Pasuruan: Warga Kecamatan Tosari, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur, kondusif usai perusakan tiga Padmasari di Gua Widodaren, di kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru. Seluruh umat Hindu dan masyarakat suku Tengger di wilayah tersebut tetap tenang dan damai.
"Saya sudah keliling ke masing-masing tokoh adat, dukun-dukun adat, mereka tidak mempermasalahkan. Tidak ada yang menuduh orang-orang tertentu, tidak ada," kata Camat Tosari, Hari Hijroh Saputro, saat dikonfirmasi Medcom.id, Selasa, 10 Desember 2019.
Hari mengaku telah mengumpulkan seluruh tokoh adat, tokoh pemuda, dukun adat, dan kepala desa se-Kecamatan Tosari. Mereka dikumpulkan untuk menyamakan persepsi dalam menanggapi peristiwa rusaknya tiga Padmasari tersebut.
"Enggak ada gejolak sama sekali. Tidak ada sedikit pun dari warga yang gejolak terkait dengan adanya perusakan yang ada di Gua Widodaren itu," jelasnya.
Hari menambahkan penyebab kerusakan tiga Padmasari masih diselidiki polisi. Pihaknya belum menerima informasi lebih lanjut terkait kelanjutan penyelidikan.
"Masyarakat menyerahkan semuanya kepada pihak berwajib," bebernya.
Kasubbag Data Evaluasi Pelaporan dan Humas Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (BB-TNBTS), Sarif Hidayat, mengatakan tiga Padmasari yang rusak tersebut berada di wilayah BB-TNBTS. Pihaknya mengutuk keras kejadian perusakan Padmasari di Gua Widodaren tersebut.
"BB-TNBTS prinsipnya menjunjung tinggi adat budaya dan kepercayaan masyarakat Tengger yang sudah menjadi bagian dari pengelolaan TNBTS," katanya.
Sarif berharap para pihak menjaga suasana situasi dan tetap kondusif. Warga diminta menahan diri dengan tidak membuat pernyataan yang akan menimbulkan multitafsir serta kegaduhan.
"Kami juga mendukung dan mendorong pihak berwajib untuk menyelidiki kejadian tersebut sehingga menjadi terang benderang serta diketahui modus, motif dan pelaku kejadian tersebut," tandasnya.
Tiga Padmasari di Gua Widodaren, Tosari, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur, diduga dirusak. Tempat suci umat Hindu dan suku Tengger tersebut awalnya diketahui rusak pada Sabtu, 7 Desember 2019.
Pasuruan: Warga Kecamatan Tosari, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur, kondusif usai
perusakan tiga Padmasari di Gua Widodaren, di kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru. Seluruh umat Hindu dan masyarakat suku Tengger di wilayah tersebut tetap tenang dan damai.
"Saya sudah keliling ke masing-masing tokoh adat, dukun-dukun adat, mereka tidak mempermasalahkan. Tidak ada yang menuduh orang-orang tertentu, tidak ada," kata Camat Tosari, Hari Hijroh Saputro, saat dikonfirmasi Medcom.id, Selasa, 10 Desember 2019.
Hari mengaku telah mengumpulkan seluruh tokoh adat, tokoh pemuda, dukun adat, dan kepala desa se-Kecamatan Tosari. Mereka dikumpulkan untuk menyamakan persepsi dalam menanggapi peristiwa rusaknya tiga Padmasari tersebut.
"Enggak ada gejolak sama sekali. Tidak ada sedikit pun dari warga yang gejolak terkait dengan adanya perusakan yang ada di Gua Widodaren itu," jelasnya.
Hari menambahkan penyebab kerusakan tiga Padmasari masih diselidiki polisi. Pihaknya belum menerima informasi lebih lanjut terkait kelanjutan penyelidikan.
"Masyarakat menyerahkan semuanya kepada pihak berwajib," bebernya.
Kasubbag Data Evaluasi Pelaporan dan Humas Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (BB-TNBTS), Sarif Hidayat, mengatakan tiga Padmasari yang rusak tersebut berada di wilayah BB-TNBTS. Pihaknya mengutuk keras kejadian perusakan Padmasari di Gua Widodaren tersebut.
"BB-TNBTS prinsipnya menjunjung tinggi adat budaya dan kepercayaan masyarakat Tengger yang sudah menjadi bagian dari pengelolaan TNBTS," katanya.
Sarif berharap para pihak menjaga suasana situasi dan tetap kondusif. Warga diminta menahan diri dengan tidak membuat pernyataan yang akan menimbulkan multitafsir serta kegaduhan.
"Kami juga mendukung dan mendorong pihak berwajib untuk menyelidiki kejadian tersebut sehingga menjadi terang benderang serta diketahui modus, motif dan pelaku kejadian tersebut," tandasnya.
Tiga Padmasari di Gua Widodaren, Tosari, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur, diduga dirusak. Tempat suci umat Hindu dan suku Tengger tersebut awalnya diketahui rusak pada Sabtu, 7 Desember 2019.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(LDS)