bin Bukhari, seorang pengusaha ikan asal Kembang Tanjung yang telah lama tinggal di Kedah. Saat ditemukan, Asnawi dan Zuhdi tidak membawa identitas apapun," ujarnya.
Miftach menjelaskan, pihaknya telah menghubungi keluarga kedua nelayan dan berkoordinasi dengan Kadis DKP Aceh Aliman serta pemerintah pusat untuk mengadvokasi mereka.
"Ini murni musibah," ujar Miftach.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ALB)