Surabaya: Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, meminta enam kabupaten mempercepat masa tanam kedua padi. Tujuannya untuk mengantisipasi krisis pangan akibat kemarau panjang dan pandemi covid-19 di paruh kedua tahun 2020.
"Prediksi BMKG dalam beberapa bulan ke depan akan terjadi kemarau panjang. Percepatan sebagai langkah antisipasi bersama, jangan sampai telat. Bulan Juni ini harus sudah mulai masuk tanam kembali," kata Khofifah, di Gedung Negara Grahadi, Surabaya, Selasa, 2 Juni 2020.
Keenam kabupaten tersebut yaitu, Kabupaten Ngawi, Tulungagung, Nganjuk, Tuban, Bojonegoro, dan Kabupaten Jember. Khofifah menganggap enam kabupaten tersebut memiliki potensi besar produksi padi, sehingga mampu menopang kebutuhan padi Jatim dan nasional.
Baca: Ratusan Hektare Tanaman Padi di Kulon Progo Diserang Hama Wereng
Menurut Khofifah, apabila petani mulai menanam benih, maka ketika memasuki kemarau, tanaman padi sudah besar dan tidak lagi membutuhkan banyak air. Adanya percepatan tanam, lanjut Khofifah, petani dapat menanam dan memanen tiga kali per tahun.
"Sebaliknya jika terlambat tanam, petani akan menghadapi ancaman kekurangan air pada musim kemarau ini," ujarnya.
Khofifah menekankan, bahwa percepatan ini sesuai dengan instruksi Presiden Joko Widodo dan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo. Pemprov bersama Pemerintah Daerah akan melakukan pengawasan pendistribusian benih dan penyaluran pupuk subsidi kepada petani.
"Kami Senin kemarin telah Rapat Koordinasi (Rakor) secara virtual bersama enam kepala daerah itu, dan Alhamdulillah seluruhnya siap mengawal dan memonitor jalannya masa tanam padi. Sehingga diharapkan Provinsi Jatim tetap menjadi lumbung pangan nasional," jelasnya.
Seperti diketahui, Provinsi Jatim merupakan salah satu wilayah berstatus lumbung pangan nasional, di mana memiliki luas panen pada semester I 2020 seluas 1.120.153 hektar. Sedangkan untuk produksi padi pada semester I ini diperkirakan mencapai 6.185.310 ton GKG atau setara dengan 4.066.348 ton beras.
"Sementara potensi konsumsi Jatim diperkirakan mencapai 2.133.143 ton beras. Sehingga pada Semester I 2020 ini surplus beras Jatim mencapai 1.933.205 ton beras," tukasnya.
Surabaya: Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, meminta enam kabupaten mempercepat masa tanam kedua padi. Tujuannya untuk mengantisipasi krisis pangan akibat kemarau panjang dan pandemi covid-19 di paruh kedua tahun 2020.
"Prediksi BMKG dalam beberapa bulan ke depan akan terjadi kemarau panjang. Percepatan sebagai langkah antisipasi bersama, jangan sampai telat. Bulan Juni ini harus sudah mulai masuk tanam kembali," kata Khofifah, di Gedung Negara Grahadi, Surabaya, Selasa, 2 Juni 2020.
Keenam kabupaten tersebut yaitu, Kabupaten Ngawi, Tulungagung, Nganjuk, Tuban, Bojonegoro, dan Kabupaten Jember. Khofifah menganggap enam kabupaten tersebut memiliki potensi besar produksi padi, sehingga mampu menopang kebutuhan padi Jatim dan nasional.
Baca: Ratusan Hektare Tanaman Padi di Kulon Progo Diserang Hama Wereng
Menurut Khofifah, apabila petani mulai menanam benih, maka ketika memasuki kemarau, tanaman padi sudah besar dan tidak lagi membutuhkan banyak air. Adanya percepatan tanam, lanjut Khofifah, petani dapat menanam dan memanen tiga kali per tahun.
"Sebaliknya jika terlambat tanam, petani akan menghadapi ancaman kekurangan air pada musim kemarau ini," ujarnya.
Khofifah menekankan, bahwa percepatan ini sesuai dengan instruksi Presiden Joko Widodo dan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo. Pemprov bersama Pemerintah Daerah akan melakukan pengawasan pendistribusian benih dan penyaluran pupuk subsidi kepada petani.
"Kami Senin kemarin telah Rapat Koordinasi (Rakor) secara virtual bersama enam kepala daerah itu, dan Alhamdulillah seluruhnya siap mengawal dan memonitor jalannya masa tanam padi. Sehingga diharapkan Provinsi Jatim tetap menjadi lumbung pangan nasional," jelasnya.
Seperti diketahui, Provinsi Jatim merupakan salah satu wilayah berstatus lumbung pangan nasional, di mana memiliki luas panen pada semester I 2020 seluas 1.120.153 hektar. Sedangkan untuk produksi padi pada semester I ini diperkirakan mencapai 6.185.310 ton GKG atau setara dengan 4.066.348 ton beras.
"Sementara potensi konsumsi Jatim diperkirakan mencapai 2.133.143 ton beras. Sehingga pada Semester I 2020 ini surplus beras Jatim mencapai 1.933.205 ton beras," tukasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(LDS)