Salah satu workshop Program Makmur untu petani. Dok. istimewa
Salah satu workshop Program Makmur untu petani. Dok. istimewa

21 Ribu Petani dari Berbagai Daerah Berhasil Garap 19 Hektare Lahan

Nur Azizah • 21 Desember 2021 01:25
Gresik: Sebanyak 21.344 petani tergabung dalam Program Makmur sepanjang tahun 2021. Luasan lahan yang digarap mencapai 19.421 hektare (ha) atau 121 persen dari target 16.000 ha. 
 
Direktur Operasi dan Produksi Petrokimia Gresik, Digna Jatiningsih, menyampaikan Program Makmur yang diinisasi Pupuk Indonesia dijalankan oleh seluruh anggota holding, termasuk Petrokimia Gresik, upaya menciptakan ekosistem yang mendukung petani dari hulu hingga hilir. Sehingga proses budi daya maupun pemasaran hasil pertanian berjalan optimal. 
 
“Program ini terbukti mampu meningkatkan produktivitas hasil pertanian di berbagai komoditas yang kami garap, mulai dari tanaman pangan, perkebunan, hingga hortikultura,” ujar Digna dalam keterangan tertulis, Senin, 20 Desember 2021. 

Program Makmur selama tahun 2021, menyasar komoditas padi (seluas 7.781 ha), tebu (5.728 ha), dan jagung (4.292 ha). Lalu, kelapa sawit (948 ha), benih kaagkung (532 ha), bawang merah (50 ha), tembakau (50 ha), porang (35 ha), dan melon (5 ha). 
 
“Mayoritas di Jawa Timur, yang merupakan wilayah terdekat dengan perusahaan. Kemudian Jawa Tengah dan Yogyakarta, disusul Jawa Barat, serta Sumatra,” ujar Digna. 
 
Melalui program ini, Petrokimia Gresik memberikan jaminan pasar dengan menghadirkan offtaker untuk melindungi anjloknya harga hasil pertanian apabila dijual ke tengkulak. Kemudian, menggandeng pihak asuransi untuk melindungi petani dari potensi gagal panen, serta bekerja sama dengan pihak perbankan sebagai pemberi modal. 
 
“Ketika produktivitas meningkat dan hasil pertanian terserap dengan baik, diharapkan kesejahteraan petani dapat terdongkrak dan tentunya stok pangan nasional juga terjaga,” ucapnya. 
 
Baca: Perusahaan BUMN Diminta Bikin Regulasi Pemerataan Ekonomi
 
Digna menyampaikan Program Makmur menjadi sarana edukasi agar petani terbiasa menggunakan pupuk non-subsidi, mengingat alokasi pupuk subsidi yang diberikan pemerintah jumlahnya terbatas. 
 
Di sisi lain, ada sejumlah kendala dalam menjalankan Program Makmur. Salah satunya, keterbatasan tenaga administrasi dan lapangan yang memiliki kualifikasi agronomis untuk kawalan lapangan. 
 
“Untuk itu kami mengadakan sejumlah workshop sebagai jawaban atas permasalahan tersebut untuk memastikan kawalan lapangan Program Makmur berjalan optimal,” ujar Digna.
 
Program Makmur diharapkan meningkat menjadi 85.000 ha di tahun 2022. Rinciannya, untuk komoditas padi, jagung, dan kedelai seluas 40.000 ha, kemudian tebu dan kelapa sawit seluas 37.000 ha, serta hortikultura sepeti bawang merah, benih, kentang, dan cabai seluas 8.000 ha.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WHS)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan