Yogyakarta: Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta melarang aktivitas seniman angklung di kawasan Malioboro. Pelarangan itu berkaitan dengan Malioboro yang diajukan menjadi situs waris budaya UNESCO.
Penjabat Wali Kota Yogyakarta Sumadi mengatakan Malioboro sebagai bagian sumbu filosofis telah diajukan menjadi warisan budaya UNESCO. Menurut dia, musik tradisional angklung tidak berkategori kesenian lokal Jawa, khususnya Yoguakarta, sehingga tak diperkenankan.
"Kami harap komunitas (kesenian angklung) bisa memahaminya," kata Sumadi dihubungi, Senin, 17 April 2023.
Sumadi menjelaskan pengajuan Malioboro sebagai warisan budaya UNESCO telah masuk tahap verifikasi. Menurut dia, Yogyakarta menjadi wilayah satu-satunya yang mengajukan.
"Artinya pemerintah pusat pun perhatian. Dari tim UNESCO melakukan verifikasi dan ada catatan-catatan yang harus dipenuhi," kata dia.
Sumadi mengatakan komunitas musik angklung kini dalam tahap kurasi dengan musik tradisional Yogyakarta. Ia mengatakan Dinas Kebudayaan tengah proses kurasi kombinasi musik agar seniman tradisional itu bisa kembali beraktivitas di kawasan Malioboro.
"Kami juga koordinasi dengan Pemda (Pemerintah DIY). Kami berharap tahun 2023 ini ada keputusan menjadi warisan budaya tak benda," kata Sumadi.
Koordinator Grup Angklung Carekhal, Setiadi mengungkapkan mencoba memahami situasi. Ia menyatakan terus mengupayakan komunitasnya bisa segera beraktivitas di area Malioboro.
"Memang musik angklung bukan budaya (asli) Jogja, jadi harus dikombinasikan. Saya minta supaya segera dilakukan seperti itu (kurasi angklung dengan alat musim khas Yogyakarta)," jelasnya.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id
Yogyakarta: Pemerintah Kota (Pemkot)
Yogyakarta melarang aktivitas seniman
angklung di kawasan Malioboro. Pelarangan itu berkaitan dengan Malioboro yang diajukan menjadi situs waris budaya UNESCO.
Penjabat Wali Kota Yogyakarta Sumadi mengatakan
Malioboro sebagai bagian sumbu filosofis telah diajukan menjadi warisan budaya UNESCO. Menurut dia, musik tradisional angklung tidak berkategori kesenian lokal Jawa, khususnya Yoguakarta, sehingga tak diperkenankan.
"Kami harap komunitas (kesenian angklung) bisa memahaminya," kata Sumadi dihubungi, Senin, 17 April 2023.
Sumadi menjelaskan pengajuan Malioboro sebagai warisan budaya UNESCO telah masuk tahap verifikasi. Menurut dia, Yogyakarta menjadi wilayah satu-satunya yang mengajukan.
"Artinya pemerintah pusat pun perhatian. Dari tim UNESCO melakukan verifikasi dan ada catatan-catatan yang harus dipenuhi," kata dia.
Sumadi mengatakan komunitas musik angklung kini dalam tahap kurasi dengan musik tradisional Yogyakarta. Ia mengatakan Dinas Kebudayaan tengah proses kurasi kombinasi musik agar seniman tradisional itu bisa kembali beraktivitas di kawasan Malioboro.
"Kami juga koordinasi dengan Pemda (Pemerintah DIY). Kami berharap tahun 2023 ini ada keputusan menjadi warisan budaya tak benda," kata Sumadi.
Koordinator Grup Angklung Carekhal, Setiadi mengungkapkan mencoba memahami situasi. Ia menyatakan terus mengupayakan komunitasnya bisa segera beraktivitas di area Malioboro.
"Memang musik angklung bukan budaya (asli) Jogja, jadi harus dikombinasikan. Saya minta supaya segera dilakukan seperti itu (kurasi angklung dengan alat musim khas Yogyakarta)," jelasnya.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(NUR)
