medcom.id, Surabaya: Tim DVI kembali merilis identitas satu jenazah korban AirAsia QZ8501. Jadi hingga Kamis (8/1/2015), jumlah korban yang sudah teridentifikasi yaitu 25 jenazah.
Kepala Tim DVI Polda Jawa Timur (Jatim) Kombes Budiyono mengakui masih banyak korban yang belum teridentifikasi. Hingga berita ini diturunkan, RS Bhayangkara Polda Jawa Timur menerima 39 jenazah. Dengan kata lain, 14 jenazah masih dalam proses identifikasi.
"Total 25 bisa diidentifikasi. Sisanya PR (pekerjaan rumah) bagi kami," kata Budiyono dalam jumpa pers di RS Bhayangkara Polda Jatim di Surabaya.
Budiyono mengatakan identifikasi bergantung pada data antemortem dan postmortem. Kalau salah satu belum lengkap, tentu tidak ada kesamaan.
"Identifikasi bukan target waktu tapi ketepatan," ujar Budiyono
Satu jenazah yang dapat teridentifikasi yaitu atas nama Djoko Suseno. Jenazah dengan label 025 itu diidentifikasi berdasarkan kecocokan data sidik jari pada antemortem dan postmortem. Korban berjenis kelamin laki-laki, berusia 43 tahun, dan warga Sidoarjo.
Selain itu, tim DVI juga menyiapkan autopsi untuk keperluan investigasi kecelakaan. Autopsi bertujuan mengetahui penyebab dan waktu kematian. Namun, ungkapnya, proses investigasi itu harus mendalam. Lalu, informasi hasil autopsi diserahkan kepada Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT).
"Makanya DVI belum mau ungkapin kapan waktu kematian jenazah ke publik. Bahkan keluarga pun baru bisa diberi tahu setelah investigasi seluruhnya rampung," tambah Budiyono.
medcom.id, Surabaya: Tim DVI kembali merilis identitas satu jenazah korban AirAsia QZ8501. Jadi hingga Kamis (8/1/2015), jumlah korban yang sudah teridentifikasi yaitu 25 jenazah.
Kepala Tim DVI Polda Jawa Timur (Jatim) Kombes Budiyono mengakui masih banyak korban yang belum teridentifikasi. Hingga berita ini diturunkan, RS Bhayangkara Polda Jawa Timur menerima 39 jenazah. Dengan kata lain, 14 jenazah masih dalam proses identifikasi.
"Total 25 bisa diidentifikasi. Sisanya PR (pekerjaan rumah) bagi kami," kata Budiyono dalam jumpa pers di RS Bhayangkara Polda Jatim di Surabaya.
Budiyono mengatakan identifikasi bergantung pada data antemortem dan postmortem. Kalau salah satu belum lengkap, tentu tidak ada kesamaan.
"Identifikasi bukan target waktu tapi ketepatan," ujar Budiyono
Satu jenazah yang dapat teridentifikasi yaitu atas nama Djoko Suseno. Jenazah dengan label 025 itu diidentifikasi berdasarkan kecocokan data sidik jari pada antemortem dan postmortem. Korban berjenis kelamin laki-laki, berusia 43 tahun, dan warga Sidoarjo.
Selain itu, tim DVI juga menyiapkan autopsi untuk keperluan investigasi kecelakaan. Autopsi bertujuan mengetahui penyebab dan waktu kematian. Namun, ungkapnya, proses investigasi itu harus mendalam. Lalu, informasi hasil autopsi diserahkan kepada Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT).
"Makanya DVI belum mau ungkapin kapan waktu kematian jenazah ke publik. Bahkan keluarga pun baru bisa diberi tahu setelah investigasi seluruhnya rampung," tambah Budiyono.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(RRN)