medcom.id, Jakarta: Kebahagiaan meliputi benak keluarga saat Hayati Lutfiah Hamid kembali dari kewajibannya menunaikan ibadah haji di Tanah Suci. Namun siapa sangka, kurang lebih sebulan berselang, Hayati meninggalkan keluarga. Hayati menjadi korban tewas dalam kecelakaan pesawat AirAsia QZ8501.
Hayati Lutfiah Hamid dapat diidentifikasi setelah tim dari KRI Bung Tomo mengevakuasi jenazahnya. Menurut Komandan KRI Bung Tomo, Kolonel Yayan, identifikasi berdasarkan pakaian ataupun identitas lain yang melekat pada jenazah.
"Ada kartu nama atas nama Hayati Lutfiah, dengan alamat Tegal Sari, Surabaya," kata Yayan dalam wawancara via telepon kepada Metrotv, Rabu (31/12/2014).
Saat ditemukan di perairan Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah, Hayati mengenakan celana jins biru, kaos hitam, rambut hitam panjang, dua gelang emas di tangan kanan, dua cincin emas di jari tangan kanan, dua cincin emas di jari kiri, memakai kalung emas, dan bersepatu cokelat. Diperkirakan, tinggi badannya sekitar 160 Cm dan usia sekitar 40 tahun.
Dari informasi yang dikumpulkan, Hayati baru saja menjalankan ibadah Haji pada November 2014. Ia dikenal sebagai sosok yang pendiam. Namun ia ramah pada teman-temannya.
Seorang jenazah perempuan lainnya diidentifikasi dengan nama Khairunisa Haidar Fauzi. Anak bungsu dari tiga bersaudara itu menjadi pramugari AirAsia sejak 2013.
Sebenarnya, perempuan yang lahir di Palembang pada 11 Mei 1992 itu terdaftar sebagai mahasiswi Universitas Fakultas Hukum Universitas Sriwijaya. Namun ia cuti kuliah sejak mulai bekerja di AirAsia.
Tim juga dapat mengidentifikasi seorang penumpang pria yang tewas dalam kecelakaan pesawat AirAsia itu. Namanya Kevin Alexander Soetjipto.
Pria asal Malang, Jawa Timur, itu tercatat sebagai mahasiswa Universitas Monash Melbourne, Australia. Ia berusia 21 tahun dengan tinggi badan kira-kira 150 Cm.
Mereka merupakan tiga dari tujuh jenazah yang sudah dievakuasi KRI Bung Tomo. Mereka menjadi korban saat pesawat AirAsia QZ8501 hilang kontak pada 28 Desember 2014.
Di hari ketiga pencarian, atau pada 30 Desember 2014, tim gabungan menemukan serpihan pesawat di selatan Pulau Kalimantan. Lokasi temuan itu masih dalam wilayah perairan Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah.
Proses evakuasi pun dilakukan. Petugas mengumpulkan benda-benda yang mengapung dan jenazah. Satu di antaranya kotak P3K yang bertuliskan AirAsia.
Pada pukul 15.55 Wib, dua jenazah mendarat di Bandara Juanda Sidoarjo, Jawa Timur, setelah pesawat milik TNI AU mengangkut dari Pangkalan Bun. Kini, kedua jenazah dibawa ke RS Bhayangkara Polda Jatim untuk proses identifikasi.
medcom.id, Jakarta: Kebahagiaan meliputi benak keluarga saat Hayati Lutfiah Hamid kembali dari kewajibannya menunaikan ibadah haji di Tanah Suci. Namun siapa sangka, kurang lebih sebulan berselang, Hayati meninggalkan keluarga. Hayati menjadi korban tewas dalam kecelakaan pesawat AirAsia QZ8501.
Hayati Lutfiah Hamid dapat diidentifikasi setelah tim dari KRI Bung Tomo mengevakuasi jenazahnya. Menurut Komandan KRI Bung Tomo, Kolonel Yayan, identifikasi berdasarkan pakaian ataupun identitas lain yang melekat pada jenazah.
"Ada kartu nama atas nama Hayati Lutfiah, dengan alamat Tegal Sari, Surabaya," kata Yayan dalam wawancara via telepon kepada
Metrotv, Rabu (31/12/2014).
.jpg)
Saat ditemukan di perairan Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah, Hayati mengenakan celana jins biru, kaos hitam, rambut hitam panjang, dua gelang emas di tangan kanan, dua cincin emas di jari tangan kanan, dua cincin emas di jari kiri, memakai kalung emas, dan bersepatu cokelat. Diperkirakan, tinggi badannya sekitar 160 Cm dan usia sekitar 40 tahun.
Dari informasi yang dikumpulkan, Hayati baru saja menjalankan ibadah Haji pada November 2014. Ia dikenal sebagai sosok yang pendiam. Namun ia ramah pada teman-temannya.
Seorang jenazah perempuan lainnya diidentifikasi dengan nama Khairunisa Haidar Fauzi. Anak bungsu dari tiga bersaudara itu menjadi pramugari AirAsia sejak 2013.
Sebenarnya, perempuan yang lahir di Palembang pada 11 Mei 1992 itu terdaftar sebagai mahasiswi Universitas Fakultas Hukum Universitas Sriwijaya. Namun ia cuti kuliah sejak mulai bekerja di AirAsia.
Tim juga dapat mengidentifikasi seorang penumpang pria yang tewas dalam kecelakaan pesawat AirAsia itu. Namanya Kevin Alexander Soetjipto.
Pria asal Malang, Jawa Timur, itu tercatat sebagai mahasiswa Universitas Monash Melbourne, Australia. Ia berusia 21 tahun dengan tinggi badan kira-kira 150 Cm.
Mereka merupakan tiga dari tujuh jenazah yang sudah dievakuasi KRI Bung Tomo.
Mereka menjadi korban saat pesawat AirAsia QZ8501 hilang kontak pada 28 Desember 2014.
Di hari ketiga pencarian, atau pada 30 Desember 2014, tim gabungan menemukan serpihan pesawat di selatan Pulau Kalimantan. Lokasi temuan itu masih dalam wilayah perairan Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah.
Proses evakuasi pun dilakukan. Petugas mengumpulkan benda-benda yang mengapung dan jenazah. Satu di antaranya kotak P3K yang bertuliskan AirAsia.
Pada pukul 15.55 Wib, dua jenazah mendarat di Bandara Juanda Sidoarjo, Jawa Timur, setelah pesawat milik TNI AU mengangkut dari Pangkalan Bun. Kini,
kedua jenazah dibawa ke RS Bhayangkara Polda Jatim untuk proses identifikasi. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(RRN)