Ilustrasi/ Medcom
Ilustrasi/ Medcom

Prevalensi Stunting DIY Diklaim Mampu Sumbang Penurunan Angka Nasional

Ahmad Mustaqim • 31 Oktober 2023 10:19
Yogyakarta: Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menyebut prevalensi stunting di DIY terus menurun dari 21,46 persen menjadi 16,4 persen dalam periode 2018-2022. Angka itu disebut indikasi pada penurunan 14 persen target Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024.
 
Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X mengatakan intervensi gizi sensitif yang selama ini dilakukan dapat berkontribusi sampai 70 persen untuk keberhasilan perbaikan gizi masyarakat. Perbaikan gizi ini diharapkan bisa menunurunkan angka stunting. 
 
"Bupati/wali kota harus meningkatkan upaya menurunkan stunting melalui penambahan asupan protein hewani untuk ibu hamil maupun balita, dapur balita sehat/pos gizi, monev dan pendataan yang terintegrasi," kata Sri Sultan di Yogyakarta, Selasa, 31 Oktober 2023. 

Sri Sultan mengatakan bayi/balita akan menjadi generasi penerus yang berkontribusi pada pembangunan serta mendapatkan manfaat dari pencapaian Indonesia Emas 2045. Oleh karena itu, pihaknya sedang mengupayakan penanganan stunting melalui berbagai program dan inovasi, serta mendapatkan masukan dan saran dari berbagai pihak.
 
Sejumlah program yang dijalankan, di antaranya Ayunda Si Menik Makan Sego Ceting (Ayo Tunda Usia Menikah Semangat Gotong Royong Cegah Stunting). Program itu disebut menjadi salah satu inovasi penurunan stunting yang efektif karena mampu memetakan resiko terhadap ibu hamil dan bayi dengan baik. 
 
"Program ini telah disosialisasikan kepada 392 Lurah (kepala desa) kabupaten se-DIY. Penguatan kegiatan penanganan stunting adalah salah satu prioritas penting dari Peraturan Gubernur DIY Nomor 40 Tahun 2023, tentang Pelaksanaan Reformasi Kalurahan," kata dia. 
 
Sultan mengatakan penanganan stunting merupakan bagian dari Reformasi Pemberdayaan Masyarakat di desa yang dilandaskan pada prinsip inklusi sosial. Menurut dia, tidak boleh ada masyarakat yang dikesampingkan sesuai tujuan pembangunan berkelanjutan (SDG’s). 
 
"Saya harapkan OPD, Kabupaten/ Kota, Kalurahan, Kampus, stakeholder beserta masyarakat dapat mendukung upaya penurunan stunting sesuai perannya masing-masing,” ujar Sri Sultan.
 
Direktur Pusat Kebijakan dan Manajemen Kesehatan, FKKMK UGM, Andreasta Meliala, menyebutkan kontribusi DIY pada penurunan angka stunting nasional sangat memungkinkan. Ia menyebut hal ini bisa dilihat berdasarkan dari sumber daya di DIY, termasuk kondisi geografis. Ia menyebut banyak aktor yang bisa dilibatkan serta dilakukan aksi cepat melalui penggunaan data agar bisa menurunkan angka stunting dengan signifikan.
 
"Hak yang perlu diperkuat dua sisi, yakni adalah yang menerima benefit atau mereka yang beresiko untuk terkena stunting dan juga dari sisi pelayanannya. Nah, dua-duanya ini perlu diperhatikan karena melihat kondisi DIY ini sangat memungkinkan, untuk ke bagian yang mikro karena data sudah ada kemudian sistem kita juga sudah berjalan," ungkapnya. 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(NUR)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan