Ciamis: Jembatan gantung sepanjang 33 meter yang berada di Kampung Turalak, Desa Sukamaju, Kecamatan Baregbeg, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, roboh. Peristiwa ini mengakibatkan puluhan siswa pelajar SMP Al Huda Turalak tercebur sungai Cileueur dan dilarikan ke Puskesmas.
Pengurus Pondok Pesantren (Ponpes) Al Huda Turalak Ahmad Solihin mengatakan puluhan siswa kelas 7 berencana akan mengikuti acara botram (makan bersama) di bibir Sungai Cileueur. Namun, ketika melintas dan sebagian siswa sibuk selfie dan tiba-tiba jembatan roboh.
"Saya tidak mengetahui persis berapa jumlah santri berada di atas jembatan tersebut, meski jumlahnya itu ada 60 santri siswa kelas 7 tidak semuanya ikut ke lokasi kejadian dan mereka beruntung masih selamat," kata Solihin, Sabtu, 26 Maret 2022.
Sejumlah siswa mengalami luka-luka lebam pada bagian kaki dan tangan. Sementara itu, Ketua Ponpes AL Huda Turalak KH Asep mengatakan musibah ini menjadi pembelajaran bagi semua.
Baca: Begini Penampakan Dua Jembatan Gantung di Jawa Tengah
Asep mengaku sudah memberikan arahan agar pengurus ponpes lebih hati-hati dan koordinasi ketika akan melakukan kegiatan di luar. Ia tidal akan menyalahkan siapa-siapa.
"Kami tidak akan menyalahkan siapa pun tapi kejadian ini menjadi pembelajaran bagi kita semua, yang penting pihak pemerintah desa juga segera memperbaiki jembatan dengan kontruksi yang lebih kuat supaya tidak ada lagi warga menjadi korban di kemudian hari," ujarnya.
Sementara itu, Kepala Desa Sukamaju Dede Rahman mengungkapkan jembatan gantung masih dalam proses pengerjaan. Sumber dana pembangunan berasal dari Pemerintah Provinisi Jabar senilai Rp319 juta. Pembangunan tersebut masih dalam pengerjaan dan belum diuji coba.
Ciamis:
Jembatan gantung sepanjang 33 meter yang berada di Kampung Turalak, Desa Sukamaju, Kecamatan Baregbeg, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat,
roboh. Peristiwa ini mengakibatkan puluhan siswa pelajar SMP Al Huda Turalak tercebur sungai Cileueur dan dilarikan ke Puskesmas.
Pengurus Pondok Pesantren (Ponpes) Al Huda Turalak Ahmad Solihin mengatakan puluhan siswa kelas 7 berencana akan mengikuti acara botram (makan bersama) di bibir Sungai Cileueur. Namun, ketika melintas dan sebagian siswa sibuk selfie dan tiba-tiba jembatan roboh.
"Saya tidak mengetahui persis berapa jumlah santri berada di atas jembatan tersebut, meski jumlahnya itu ada 60 santri siswa kelas 7 tidak semuanya ikut ke lokasi kejadian dan mereka beruntung masih selamat," kata Solihin, Sabtu, 26 Maret 2022.
Sejumlah siswa mengalami luka-luka lebam pada bagian kaki dan tangan. Sementara itu, Ketua Ponpes AL Huda Turalak KH Asep mengatakan musibah ini menjadi pembelajaran bagi semua.
Baca:
Begini Penampakan Dua Jembatan Gantung di Jawa Tengah
Asep mengaku sudah memberikan arahan agar pengurus ponpes lebih hati-hati dan koordinasi ketika akan melakukan kegiatan di luar. Ia tidal akan menyalahkan siapa-siapa.
"Kami tidak akan menyalahkan siapa pun tapi kejadian ini menjadi pembelajaran bagi kita semua, yang penting pihak pemerintah desa juga segera memperbaiki jembatan dengan kontruksi yang lebih kuat supaya tidak ada lagi warga menjadi korban di kemudian hari," ujarnya.
Sementara itu, Kepala Desa Sukamaju Dede Rahman mengungkapkan jembatan gantung masih dalam proses pengerjaan. Sumber dana pembangunan berasal dari Pemerintah Provinisi Jabar senilai Rp319 juta. Pembangunan tersebut masih dalam pengerjaan dan belum diuji coba.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(NUR)