Kegiatan upacara hari ulang tahun (HUT) ke 74 kemerdekaan Republik Indonesia di Tempat Pengelolahan Sampah Terpadu (TPST) Kecamatan Piyungan, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Sabtu, 17 Agustus 2019. Medcom.id/Ahmad Mustaqim
Kegiatan upacara hari ulang tahun (HUT) ke 74 kemerdekaan Republik Indonesia di Tempat Pengelolahan Sampah Terpadu (TPST) Kecamatan Piyungan, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Sabtu, 17 Agustus 2019. Medcom.id/Ahmad Mustaqim

Peringatan Hari Kemerdekaan di Tengah Lautan Sampah

Ahmad Mustaqim • 17 Agustus 2019 13:56
Bantul: Puluhan pemulung melakukan upacara hari ulang tahun (HUT) ke 74 kemerdekaan Republik Indonesia di Tempat Pengelolahan Sampah Terpadu (TPST) Kecamatan Piyungan, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Sabtu, 17 Agustus 2019. Dengan kemampuan pengetahuan seadanya, para pemulung menunjukkan memiliki nasionalisme yang besar. 
 
Para pemulung beserta sopir truk pengangkut sampah itu tampak antusias mengikuti proses upacara. Mereka tetap bisa khidmat kendati lokasi upacara berada di antara gunungan sampah dengan bau menyengat. 
 
Ketua Komunitas Pemulung Makaryo Adi Ngayogyokarto (Mardiko) TPST Piyungan, Maryono, mengatakan, petugas upacara memang disiapkan dengan seadanya. Maryono mengatakan para pemulung hampir semuanya tak memiliki pemahaman, misalnya soal baris-berbaris. 

Meskipun, ia mengakui upacara itu merupakan inisiatif kelompok pemulung sejak tiga tahun lalu. Dengan sekali alasan, baru terealisasi tahun ini. 
 
"Karena kami sangat kurang paham dengan Paskibraka dan akhirnya minta bantuan Polda DIY untuk membantu," kata dia usai kegiatan. 
 
Maryono menyadari pemulung jadi salah satu kelompok yang dipandang sebelah mata oleh publik. Namun, kata dia, pihaknya dan kelompok pemulung juga memiliki keinginan serupa. Menurutnya, petugas upacara berlatih selama tiga hari dengan bantuan Polda DIY. 
 
"Kami punya niatan dengan upacara ini teman-teman pemulung bisa punya semangat nasionalisme, semangat patriotisme serta memupuk rasa persatuan dan kesatuan," ujarnya. 
 
Baginya, hari kemerdekaan ini jadi refleksi agar mempersatukan pihak pemulung dengan pemerintah setempat. Sebab, beberapa kali pemulung menutup akses masuk TPST karena berbagai tuntutan yang tak kunjung dipenuhi. 
 
Maryono bersama kelompoknya bertekad memiliki kondisi perekonomian lebih baik. "Mungkin dengan membuka usaha, seperti pecel lele," katanya. 
 
Di lokasi yang sama, Kasubdit Bintibsos Ditbinmas Polda DIY, AKBP Sinungwati mengatakan pihaknya memfasilitasi pendampingan usai mendapat surat dari kelompok pemulung. Pendampingan ini baik untuk pasukan Paskibra serta inspektur upacara. 
 
Menurut dia, tak sulit membantu para pemulung menyiapkan upacara HUT ke 74 kemerdekaan RI ini. Ia menilai, kemerdekaan merupakan hak masyarakat dari berbagai golongan. 
 
"Mudah-mudahan upacara seperti ini bisa berlanjut, karena nasionalisme harus terus tumbuh," ucapnya. 

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ALB)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan