medcom.id, Jayapura: Dua anggota TNI ditahan di Merauke, Jayapura. Penahanan keduanya terkait dengan peluru yang menewaskan seorang bocah berusia enam tahun di Bandara Moppah, Merauke. Hingga berita ini dimuat, Selasa 10 Maret, keduanya masih menjalani pemeriksaan di POM Merauke.
Keduanya yaitu Kepala Pembekalan dan Angkutan Kodam (Kabekangdam) XVII/Cenderawasih Kolonel Cba Mursito Budi Utomo dan Praka Dedi Purwanto. Kolonel Mursito merupakan pemilik senjata yang pelurunya mengenai dua warga di Bandara Moppah. Sementara Praka Dedi adalah orang yang tak sengaja melepaskan peluru dari senjata atasannya itu.
Danrem Merauke Brigjen TNI Supatrodi mengatakan telah melaporkan kejadian itu ke Pangdam XVII Cenderawasih. Danrem mengatakan Pangdam meminta peristiwa itu diusut hingga tuntas.
Danrem menegaskan kejadian itu murni kelalaian. Namun demikian, lanjutnya, proses hukum tetap berlanjut.
"Kami tetap akan memproses keduanya sesuai peraturan yang berlaku," kata Danrem.
Peristiwa maut itu terjadi saat Protokoler Yonif 755/Yalet Praka Dedi Purwanto melakukan check in tiket dan barang milik atasannya, Kepala Pembekalan dan Angkutan Kodam (Kabekangdam) XVII Cendrawasih Kolonel Cba Mursito Budi Utomo yang akan terbang ke Jayapura, Senin pagi 9 Maret 2015.
Sesuai aturan penerbangan, Praka Dedi mengosongkan senjata milik Kolonel Cba Mursito di counter Lion Air. Praka Dedi bermaksud menitipkannya ke petugas pengamanan pesawat.
Saat mengosongkan peluru, senjata mengarah ke dinding. Picu ditarik. Ternyata masih ada peluru dalam pistol. Peluru lalu mengenai dinding yang terbuat dari triplek. Peluru menembus dinding.
Di balik dinding, Sugiono tengah duduk bersandar sambil memangku Novan. Peluru menembus tubuh Sugiono. Novan yang berada di pangkuan ayahnya pun terkena peluru. Bahkan, peluru bersarang di perutnya.
Praka Dedi beserta petugas bandara melarikan keduanya ke RSUD Merauke. Tim medis segera melakukan tindakan. Tak berapa lama kemudian, Novan meninggal. Keluarga kemudian mengebumikan Novan tak jauh dari rumahnya di Kelurahan Salor, Distrik Kurik, Merauke. Sementara Sugiono dalam kondisi stabil dan dievakuasi ke RS Cikini Jakarta.
medcom.id, Jayapura: Dua anggota TNI ditahan di Merauke, Jayapura. Penahanan keduanya terkait dengan
peluru yang menewaskan seorang bocah berusia enam tahun di Bandara Moppah, Merauke. Hingga berita ini dimuat, Selasa 10 Maret, keduanya masih menjalani pemeriksaan di POM Merauke.
Keduanya yaitu Kepala Pembekalan dan Angkutan Kodam (Kabekangdam) XVII/Cenderawasih Kolonel Cba Mursito Budi Utomo dan Praka Dedi Purwanto. Kolonel Mursito merupakan pemilik senjata yang pelurunya mengenai dua warga di Bandara Moppah. Sementara Praka Dedi adalah orang yang tak sengaja melepaskan peluru dari senjata atasannya itu.
Danrem Merauke Brigjen TNI Supatrodi mengatakan telah melaporkan kejadian itu ke Pangdam XVII Cenderawasih. Danrem mengatakan Pangdam meminta peristiwa itu diusut hingga tuntas.
Danrem menegaskan kejadian itu murni kelalaian. Namun demikian, lanjutnya, proses hukum tetap berlanjut.
"Kami tetap akan memproses keduanya sesuai peraturan yang berlaku," kata Danrem.
Peristiwa maut itu terjadi saat Protokoler Yonif 755/Yalet Praka Dedi Purwanto melakukan check in tiket dan barang milik atasannya, Kepala Pembekalan dan Angkutan Kodam (Kabekangdam) XVII Cendrawasih Kolonel Cba Mursito Budi Utomo yang akan terbang ke Jayapura, Senin pagi 9 Maret 2015.
Sesuai aturan penerbangan, Praka Dedi mengosongkan senjata milik Kolonel Cba Mursito di counter Lion Air. Praka Dedi bermaksud menitipkannya ke petugas pengamanan pesawat.
Saat mengosongkan peluru, senjata mengarah ke dinding. Picu ditarik. Ternyata masih ada peluru dalam pistol. Peluru lalu mengenai dinding yang terbuat dari triplek. Peluru menembus dinding.
Di balik dinding, Sugiono tengah duduk bersandar sambil memangku Novan. Peluru menembus tubuh Sugiono. Novan yang berada di pangkuan ayahnya pun terkena peluru. Bahkan, peluru bersarang di perutnya.
Praka Dedi beserta petugas bandara melarikan keduanya ke RSUD Merauke. Tim medis segera melakukan tindakan. Tak berapa lama kemudian, Novan meninggal. Keluarga kemudian mengebumikan Novan tak jauh dari rumahnya di Kelurahan Salor, Distrik Kurik, Merauke.
Sementara Sugiono dalam kondisi stabil dan dievakuasi ke RS Cikini Jakarta.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(RRN)