Purworejo: Pasar Suronegaran, di Kecamatan Purworejo, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah ditutup selama dua hari, mulai Sabtu, 18 Juli 2020 hingga Minggu, 19 Juli 2020. Penutupan dilakukan lantaran dua pedagang positif covid-19.
"Selama ditutup, area pasar dilakukan sterilisasi oleh Dinas Kesehatan dengan menyemprotkan cairan disinfektan," ujar Kepala Pasar Suronegaran, Setyo Haryadi, Sabtu, 18 Juli 2020.
Setyo menuturkan, dua pedagang yang positif covid-19 adalah ibu dan anak, yakni inisial M, 50, warga Desa Brenggong, Purworejo dan anaknya, F, 26, warga Desa Krandengan, Bayan.
"Lapak keduanya bersebelahan," terangnya.
Dia melanjutkan, Dinas Kesehatan Purworejo akan melakukan swab tes ke sejumlah pedagang dan petugas pasar. Sebanyak 50 pedagangm dan 15 petugas segera dilakukan tes swab.
Baca: Penyebaran Klaster Migas di Bojonegoro
Sementara itu, Pemerintah Desa Krandegan, Kecamatan Bayan, Kabupaten Purworejo melakukan swab test massal usai dua warganya yang merupakan pedagang di Pasar Suronegaran dinyatakan positif covid-19. Sedikitnya 15 orang mengikuti swab test.
"Warga yang mengikuti swab test sempat melakukan kontak dengan dua warga positif covid-19," terang Kepala Desa Krandegan, Dwinanto.
Dia menambahkan, saat ini kondisi dua warganya yang positif covid-19 sehat. Keduanya melakukan isolasi mandiri dan dijaga 24 jam oleh Tim Desa Siaga.
"Semua kebutuhan makan serta kebutuhan lain selama isolasi ditanggung oleh Pemerintah Desa," ujar Dwinanto.
Ia menuturkan, covid-19 bukan aib, siapa saja bisa tertular. Warga harus memberikan dukungan dan doa bagi pasien positif covid-19.
"Kami mengimbau masyarakat tetap waspada dan selalu menerapkan protokol kesehatan. Seperti selalu menggunakan masker, mencuci tangan dengan sabun dan menjaga jarak fisik," ujarnya.
Juru Bicara Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Purworejo, Tolkha Amaruddin, mengatakan kasus positif covid-19 sebanyak 90 kasus. Dia merinci, 75 pasien sudah sembuh dan 15 sisanya positif.
"Rapid test massal dilakukan di sejumlah desa. Masih ada kuota 2.000 bagi masyarakat, dan ini akan kita maksimalkan," katanya.
Purworejo: Pasar Suronegaran, di Kecamatan Purworejo, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah ditutup selama dua hari, mulai Sabtu, 18 Juli 2020 hingga Minggu, 19 Juli 2020. Penutupan dilakukan lantaran dua pedagang positif covid-19.
"Selama ditutup, area pasar dilakukan sterilisasi oleh Dinas Kesehatan dengan menyemprotkan cairan disinfektan," ujar Kepala Pasar Suronegaran, Setyo Haryadi, Sabtu, 18 Juli 2020.
Setyo menuturkan, dua pedagang yang positif covid-19 adalah ibu dan anak, yakni inisial M, 50, warga Desa Brenggong, Purworejo dan anaknya, F, 26, warga Desa Krandengan, Bayan.
"Lapak keduanya bersebelahan," terangnya.
Dia melanjutkan, Dinas Kesehatan Purworejo akan melakukan swab tes ke sejumlah pedagang dan petugas pasar. Sebanyak 50 pedagangm dan 15 petugas segera dilakukan tes swab.
Baca: Penyebaran Klaster Migas di Bojonegoro
Sementara itu, Pemerintah Desa Krandegan, Kecamatan Bayan, Kabupaten Purworejo melakukan swab test massal usai dua warganya yang merupakan pedagang di Pasar Suronegaran dinyatakan positif covid-19. Sedikitnya 15 orang mengikuti swab test.
"Warga yang mengikuti swab test sempat melakukan kontak dengan dua warga positif covid-19," terang Kepala Desa Krandegan, Dwinanto.
Dia menambahkan, saat ini kondisi dua warganya yang positif covid-19 sehat. Keduanya melakukan isolasi mandiri dan dijaga 24 jam oleh Tim Desa Siaga.
"Semua kebutuhan makan serta kebutuhan lain selama isolasi ditanggung oleh Pemerintah Desa," ujar Dwinanto.
Ia menuturkan, covid-19 bukan aib, siapa saja bisa tertular. Warga harus memberikan dukungan dan doa bagi pasien positif covid-19.
"Kami mengimbau masyarakat tetap waspada dan selalu menerapkan protokol kesehatan. Seperti selalu menggunakan masker, mencuci tangan dengan sabun dan menjaga jarak fisik," ujarnya.
Juru Bicara Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Purworejo, Tolkha Amaruddin, mengatakan kasus positif covid-19 sebanyak 90 kasus. Dia merinci, 75 pasien sudah sembuh dan 15 sisanya positif.
"Rapid test massal dilakukan di sejumlah desa. Masih ada kuota 2.000 bagi masyarakat, dan ini akan kita maksimalkan," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(LDS)