Bandung: Pemandangan tidak sedap terlihat dari perairan Sungai Citarum di Blok Desa Selacau Kecamatan Batujajar, Kabupaten Bandung Barat yang dipenuhi sampah. Bagian Sungai Citarum, tepatnya di bawah Jembatan BBS Batujajar tak lagi terlihat air mengalir, karena seluruh permukaannya dipenuhi berbagai jenis sampah plastik dan eceng gondok yang mengapung.
Berdasarkan hitungan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Jawa Barat, luasan sampah di sepanjang Sungai Citarum membentang sepanjang kurang lebih 3 kilometer dengan lebar badan sungai 60 meter.
"Kita hitung pakai densitas air 0,47 kilogram per meter kubik. Kurang lebih kalau dihitung tonase, walaupun enggak persis mungkin sekitar 100-200 ton sampah," kata Kepala DLH Jabar, Prima Mayaningtyas di sela-sela pembersihan sampah di Sungai Citarum, Rabu, 12 Juni 2024.
Ia menjelaskan, lautan sampah di permukaan sungai Citarum didominasi sampah plastik bekas bungkus makanan hingga 60 persen. Sampah-sampah tersebut diduga terbawa dari wilayah Kota Bandung, Kabupaten Bandung, dan Kota Cimahi.
"Kalau lihat dari komposisinya, sampah plastik cukup banyak. Kurang lebih 60 persen sampah plastik, selain gulma, eceng gondok dan sampah-sampah lain," ungkap Prima.
Menurut Prima, untuk mengangkat sampah sebanyak itu membutuhkan waktu lama sehingga pihaknya menggandeng Satgas Citarum Harum dan relawan kebersihan dari Bening Saguling untuk bergotong royong melakukan pembersihan.
"Nanti mungkin akan ditambah alat berat dari Satgas Citarum Harum, dari IP Saguling, dan dari leading sektor lain," ucapnya.
Di tempat yang sama, Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Barat, Bey Machmudin merasa prihatin dengan pemandangan sampah di Sungai Citarum. Ia menduga, sampah yang menutup Sungai Citarum akibat dari kebiasaan buruk masyarakat yang membuang sampah sembarangan, termasuk ke sungai.
"Salah satu kebiasaan buruk membuang sampah ke sungai, ya jadinya seperti ini. Ketika aliran air di hulu lancar bisa mengalirkan sampah ke hilir. Di hilir terjadi sedimentasi sehingga sampah tertahan," kata Bey.
Ia menyebut, untuk mengangkat sampah dari sungai butuh waktu sekitar seminggu. Pasalnya, volume sampah yang menutup sungai sangat banyak. "Banyak sekali sampahnya, mungkin butuh waktu seminggu untuk membersihkannya. Sampah-sampah ini berasal dari daerah Cekungan Bandung yang akhirnya bermuara di sini,' ujarnya.
Bey menambahkan, masalah sampah merupakan persoalan bersama, bukan hanya harus diatasi pemerintah maupun TNI. Oleh karenanya, swasta dan masyarakat secara lebih luas harus disiplin buang sampah pada tempatnya.
"Tidak bisa melulu menyalahkan pemerintah, karena sampah ini bukan dari pemerintah tapi justru dari masyarakat yang tidak disiplin membuang sampah pada tempatnya," jelasnya
Bandung: Pemandangan tidak sedap terlihat dari perairan
Sungai Citarum di Blok Desa Selacau Kecamatan Batujajar, Kabupaten Bandung Barat yang dipenuhi sampah. Bagian Sungai Citarum, tepatnya di bawah Jembatan BBS Batujajar tak lagi terlihat air mengalir, karena seluruh permukaannya dipenuhi berbagai jenis sampah plastik dan eceng gondok yang mengapung.
Berdasarkan hitungan
Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Jawa Barat, luasan sampah di sepanjang Sungai Citarum membentang sepanjang kurang lebih 3 kilometer dengan lebar badan sungai 60 meter.
"Kita hitung pakai densitas air 0,47 kilogram per meter kubik. Kurang lebih kalau dihitung tonase, walaupun enggak persis mungkin sekitar 100-200 ton sampah," kata Kepala DLH Jabar, Prima Mayaningtyas di sela-sela pembersihan sampah di Sungai Citarum, Rabu, 12 Juni 2024.
Ia menjelaskan, lautan sampah di permukaan sungai Citarum didominasi sampah plastik bekas bungkus makanan hingga 60 persen. Sampah-sampah tersebut diduga terbawa dari wilayah Kota Bandung, Kabupaten Bandung, dan Kota Cimahi.
"Kalau lihat dari komposisinya, sampah plastik cukup banyak. Kurang lebih 60 persen sampah plastik, selain gulma, eceng gondok dan sampah-sampah lain," ungkap Prima.
Menurut Prima, untuk mengangkat sampah sebanyak itu membutuhkan waktu lama sehingga pihaknya menggandeng Satgas Citarum Harum dan relawan kebersihan dari Bening Saguling untuk bergotong royong melakukan pembersihan.
"Nanti mungkin akan ditambah alat berat dari Satgas Citarum Harum, dari IP Saguling, dan dari leading sektor lain," ucapnya.
Di tempat yang sama, Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Barat, Bey Machmudin merasa prihatin dengan pemandangan sampah di Sungai Citarum. Ia menduga, sampah yang menutup Sungai Citarum akibat dari kebiasaan buruk masyarakat yang membuang sampah sembarangan, termasuk ke sungai.
"Salah satu kebiasaan buruk membuang sampah ke sungai, ya jadinya seperti ini. Ketika aliran air di hulu lancar bisa mengalirkan sampah ke hilir. Di hilir terjadi sedimentasi sehingga sampah tertahan," kata Bey.
Ia menyebut, untuk mengangkat sampah dari sungai butuh waktu sekitar seminggu. Pasalnya, volume sampah yang menutup sungai sangat banyak. "Banyak sekali sampahnya, mungkin butuh waktu seminggu untuk membersihkannya. Sampah-sampah ini berasal dari daerah Cekungan Bandung yang akhirnya bermuara di sini,' ujarnya.
Bey menambahkan, masalah sampah merupakan persoalan bersama, bukan hanya harus diatasi pemerintah maupun TNI. Oleh karenanya, swasta dan masyarakat secara lebih luas harus disiplin buang sampah pada tempatnya.
"Tidak bisa melulu menyalahkan pemerintah, karena sampah ini bukan dari pemerintah tapi justru dari masyarakat yang tidak disiplin membuang sampah pada tempatnya," jelasnya
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WHS)