Pasuruan: Ketua DPRD Kota Pasuruan Jawa Timur, Ismail Marzuki, mendesak Pemerintah Kota Pasuruan mempercepat perbaikan sekolah di SDN Gentong, Kota Pasuruan. Pemerintah Kota Pasuruan disarankan menggunakan dana taktis untuk memperbaiki bangunan sekolah yang ambruk.
"Besok kami akan memanggil sekretaris daerah (Sekda) Kota Pasuruan dan juga organisasi perangkat daerah yang lain, termasuk inspektorat untuk membahas langkah apa yang harus dilakukan untuk perbaikan sekolah tersebut," ujar Ismail Marzuki di sela mengunjungi SDN Gentong, Kota Pasuruan, Rabu, 6 November 2019.
Ismail mengaku tak tahu pasti terakhir kali sekolah nahas itu direnovasi. Dia memastikan bakal memanggil semua organisasi perangkat daerah (OPD) untuk mendalami ambruknya sekolah yang menewaskan guru dan siswa itu.
"Masih simpang siur. Ada yang mengatakan renovasi dilakukan 2017, 2016 bahkan ada yang bilang 2012," jelaskan.
Dia menegaskan eksekutif harusnya memiliki konsultan pengawas dalam setiap pembangunan yang dilakukan. Dengan begitu hal buruk bisa diminimalisasi.
"OPD kan punya konsultan pengawas. Itu harus dimaksimalkan. Jika dari eksekutif yang bertanggungjawab adalah pelaksana kegiatan, kalau ada indikasi kurang bagus harusnya konsultan pengawas mengawal dari awal. Mekanisme nya seperti apa besok akan kita tanyakan," tambahnya.
Ismail mengungkap yang terpenting saat ini adalah pengembalian trauma siswa dan pengajar di sekolah tersebut. Dia menyakini insiden nahas itu menyisakan luka mendalam untuk pihak sekolah dan keluarga korban.
"Anak-anak merupakan aset masa depan bangsa. Trauma itu yang harus kita benahi sekarang," tandasnya.
Pasuruan: Ketua DPRD Kota Pasuruan Jawa Timur, Ismail Marzuki, mendesak Pemerintah Kota Pasuruan mempercepat perbaikan sekolah di
SDN Gentong, Kota Pasuruan. Pemerintah Kota Pasuruan disarankan menggunakan dana taktis untuk memperbaiki bangunan sekolah yang ambruk.
"Besok kami akan memanggil sekretaris daerah (Sekda) Kota Pasuruan dan juga organisasi perangkat daerah yang lain, termasuk inspektorat untuk membahas langkah apa yang harus dilakukan untuk perbaikan sekolah tersebut," ujar Ismail Marzuki di sela mengunjungi SDN Gentong, Kota Pasuruan, Rabu, 6 November 2019.
Ismail mengaku tak tahu pasti terakhir kali sekolah nahas itu direnovasi. Dia memastikan bakal memanggil semua organisasi perangkat daerah (OPD) untuk mendalami ambruknya sekolah yang menewaskan guru dan siswa itu.
"Masih simpang siur. Ada yang mengatakan renovasi dilakukan 2017, 2016 bahkan ada yang bilang 2012," jelaskan.
Dia menegaskan eksekutif harusnya memiliki konsultan pengawas dalam setiap pembangunan yang dilakukan. Dengan begitu hal buruk bisa diminimalisasi.
"OPD kan punya konsultan pengawas. Itu harus dimaksimalkan. Jika dari eksekutif yang bertanggungjawab adalah pelaksana kegiatan, kalau ada indikasi kurang bagus harusnya konsultan pengawas mengawal dari awal. Mekanisme nya seperti apa besok akan kita tanyakan," tambahnya.
Ismail mengungkap yang terpenting saat ini adalah pengembalian trauma siswa dan pengajar di sekolah tersebut. Dia menyakini insiden nahas itu menyisakan luka mendalam untuk pihak sekolah dan keluarga korban.
"Anak-anak merupakan aset masa depan bangsa. Trauma itu yang harus kita benahi sekarang," tandasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(LDS)