Gunungkidul: Petugas gabungan dari pemerintah Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta menjaring sejumlah mobil yang membawa hewan ternak positif antraks. Mobil itu dijaring saat berada di sejumlah area pasar hewan di wilayah tersebut.
"Tiga mobil (pengangkut ternak) ini dari wilayah endemik antraks. Ada dari Desa Gombang, Kecamatan Ponjong dan Desa Pucanganom, Kecamatan Rongkop," kata Kepala Bidang Peternakan Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Gunungkidul, Suseno Budi, di Gunungkidul, Senin, 20 Januari 2020.
Budi mengatakan pihaknya semula menghentikan tiga mobil tersebut saat hendak masuk ke Pasar Hewan Munggi. Menurut Budi pihaknya melarang masuknya hewan dari dua wilayah tersebut untuk sementara waktu.
Budi kembali mengatakan jika pihaknya juga menghentikan 12 unit mobil pengangkut ternak dalam kondisi yang sama. Belasan mobil itu dijaring saat akan masuk Pasar Hewan Siyonoharjo pada Minggu, 19 Januari 2020.
"Kami lakukan pengawasan sejak Minggu (19 Januari 2020) kemarin. Ini bersama Satpol PP, Polri, Dinas Perhubungan, dan TNI," jelas Budi.
Budi mengungkapkan aktivitas keluar-masuk hewan di dua pasar itu terus dalam pengawasan. Ia mengatakan dua pasar itu jadi yang terbesar di Gunungkidul. "Kami larang mobil (pengangkut ternak) dari lokasi endemik antraks masuk ke pasar. Kami langsung meminta mereka putar balik," ungkap Budi.
Budi menambahkan akan berupaya lakukan pengawasan saat dua pasar itu beraktivitas sesuai penanggalan Jawa. Adapun pasar Munggi akan ramai pada pasaran Kliwon, sementara Pasar Hewan Siyonoharjo saat pasaran Wage.
"Kami akan langsungkan pengawasan selama informasi bakteri antraks masih belum reda. Harapannya bisa mengurangi penyebaran virusnya," ungkap Budi.
Antraks di Gunungkidul memang sempat disebut pihak Dirjen Kementerian Kesehatan sebagai kejadian luar biasa (KLB). Sebanyak 27 orang positif antraks karena mengonsumsi daging hewan terpapar virus tersebut. 27 orang itu masih dalam tahap pemulihan.
Gunungkidul: Petugas gabungan dari pemerintah Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta menjaring sejumlah mobil yang membawa hewan ternak positif antraks. Mobil itu dijaring saat berada di sejumlah area pasar hewan di wilayah tersebut.
"Tiga mobil (pengangkut ternak) ini dari wilayah endemik antraks. Ada dari Desa Gombang, Kecamatan Ponjong dan Desa Pucanganom, Kecamatan Rongkop," kata Kepala Bidang Peternakan Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Gunungkidul, Suseno Budi, di Gunungkidul, Senin, 20 Januari 2020.
Budi mengatakan pihaknya semula menghentikan tiga mobil tersebut saat hendak masuk ke Pasar Hewan Munggi. Menurut Budi pihaknya melarang masuknya hewan dari dua wilayah tersebut untuk sementara waktu.
Budi kembali mengatakan jika pihaknya juga menghentikan 12 unit mobil pengangkut ternak dalam kondisi yang sama. Belasan mobil itu dijaring saat akan masuk Pasar Hewan Siyonoharjo pada Minggu, 19 Januari 2020.
"Kami lakukan pengawasan sejak Minggu (19 Januari 2020) kemarin. Ini bersama Satpol PP, Polri, Dinas Perhubungan, dan TNI," jelas Budi.
Budi mengungkapkan aktivitas keluar-masuk hewan di dua pasar itu terus dalam pengawasan. Ia mengatakan dua pasar itu jadi yang terbesar di Gunungkidul. "Kami larang mobil (pengangkut ternak) dari lokasi endemik antraks masuk ke pasar. Kami langsung meminta mereka putar balik," ungkap Budi.
Budi menambahkan akan berupaya lakukan pengawasan saat dua pasar itu beraktivitas sesuai penanggalan Jawa. Adapun pasar Munggi akan ramai pada pasaran Kliwon, sementara Pasar Hewan Siyonoharjo saat pasaran Wage.
"Kami akan langsungkan pengawasan selama informasi bakteri antraks masih belum reda. Harapannya bisa mengurangi penyebaran virusnya," ungkap Budi.
Antraks di Gunungkidul memang sempat disebut pihak Dirjen Kementerian Kesehatan sebagai kejadian luar biasa (KLB). Sebanyak 27 orang positif antraks karena mengonsumsi daging hewan terpapar virus tersebut. 27 orang itu masih dalam tahap pemulihan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(DEN)