Sampit: Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), Kalimantan Tengah, melakukan sejumlah langkah pencegahan dan penanggulangan terhadap kebakaran hutan dan lahan (Karhutla), di antaranya dengan menyiagakan pos desa.
Pemerintah kabupaten memberi arahan kepada pemerintah kecamatan meningkatkan kesiapsiagaan dalam mencegah dan menanggulangi Karhutla dengan mengoptimalkan kesiapan hingga ke tingkat desa.
"Hal paling utama saat ini adalah kerja sama sebagai kunci utama dalam menanggulangi karhutla," kata Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Kotawaringin Timur, Multazam, di Sampit, Rabu, 7 Juni 2023.
Dia menjelaskan Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur menetapkan Status Siaga Darurat Bencana Karhutla selama 60 hari terhitung sejak 23 Mei 2023. Wilayah dari Kecamatan Kota Besi hingga Teluk Sampit merupakan daerah rawan karhutla karena di bawahnya banyak tanah gambut.
Pemadaman kebakaran di lahan gambut lebih rumit karena api membakar hingga ke dalam tanah meski di permukaan terlihat padam. Efek kebakaran gambut juga lebih besar karena asap yang dihasilkannya lebih banyak sehingga bisa mengganggu.
"Kami dari BPBD Kabupaten Kotawaringin Timur mendorong RSA dan MPA diberikan bekal pemahaman dan kemampuan sumber daya manusianya. Ketika personel sudah komitmen maka penanganan karhutla akan lebih baik," jelas Multazam.
Adapun salah satu yang telah menindaklanjuti arahan pemerintah kabupaten, yakni Pemerintah Kecamatan Seranau. Seranau termasuk wilayah rawan karhutla lantaran sebaran lahan gambut cukup luas.
Untuk itu kecamatan yang terletak di seberang pusat Kota Sampit ini meningkatkan kewaspadaan untuk mencegah dan menanggulangi karhutla.
"Sudah dibentuk Satgas Karhutla di kecamatan dengan melibatkan semua unsur, termasuk TNI dan Polri. Satgas kecamatan memantau dan mengoordinasi pos-pos karhutla di desa dan kelurahan. Di sini ada empat desa dan satu kelurahan," kata Camat Seranau, Juliansyah.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news medcom.id
Sampit: Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim),
Kalimantan Tengah, melakukan sejumlah langkah pencegahan dan penanggulangan terhadap
kebakaran hutan dan lahan (Karhutla), di antaranya dengan menyiagakan pos desa.
Pemerintah kabupaten memberi arahan kepada pemerintah kecamatan meningkatkan kesiapsiagaan dalam mencegah dan menanggulangi
Karhutla dengan mengoptimalkan kesiapan hingga ke tingkat desa.
"Hal paling utama saat ini adalah kerja sama sebagai kunci utama dalam menanggulangi karhutla," kata Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Kotawaringin Timur, Multazam, di Sampit, Rabu, 7 Juni 2023.
Dia menjelaskan Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur menetapkan Status Siaga Darurat Bencana Karhutla selama 60 hari terhitung sejak 23 Mei 2023. Wilayah dari Kecamatan Kota Besi hingga Teluk Sampit merupakan daerah rawan karhutla karena di bawahnya banyak tanah gambut.
Pemadaman kebakaran di lahan gambut lebih rumit karena api membakar hingga ke dalam tanah meski di permukaan terlihat padam. Efek kebakaran gambut juga lebih besar karena asap yang dihasilkannya lebih banyak sehingga bisa mengganggu.
"Kami dari BPBD Kabupaten Kotawaringin Timur mendorong RSA dan MPA diberikan bekal pemahaman dan kemampuan sumber daya manusianya. Ketika personel sudah komitmen maka penanganan karhutla akan lebih baik," jelas Multazam.
Adapun salah satu yang telah menindaklanjuti arahan pemerintah kabupaten, yakni Pemerintah Kecamatan Seranau. Seranau termasuk wilayah rawan karhutla lantaran sebaran lahan gambut cukup luas.
Untuk itu kecamatan yang terletak di seberang pusat Kota Sampit ini meningkatkan kewaspadaan untuk mencegah dan menanggulangi karhutla.
"Sudah dibentuk Satgas Karhutla di kecamatan dengan melibatkan semua unsur, termasuk TNI dan Polri. Satgas kecamatan memantau dan mengoordinasi pos-pos karhutla di desa dan kelurahan. Di sini ada empat desa dan satu kelurahan," kata Camat Seranau, Juliansyah.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news medcom.id
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(DEN)